Modal Kerja : Pengertian, Jenis, Keuntungan dan Penggunaan Serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Modal Kerja

Wawasan Pendidikan; kali ini sobat pendidikan akan berbagi artikel tentang modal kerja netto. Pembahasan secara rinci meliputi Pengertian, Jenis, Keuntungan dan Penggunaan Serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Modal Kerja. Semoga Bermanfaat.

Modal Kerja : Pengertian, Jenis, Keuntungan dan Penggunaan Serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Modal Kerja

A.    Pengertian Modal Kerja Netto Menurut Pendapat Ahli
  1. Menurut Jumingan (2009), “modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap utang jangka pendek. Kelebihan ini disebut modal kerja bersih (net working capital).
  2. Menurut Arief Sugiono (2009) “Modal kerja dalam neraca mencakup aktiva lancar dan kewajiban lancar dalam jangka pendek. Oleh sebab itu, modal kerja bersih menggambarkan selisih antara aktiva lancar dan kewajiban lancar dalam perusahaan. Modal kerja menunjukkan besarnya investasi yang dilakukan perusahaan dalam aktiva lancar dan klaim atas perusahaan oleh adanya utang dagang/utang lancar.”
Modal kerja yang dibahas di sini adalah modal kerja yang merupakan selisih antara aktiva lancar dengan utang lancar, atau yang disebut dengan modal kerja neto (net working capital).  Menurut Handono (2009), “modal kerja dibedakan menjadi dua macam, yakni modal kerja kotor (gross working capital) dan modal kerja bersih (net working capital). Modal kerja kotor (gross working capital) dapat dinyatakan dengan Aktiva Lancar saja, sedangkan modal kerja bersih (net working capital) dapat dinyatakan sebagai berikut:


B.    Jenis – Jenis Modal Kerja
Menurut Agnes sawir (2005:132) jenis-jenis modal kerja digolongkan kedalam dua golongan, yaitu:
  • Modal Kerja Permanen
Modal kerja permanen yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya, atau dengan kata lain modal kerja secara terus-menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Modal kerja permanen dapat dibedakan menjadi:
- Modal kerja primer, yaitu jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usaha.
- Modal kerja normal, yaitu modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal dalam artian yang dinamis.
  • Modal kerja variable
Modal kerja variabel yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan. Modal kerja variabel dapat dibedakan menjadi:
- Modal kerja musiman, yaitu modal kerja yang jumlahnya disebabkan karena fluktuasi musim.
- Modal kerja siklis, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah disebabkan fluktuasi konjungtur.
- Modal kerja darurat, yaitu modal kerja besarnya berubah-ubah karena keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya.

C.    Keuntungan Modal Kerja
Menurut munawir (2004:116) “modal kerja harus cukup jumlahnya dalam arti mampu membiayai pengeluaran-pengeluaran atau operasi perusahaan sehari-hari, karena dengan modal kerja yang cukup akan menguntungkan perusahaan, disamping memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis atau efisien dan perusahaan tidak mengalami kesulitan keuangan, juga akan memberi keuntungan lainnya, yaitu: 
  1. Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai dari aktiva lancar.
  2. Memungkinkan untuk dapat membayar semua kewajiban-kewajiban tepat pada waktunya.
  3.  Menjamin dimilikinya credit standing perusahaan semakin besar dan memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat menghadapi bahaya-bahaya atau kesulitan keuangan yang mungkin terjadi.
  4. Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk melayani konsumennya
  5. Memungkinkan untuk perusahaan memberikan syarat kredit yang lebih menguntungkan kepada para langganannya.
  6. Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang ataupun jasa yang dibutuhkan.
D. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Modal Kerja
Menurut Arief Sugiono (2009) faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya modal kerja adalah sebagai berikut:
  1. Sifat dan jenis perusahaan : Pada umumnya modal kerja untuk suatu perusahaan jasa rekatif lebih kecil jika dibandingkan dengan perusahaan dagang atau manufaktur. 
  2. Proses produksi : Jika proses produksi untuk suatu industri cukup rumit dan memakan waktu yang lama, tentu saja proses produksi itu akan memerlukan modal kerja yang cukup besar pula.
  3. Sistem penjualan : Jika suatu perusahaan yang sebagian penjualannya dilakukan dengan sistem kredit, tentu saja modal kerja akan banyak terserap terutama untuk membiayai piutang dagangnya. 
  4. Sistem persediaan : Sistem persediaan ini sangat mempengaruhi modal kerja yang tertanam dalam perusahaan, hal itu dapat dilihat dari jenis barangnya apakah mudah rusak atau tahan lama. Selain itu, bagi perusahaan yang membutuhkan bahan baku, perlu dipertimbangkan apakah harga sangat fluktuatif terhadap pasar komoditi serta apakah bahan baku tersebut dapat diperoleh secara lokal atau impor. 
  5. Sikap dari pengambil keputusan (Manajemen Perusahaan) : Sikap ini sangat penting untuk menentukan tingkat modal kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan.”
E. Penggunaan Modal Kerja
Penggunaan modal kerja yang mengakibatkan berkurangnya aktiva lancar dianyatakan oleh Jumingan (2009) adalah sebagai berikut:”
  • Pengeluaran biaya jangka pendek dan pembayaran utang-utang jangka pendek (termasuk utang dividen)
  • Adanya pemakaian prive yang berasal dari keuntungan (pada perusahaan perseorangan dan persekutuan)
  • Kerugian usahan atau kerugian insidentil yang memerlukan pengeluaran kas
  • Pembentukan dana untuk tujuan tertentu seperti dana pensiun pegawai, pembayaran bunga obligasi yang telah jatuh tempo, penempatan kembali aktiva tidak lancar 
  • Pembelian tambahan aktiva tetap, aktiva tidak berwujud, dan investasi jangka panjang 
  • Pembayaran utang jangka panjang dan pembelian kembali saham perusahaan.
Transaksi-transaksi yang mengakibatkan perubahan bentuk aktiva lancar tetapi tidak mengubah jumlah aktiva lancar adalah:
  • Pembelian tunai surat-surat berharga
  • Pembelian tunai barang-barang dagangan
  • Perubahan suatu bentuk piutang ke bentuk piutang lainnya, misalnya dari piutang dagang menjadi piutang wesel
Apabila didasarkan pada data neraca, perubahan modal kerja (dalam pengertian modal kerja neto) pada prinsipnya karena pengaruh dari perubahan unsur-unsur rekening tidak lancar (noncurrent accounts).

Perubahan unsur-unsur rekening tidak lancar yang mempunyai pengaruh memperbesar modal kerja (netto) adalah:
1. Berkurangnya aktiva lancer
2. Bertambahnya utang jangka panjang
3. Bertambahnya modal saham
4. Adanya keuntungan dari operasi perusahaan

Adapun perubahan unsur-unsur rekening tidak lancar mempunyai pengaruh memperkecil modal kerja (neto) adalah:
1. Bertambahnya aktiva tidak lancer
2. Berkurangnya utang jangka panjang
3. Berkurangnya modal saham
4. Pembayaran dividen tunai
5. Adanya kerugian dalam operasi perusahaan.”

Referensi:
  • Jumingan. (2009). Analisis Laporan Keuangan, cetakan pertama. Jakarta: Bumi Aksara.
  • Sugiono, A. (2009). Manajemen Keuangan untuk Praktisi Keuangan. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
  • Handono, M.(2009). Inti Sari Manajemen Keuangan: Teori, Soal, dan Jawaban. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
  • Sawir, A. (2003). Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT. SUN.
  • Munawir, S. (2004). Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel