Norm-Referenced Tes Vs Criterion – Referenced Tes

Wawasan Pendidikan; Dick dan Carey dalam bukunya, the system design of instruction, menjelaskan pengertian dan perbedaan ceriterion referenced of instruction menjelaskan pengertian dan perbedaan creterio referenced test (CRT) dan norm referenced test (NRT) seperti berikut:

Norm-Referenced Tes Vs Criterion – Referenced Tes

A. Criterion –Referenced Tes
Creterion referenced test( crt ) adalah tes yang dirancang untuk mengukur seperangkat tujuan yang ekspelisit. Dengan kata lain CRT adalah sekumpulan soal atau item yang secara langsung mengukur tingkah laku yang dinyatakan seperangkat tujuan behavorial atau formance objetivese. Jadi soal-soal CRT didasarkan atas behavorial objectives tertentu. Tiap soal pada CRT menuntut siswa untuk mendemontrasikan penampilan yang dinyatakan di dalam tujuan.

Ada dua pengertian dalam mengunakan kata criterion dalam ungkapan creterion-referenced test items, yaitu:
1. Menunjukkan hubungan antara tujuan-tujuan yang bersifat behavorial atau performance atau penampilan dan soal-soal tes yang dibuatnya.
2. Menunjukkan spesifikasi ketetapan penampilan yang dituntut untuk dinyatakan sebagai penguasaan atau mastery. Dengan kata lain sampai batas mana siswa diharapkaan dapat menguasai atau dapat menjawab dengan benar tes tersebut atau ssampai berapa jauh siswa harus melakukan keteraampilan 

Dick da Karey selanjutnya mengatakan adanya 4 jenis CRT yaitu:
  1. Entriy behaviours test, yaakni suatu tes yang diaadakan sebelum suatu program pengajaran dilaksanakan dan bertujuan  mengetahui sampai batas mana penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang telah dimiliki siswa yang dapat dijadikan dasar untuk menerima prograam pengajaran yang akan diberikan. Dalam hubungannya dengan penyusunan rancangan pengajaran (desing of itruksion) dari hasil entri behavior test seseorang guru atau pengajar dapat menempatkan materi intruksional mana yang perlu direvisi dan atau  yang tidak perlu diajarkan lagi karena telah dikuasai oleh semua siswa.
  2. Pretest yaitu tes yang diberikan sebulum pengajaran di mulai dan bertujuan untuk mengetahui sampai mana penguasaan siswa terhadap bahan pengajaran (pengetahuan dan keterampilan)  yang akan diajarkan. Dalam hal ini fungsi fretest adalah untuk melihat sampai mana keefektifan pengajaran setelah hasil fretest tersebut nantinya dibandingkan dengan hasil post tes.
  3. Post test yaitu tes yang diberikan pada setiap akhir program satuan pengajaran. Tujuan post test adalah unntuk engetahui sampai dimana pencapain siswa terhadap bahan pengajaran (pegetahuan maaupun keterampilan) setelah mengalami suatu kegiatan belaajar.
  4. Embedded test ialah tes yang dilaksanakan diselah-sela atau pada waktu-waktu tertentuh selama proses pengajaran berlangsung.

Embedded test berfungsi untuk mengetes siswa secara langsung setelah suatu unit pengajaran sebelum post test dan merupaka data yang berguna sebagai evaluasi formatif bagi pengajaran tersebut; Tujuan kedua adalah berhubungan akhir tiap langkah kegiatan pengajaran, mengecek untuk kemajuan siswa daan jika diperlukan untuk kegiataan remedial sebelum diadakan post test.

Langkah selanjutnya embedded test dapat dilihat dengan jelas pada program pengajaran yang dilaksanakan pada sistem modul. Adapun pada siswa pengajaran biasa yang dilakukan dengan ceramah embedded test biasanya hanya berupa pertaanyaan-pertanyaan lisan untuk mengetaahui apakah siswa telah memaahami pengajan  yang baru saja diberikan, atau berupa pengajaraan tugas-tugas untuk mengetahui sampai dimana penguasaan siswa terhadap suaatu unit pengajaran yang saja dipelajarinya.

B. Norm-Referenced
Penyusunan norm-referenced test (NRT) berbeda dengan CRT. Soal soal pada NRT tidak ditekankan untuk mengukur penampilan yang cksak dari behavioral objectives. Dengan kata lain, soal-soal pada NRT tidak terutama didasarkan atas pengajaran yang diterima siswa atau atas keterampilan atau tingkah laku yang diidentifikasi sebagai sesuatu yang dianggap relevan bagi belajar siswa. Soal-soal yang dikembangkan untuk NRT scngaja diadministrasikan untuk bermacam-macam siswa darı target polusi. Range atau pencaran skor-skor yang diperoleh dari NRT biasanya diharapkan merupakan kurva normal: dan oleh karena itu, tes semacam itu disebut norm-referenced. Yang menjadi standar dalam penilaian NRT adalah norma kelompok atau prestasi kelompok. Oleh karena itu, dalam pengolahannya digunakan mean dan deviasi standar yang diperolch dari hasil tes kelompok yang bersangkutan.

Dari apa yang telah diuraikan di atas dapat disimpulkan bahwa, paling tidak, ada tiga perbedaan pokok antara CRT dan NRT, yaitu berbeda dalam hal:
  1. cara tiap jenis tes itu dikembangkan,
  2. standar yang digunakan untuk menimbang (men-judge) atau menginterpretasikan hasil tes, dan
  3. tujuan untuk apa tes itu disusun dan di administrasikan.
Jika dalam menginterpretasikan, hasil tes seorang siswa dibandingkan dengan hasil-hasil siswa yang lain, atau dengan kata lain dibandingkan dengan prestasi kelompoknya, dikatakan norm-referenced interpretation. Dan jika hasil tes itu tidak dibandingkan, dengan hasil siswa-siswa yang lain, tetapi dibandingkan dengan suatu kriteria tertentu - misalnya hasil seorang siswa dibandingkan dengan tujuan instruksional yang seharusnya dicapai maka disebut criterion-referenced interpretation.

Jadi, kedua jenis interpretasi itu dapat dilakukan terhadap (satu) tes yang sama. Akan tetapi, kedua jenis interpretasi tes itu akan lebih berarti jika tes itu khusus dirancang sesuai dengan jenis interpretasi yang akan dibuat. Dengan demikian, suatu tes dapat disusun atau dirancang untuk suatu tujuan tertentu yang bersifat norm-referenced, dan tes lain sengaja dirancang untuk tujuan criterion-referenced.

Untuk memberi gambaran yang lebih jelas sehingga dapat membantu kita dalam menyusun kedua jenis tes tersebut, berikur ini disusun diagram yang menunjukkan persamaan dan perbedaan antara kedua-duanya. Mengetahui persamaan dan perbedaan norm-referenced dan criterion-referenced sangat penting bagi guru untuk mencoba menyusun kedua tipe tes tersebut.

Persamaan norm-referenced daan criterion referenced
  1. Penilaian acuan norma dan acuan patokan memerlukan adanya tujuan evaluasi spesifik sebagai penentuan fokus item yang diperlukan. Tujuan tersebut termasuk tujuan intruksional umum dan tujuan intruksional khusus
  2. Kedua pengukuran memerlukan sample yang relevan, digunakan sebagai subjek yang hendak dijadikan sasaran evaluasi. Sample yang diukur mempresentasikan populasi siwa yang hendak menjadi target akhir pengambilan keputusan.
  3. Untuk mandapatkan informasi yang diinginkan tenyang siswa, kedua pengukuran sama-sama nenerlukan item-item yang disusun dalam satu tes dengan menggunakan aturan dasar penulisan instrument.
  4. Keduanya mempersyaratkan perumusan secara spesifik perilaku yang akan diukur.
  5. Keduanya menggunakan macam tes yang sama seperti tes subjektif, tes karangan, tes penampilan atau keterampilan
  6. Keduanya dinilai kualitasnya dari segi validitas dan reliabilitasnya.
  7. Keduanya digunakan ke dalam pendidikan walaupun untuk maksud yang berbeda.

Referensi
Purwanto Ngalim.(2009). Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaaraan. Cet.I Bandung: Remaja Rosda Karya.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel