Debat : Pengertian, Struktur, Unsur, Ciri-Ciri, Jenis, dan Etika dalam Berdebat

Wawasan Pendidikan; Istilah debat mungkin sudah tidak asing lagi dalam kehidupan sehari-hari.  Secara umum debat bisa diartikan sebagai adu argumentasi antara dua pihak atau lebih, baik individu maupun kelompok dengan tujuan untuk mempengaruhi lawan agar mengikuti gagasan dari pembicara.  Masing-masing pihak akan mempertahankan pendapat dengan memberikan tambahan informasi, bukti dan bahkan data tertentu.

Sementara dalam konteks lomba debat, tujuan debat adalah untuk meyakinkan pihak juri bahwa gagasan dan argumentasi yang disampaikan adalah yang paling logis dan paling baik. Sedangkan dalam dunia politik seperti pada debat calon presiden, tujuannya adalah untuk menginformasikan visi dan misi dari para pasangan calon presiden dan wakil presiden kepada masyarakat luas.  Debat ini juga bisa menjadi referensi bagi para pemilih pemula untuk menentukan pilihannya.

Picture by givingcompass.org

Pengertian Debat
Sekilas telah disampaikan pengertian debat secara umum dan bagimana tujuan debat jika dilihat dari konteks debat yang dilaksanakan, dan berikut ini adalah pengertian debat menurut para ahli.

  1. Asidi Dipodjoyo (Komunikasi Lisan 1982:59) menyebutkan bahwa debat merupakan proses komunikasi lisan yang dinyatak dengan bahasa untuk mempertahankan pendapat.  Setiap pihak yang berdebat akan menyatakan argumen, memberikan alasan dengan cara tertentu agar pihak lawan yang berdebat atau pihak lain yang mendengarkan perdebatan itu menjadi yakin dan berpihak kepadanya.
  2. G. Sukadi menyebutkan bahwa debat adalah saling adu argumentasi antar pribadi atau kelompok manusia dengan tujuan mencapai kemenangan.
  3. Hendri Guntur Tarigan menyebutkan bahwa debat adalah saling adu argimentasi antar pribadi atau antar kelompok manusia dengan tujuan mencapai kemenangan satu pihak.
  4. Sementara dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI 2002:242) debat diartikan sebagai pembahasan atau pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan saling memberi alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing.

Struktur Debat
Struktur debat terdiri dari beberapa hal, yaitu:
1. Pengenalan
Pada struktur pengenalan masing-masing pihak yaitu tim afirmasi, tim oposisi, maupun tim netral akan memperkenalkan diri terlebih dahulu.

2. Penyampaian Argumentasi
Dalam penyampaian argumentasi ini masing-masing tim menyampaikan argumentasi terhadap topik yang didebatkan, mulai dari tim afirmasi, tim oposisi dan diakhiri dengan argumentasi dari tim netral.

3. Debat
Pada bagian ini masing-masing tim akan memberikan komentar terhadap setiap argumentasi yang dikemukakan oleh tim lainnya.

4. Kesimpulan
Pada tahap kesimpulan, masing-masing tim akan menyampaikan kalimat penutup terhadap pernyataan topik sesuai dengan posisinya.

5. Keputusan diambil dari hasil voting dan lainnya, dan dibedakan menjadi 3 jenis keputusan.  Yaitu keputusan oleh para pendengar, keputusan oleh hakim, dan keputusan melalui kritik (decision by critique).

Unsur-Unsur Debat
Secara umum debat memiliki beberapa unsur yang terdiri dari unsur manusia dan unsur bukan manusia.  Berikut ini adalah penjelasan mengenai unsur-unsur di dalam debat:

1. Unsur bukan manusia
Yang dimaksud dengan unsur bukan manusia di sini adalah mosi.  Yaitu topik atau pokok pembicaraan dan pembahasan yang mengandung hal-hal yang sifatnya kontroversial, dimana ada pihak yang pro dan ada juga yang kontra.  

Mosi merupakan unsur yang sangat penting dalam debat karena merupakan kunci dalam pelaksanaan debat.  Mosi disampaikan dengan bentuk kalimat opini.

2. Unsur manusia
Unsur manusia terdiri dari moderator, tim afirmasi atau pro, tim oposisi atau kontra, tim netral, dan sekretaris atau notulen.

- Moderator
Dalam suatu debat, moderator bertugas mengatur jalannya debat, membacakan tata tertib debat, memperkenalkan pembicara dari tim afirmasi maupun oposisi, dan menyampaikan latar belakang mosi yang akan dibicarakan dalam debat.

- Tim Afirmasi/pro
Tim afirmasi merupakan kelompok yang di dalam debat menyetujui atau mendukung terhadap mosi yang disampaikan.

- Tim Oposisi/kontra
Tim oposisi merupakan lawan dari tim afirmasi, yaitu kelompok yang tidak menyetujui atau tidak mendukung terhadap mosi yang disampaikan.

Biasanya tim pro dan tim kontra dalam sebuah debat terdiri dari 3 orang, yaitu pembicara 1 yang bertugas menyampaikan pendapat dan memberikan kesimpulan.  Sementara pembicara 2 dan 3 bertugas menyanggah dan mempertegas pendapat dari pembicara sebelumnya.

Dalam sebuah argumen baik dari tim afirmasi maupun tim oposisi terdapat kelemahan berupa argumen yang menimbulkan sanggahan, dan kekuatan berupa argumen yang sesuai dengan fakta, logis, dan tidak menimbulkan sanggahan.

- Tim Netral
Dalam sebuah debat, tim netral bertugas menyampaikan jalan tengah atau solusi atas perbedaan argumen dan permasalahan yang telah disampaikan.

- Sekretaris/notulen
Notulen dalam sebuah debat memiliki tugas mencatat pelaksanaan dan jalannya debat, serta hasil dari pelaksanaan debat tersebut.

Jenis-Jenis Debat
Debat bisa dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:
1. Debat Kompetitif

Jenis debat ini banyak dilakukan di lingkungan sekolah maupun kampus dan merupakan bentuk debat yang dilombakan.  Debat ini dilakukan dengan aturan yang jelas antara masing-masing pihak yang berdebat, baik yang pro maupun kontra terhadap sebuah pernyataan.

Jenis debat ini bertujuan untuk mengarahkan peserta mengembangkan kemampuannya dalam mengemukakan pendapat secara logis, jelas, dan terstruktur.  Mendengarkan pendapat yang berbeda, dan melatih kemampuan bahasa asing, jika debat dilakukan dalam bahasa asing.

Debat kompetitif disaksikan oleh satu atau beberapa orang juri yang ditunjuk dan bertugas menentukan pemenang dalam sebuah debat.  Pemenang dalam debat kompetitif adalah tim yang berhasil menunjukkan bahwa pengetahuan dan kemampuan debatnya lebih baik dari tim lawan.

2. Debat Parlementer/majelis(Assembly or parlementary debating)

Debat parlemen merupakan jenis debat yang dilakukan dengan tujuan untuk memberikan atau menambah dukungan bagi undang-undang tertentu dan semua anggota yang ingin mengemukakan pendapat dan pandangannya.  Jenis debat ini merupakan ciri badan legislatif.

3. Debat Pemerikasaan Ulang

Jenis debat ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pemeriksaan terdahulu (cross-examination debating).Debat pemeriksaan ulang bertujuan untuk mengajukan serangakaian pertanyaan yang saling berhubungan satu sama lain sehingga menyebabkan individu yang ditanya menunjang posisi yang akan ditegakkan oleh penanya.  Jenis debat ini merupakan sebuah teknik yang dikembangkan di kantor-kantor pengadilan.

4. Debat Formal, Konvensional, atau Debat Pendidikan (Formal, Convencional, or Educational debating)

Jenis debat ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada pembicara dalam mengemukakan sejumlah argumen kepada pendengar yang mendukung atau membantah suatu usulan.  Setiap pihak dalam debat ini diberikan waktu yang sama untuk mengemukakan argumennya.

Ciri-Ciri Debat
Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri debat:
  1. Memiliki dua sudut pandang, yaitu afirmatif (pro/menyetujui pernyataan) dan kontra (tidak menyetujui).
  2. Adanya proses saling mempertahankan argumentasi antara kedua belah pihak.
  3. Adanya proses saling mengadu argumentasi untuk tujuan mendapatkan kemenangan.
  4. Hasil debat didapatkan melalui proses voting dan keputusan juri.
  5. Terdapat sesi tanya jawab yang sifatnya terbatas dengan tujuan untuk menjatuhkan argumentasi daritim lawan.
  6. Adanya pihak yang berperan sebagai penengah yang dilakukan oleh moderator.

Etika dalam Berdebat
Berikut ini adalah beberapa etika yang perlu diperhatikan dalam berdebat:
1. Memiliki pengetahuan yang baik tentang pokok permasalahan.
2. Memiliki kemampuan atau kompetensi dalam menganalisis sebuah permasalahan.
3. Pengertian mengenai prinsip-prinsip argumentasi.
4. Apresiasi terhadap kebenaran atau fakta-fakta yang dikemukakan.
5. Kemampuan dan kecakapan dalam menemukan buah pikiran yang keliru melalui penalaran.
6. Keterampilan dalam pembuktian kesalahan.
7. Pertimbangan dalam persuasi.
8. Kemampuan yang terarah, kelancaran, dan kekuatan dalam menyampaikan pidato.


Referensi:
www.gurupendidikan.co.id/teks-debat/
Haryani, S.Pd., M.Pd. 2018.  Modul Pendamping Bahasa Indonesia Kelas X semester 2.  Klaten Utara:  Mulia Group.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel