Prinsip-Prinsip Dasar Tes Hasil Belajar
Monday, February 10, 2020
Wawasan Pendidikan; pada postingan sebelumnya telah dibahas tentang Pengertian Evaluasi Pencapaian Hasil Belajar Siswa dimana cakupannya tidak hanya menyangkut aspek-aspek kognitifnya tetapi juga mengenai aplikasi atau performance, aspek afektif yang menyangkut sikap serta internalisasi nili-nilai yang perlu ditanamkan dan dibina melalui mata ajaran atau mata kuliah yang telah diberikannya. nah, kali ini sobat pendidikan akan membahas tentang Prinsip-Prinsip Dasar Tes Hasil Belajar
Ada beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatiakan di dalam menyususun tes hasil belajar agar tes tersebut benar-benar dapat mengukur tujuan pelajaran yang telah diajarkan, atau mengukur kemampuan dan keterampilan siswa yang digarapkan setelah siswa menyelesaikan suatu unit pengajaran terteentuh.
1. Tes tersebut hendaknya dapat mengukur secara jelas hasil belajar (learning aoucomes) yang telah ditetapkan sesuai dengaan tujuan intruksional bahwa tujuan merupakan landasan dan sekaligus sebagai penentuan kriteria penilaiannya. Jika tujuan tidak jelas, maka penilaian terhadap hasil belajar pun akan tidak terarah sehingga akhirnya hasil penilaian tidak mencermingkan isi pengetahuan atau keterampilan siswa yang sebenarnya. Dengan kata lain, hasil penilaian menjadi tdk valid, yaitu tdk mengukur apa yang sebenarnya harus diukur. Oleh karena itu, untuk dapat menyusun teks yang baik, setiap guru harus dapat merumuskan tujuan dengan jelas, terutama tujuan intruksional khusus (TIK) sehingga memudahkan baginya untuk menyusun soal-soal tes yang relevan untuk mengukur pencapaian tujuan yang telah dirumuskannya.
2. Mengkurur sampel yang respentatif dari hasil belajar dan bahan pelajaran yang telah diajarkan. Kita telah mengetahui bahwa bahan pelajaran yang telah diajarkan dalam jangka waktu tertentu baik dalam satu jam pertemuan atau pun dalam beberapa jam pertemuan –tidak mungkin dapat kita ukur atau kita nilai keseluruhannya. Oleh karena itu, dalam rangka mengevaluasi hasil belajar siswa, kita hanya dapat mengambil beberapa sampel hasil belajar yang dianggap penting dan dapat mewakili seluruh pormance yang telah diperoleh selama siswa mengikuti suatu unit pengaajaran. Dengan demikian tes yang kita susun haruslah mencangkup soal-soal yang dianggap dapat mewakili seluruh perfonmance hasil belajar siswa, sesuai dengan tujuan intruksionalyang telah dirumuskan. Makin banyak bahan yang telah diajarkan, makin sulit guru untuk menentukan dan memilih soal-soal tes yang benar-benar representatif. Oleh karena itu pula maka dianjurkan agar penilaian dilakukan secara sedapat mungkin setiap akhir akhir pelajaran atau setiap selesai suatu unit bahan pelajaran tertentu.
Di samping itu, untuk dapat menyusun soal-soal tes yang benar-benar merupakan sampel yang reprensentatif dalam mengukur hasil belajar siswa, guru hendaknya menyusun terlebih dahulu tabe spesifikasi (blue-print atau kisi-kisi) yang memuat rincian topik atau subtopik dari bahan pelajaran yang telah diajarkan dan penentuan jumlah serta jenis soal yang disesuaikan dengan tujuan khusus dari setiap topik yang bersangkutan.
3. Mencangkup bermacam-macam bentuk sol yang benar-benar cocok untuk mengukur hasil belajar yang diingingkan sesuai dengan tujuan. Kita telah mempelajari bahwa tujuan pengajaran itu bermacam-macam jenis dan tingkat kesukarannya. Hasil belajar dari tiap-tiap topik bahan pelajaran tidak selalu sama. Dari bloom kita mengenal adanya hasil belajar yang berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan. Dan ketiga jenis hasil belajar itu masih dapat dirinci lagi menjadi bermacam-macam pengetahuan yang dapat dikembangkan di daalam setiap pengajaran.
Untuk dapat mengukur bermacam-macam pormance hasil belajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran yang diharapkan diperlukan kecakapan menyusun berbagai bentuk soal dan alat evluasi. Untuk mengukur hasil belajar yang berupa keterampilan, misalnya tidak tepat jika hanya menggunakan soal essay yang jawabannya hanya menguraikan dan bukan melakukan atau mepraktekkan sesutu. Demikian pula untuk mengukur kemampuan menganalisis suatu prinsip tidak cocok jika digunakan bentuk soal objektif yang hanya menuntut jawaban dengan mengigat atau re call. Setip jenis alat evaluasi dan setiap macam bentuk soal hanya cocok untuk mengukur suaatu jenis kemampuan tertentu. Oleh karena itu, penyusunan suatu tes harus disesuaikan dengan jenis kemampuan hasil belajar yang hendak diukur dengan tes tersebut.
4. Didesain sesuai dengan kegunaanya untuk memperoleh hasil yang diingingkan. Kita mengenal bermacam-macam kegunaan tes sesuai dengaan tujuan masing-masing. Khususnya di dalam evaluasi pendidikan yang menyangkut evaluasi hasil belajar, sedikit kita mengenal empat macam kegunaan tes:
- Tes yang digunakan untuk peneentuan peneetapaan siswa dalam suatu jenjang atau jenis prograam pendidikan tertentu (plancement test);
- Tes yang digunakan untuk mencari umpan balik (feedback) guna memperbaiki proses belajar mengajar bagi guru maupun siswa (test formatif);
- Tes yang digunakan untuk mengukur atau menilai sampai dimana pencapaaian siswa teerhadap bhan pelajaran yang telah diajarakan dan selanjutnya untuk menentukan kenaikan tingkat atau kelulusan siswa yang bersangkutan (tes sumatif);
- Tes yang bertujuan untuk mencari sebab-sebab kesulitan belajar siswa seperti latar belakang psikologi, fisik, dan lingkungan sosial-ekonomi siswa (tes diagnostik);
Masing-masing jenis tersebut memiliki karakteristik tertentu, baik bentuk soal, tingkat kesukaran, maupun cara pengelolahan dan pendekatannya. Oleh karena itu, penyusunan dan penyelenggaraan tes harus disesuaaikan dengan tujuan dan fungsinya sebagai alat evaluasi yang diingigkan.
5. Dibuat seandal atau riliable mungkin sehingga mudah untuk diintrepetasikan dengan baik. Suatu alat evaluasi dikatakan andal relible jika alat tersebut dapat menghasilkan suatu gambaran (hasil pengukuran) yang benar-benar dapat dipercaya. Suatu tes dapat dikatakan andal (memiliki keandalan yang tinggi) jika tes itu dilakukan berulang-ulang terhadap objek yang sama, hasinya akan relatif sma atau tetap sama. Perlu dikemukakan disini bahwa suatu tes yang andal belum tentu valid akan tetapi jika tes itu valid sudah tentu juga andal.
6. Digunakan untuk memperbaiki cara belajar siswa dan cara mengajar guru pada prinsip nomor 4 tersebut diatas telah diuraikan bahwa salah satu jenis tes adalah tes formtif, yaitu tes yang berfungsi untuk mencari umpan balik atau feedback yang berguna dalam usaha memperbaiki cara mengajar yang dilakukan oleh guru yang memandang tes hasil belajar itu hanya sebagai alat evaluasi tahap akhir dari suatu proses belajar yang diaalami siswa selama jangka waktu terteentu sehingga fungsi formatif dari tes hasil belajar selalu diabaikan. Dengan demikian sesuai dengan prinsip itu penyusunan dan penyelenggaran tes hasil belajar yang dilakukan guru disamping untuk mengukur sampai dimana keberhasilan siswa dalam belajar (evaluasi sumatif) sebaiknya do[ergunakan pula untuk memperbaiki cara belajar siswa dan cara mengajar guru itu sendiri (evaluasi normatif).
Referensi
Purwanto Ngalim.(2009). Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaaraan. Cet.I Bandung: Remaja Rosda Karya.