Komponen-Komponen Modal Kerja

Wawasan Pendidikan; pada postingan sebelumnya telah dibahas secara tuntas tentang Pengertian modal kerja. kali ini sobat pendidikan akan melanjutkan pembahasan pada komponen-komponen modal kerja. semoga bermanfaat.

Komponen-Komponen Modal Kerja
Komponen-Komponen Modal Kerja

Modal kerja yang dibahas di sini adalah modal kerja dalam konsep kualitatif, yaitu modal kerja neto (net working capital), yang merupakan kelebihan aktiva lancar di atas utang lancarnya. Komponen modal kerja mencakup aktiva lancar dan utang lancar, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Aktiva Lancar (Current Assets)
Menurut Jumingan (2009) menyatakan bahwa : ”Aktiva lancar adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumer dalam periode berikutnya (paling lama satu tahun atau dalam perputaran kegitan perusahaan yang normal).”

Dijelaskan juga oleh Jumingan (2009) bahwa yang termasuk dalam aktiva lancar adalah sebagai berikut:
  • Kas (Cash)

Uang tunai dan alat pembayaran lainnya yang digunakan untuk membiayai operasi perusahaan. Uang tunai dan alat pembayaran itu terdiri atas uang logam, uang kertas, cek, wesel-wesel bank, dan lain-lain.
  • Investasi Jangka Pendek (Temporary Investment)
Obligasi pemerintah, obligasi perusahaan industri dan surat-surat utang sejenis, dan saham perusahaan lain yang dibeli untuk dijual kembali, dikenal sebagai investasi jangka pendek. Surat-surat berharga yang dibeli sebagai investasi jangka pendek dari dana-dana yang sementara belum digunakan, dan bila surat-surat berharga tersebut dapat segera dijual, maka dapat dianggap sebagai aktiva lancar. Surat-surat berharga tersebut dimiliki untuk jangka pendek dengan maksud untuk diperjualbelikan (marketable securities).
  • Piutang Dagang (Accounts Receivable)
Meliputi keseluruhan tagihan atas langganan perseorangan yang timbul karena penjualan barang dagangan atau jasa secara kredit.
  • Wesel Tagih (Notes Receivable)
Tagihan perusahaan kepada pihak lain yang dinyatakan dalam suatu promes. Promes tagih adalah promes yang ditandatangani untuk membayar sejumlah uang dalam waktu tertentu yang akan datang kepada seseorang atau suatu perusahaan yang namanya tercantum dalam surat perjanjian tersebut (nama perusahaan yang memegang surat tersebut).
  • Penghasilan yang masih akan diterima (Accruals Receivable)
Penghasilan yang sudah menjadi hak perusahaan karena telah memberikan jasa-jasanya kepada pihak lain, tetapi pembayarannya belum diterima sehingga merupakan tagihan.
  • Persediaan Barang (Inventories)
Barang dagangan yang dibeli untuk dijual kembali, yang masih ada di tangan pada saat penyusunan neraca. Untuk perusahaan industri yang mengolah bahan dasar menjadi barang jadi, mempunyai tiga persediaan, yakni persediaan bahan dasar atau bahan baku, persediaan barang dalam proses, dan persediaan barang jadi.
  • Biaya yang dibayar di muka (Prepaid Expenses)
Pengeluaran untuk memperoleh jasa dari pihak lain, tetapi pengeluaran tersebut belum menjadi biaya atau jasa dari pihak lain itu yang belum dinikmati oleh perusahaan pada periode yang sedang berjalan. Contohnya yaitu biaya sewa yang dibayar di muka dan biaya iklan yang dibayar di muka.

2. Utang Lancar (Current Liabilities)
Menurut Jumingan (2009) mendefinisikan hutang lancar adalah sebagai berikut: ”Hutang Lancar atau hutang jangka pendek adalah kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasannya atau pembayaran akan dilakukan dalam jangka pendek (satu tahun sejak tanggal neraca) dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan.”

Dijelaskan juga oleh Jumingan bahwa utang lancar merupakan kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang harus dipenuhi dalam jangka waktu kurang dari satu tahun, atau utang yang jatuh temponya masuk siklus akuntansi yang sedang berjalan. Yang termasuk utang lancar adalah sebagai berikut:
  • Utang Dagang (Account Payable)
Semua pinjaman yang timbul karena pembelian barang-barang dagangan atau jasa secara kredit. Pinjaman tersebut akan dikembalikan dalam jangka waktu satu tahun atau kurang (jangka waktu operasi perusahaan yang normal).
  • Wesel Bayar (Notes Payable)
Wesel bayar adalah promes tertulis dari perusahaan untuk membayar sejumlah uang atau perintah pihak lain pada tanggal tertentu yang akan datang yang ditetapkan (utang wesel). Promes dapat diberikan kepada bank ketika perusahaan meminjam uang atau kepada kreditur untuk pembelian barang dagangan secara kredit.
  • Penghasilan yang ditangguhkan (Deffered Revenue)
Penghasilan yang diterima lebih dahulu merupakan penghasilan yang sebenarnya belum menjadi hak perusahaan. Pihak lain telah menyerahkan uang lebih dahulu kepada perusahaan sebelum perusahaan menyerahkan barang atau jasanya (perusahaan berkewajiban untuk memenuhinya). Penghasilan baru direalisasi bila jasa-jasa telah dipenuhi atau transaksi penjualan telah selesai. Contohnya adalah pembayaran di muka dari langganan untuk hasil produksi dan sewa yang diterima di muka.
  • Utang Dividen (Dividends Payable)
Bagian laba perusahaan yang diberikan sebagai dividen kepada pemegang saham tetapi belum dibayarkan pada waktu neraca disusun.
  • Utang Pajak (Tax Payable)
Beban pajak perseroan yang belum dibayarkan pada waktu neraca disusun.
  • Kewajiban yang masih harus dipenuhi (Accruals Payable)
Kewajiban yang timbul karena jasa-jasa yang diberikan kepada perusahaan selama jangka waktu tertentu, tetapi pembayarannya belum dilakukan, misalnya upah, bunga, sewa, pensiun, dan lain-lain.
  • Utang jangka panjang yang telah jatuh tempo (Maturing Long Term Debt)
Sebagian atau seluruh utang jangka panjang yang menjadi utang jangka pendek karena sudah sampai waktunya untuk dilunasi.”

Referensi:
Jumingan. (2009). Analisis Laporan Keuangan, cetakan pertama. Jakarta: Bumi Aksara.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel