Pengertian dan Ciri-Ciri serta Peran Guru dalam Metode Pembelajaran Tutor Sebaya

wawasanpendidikan.com; berbicara tentang metode, sudah banyak metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru semata-mata untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi seperti Metode Pembelajaran NHTMetode Gallery WalkMetode DemonstrasiMetode Crossword PuzzleMetode Investigasi  dan Metode Tutor Sebaya  dari berbagaimanacam metode tersebut, sobat pendidikan akan berbagi salah satunya. sobat pendidikan kali ini akan berbagi tentang Pengertian dan Ciri-Ciri serta Peran Guru dalam  Metode Pembelajaran Tutor Sebaya. metode ini mungkin bisa dibilang efektif karena kebanyakan siswa lebih muddeng jika temannya yang menjelaskan dibandingkan dengan gurunya. nah pada metode tutor sebaya ini, guru kerjanya cuman sebagai fasilitator doang. makanya untuk lebih jelas silahkan baca artikel dibawah ini.

pengertian  Metode Pembelajaran Tutor Sebaya
 Metode Pembelajaran Tutor Sebaya 
A. Pengertian metode pembelajaran tutor sebaya
Ditinjau dari segi etimologisnya (bahasa), metode berasal dari bahasa Yunani, yaitu “methodos”. Kata ini terdiri dari dua suku kata, yaitu “metha” yang berarti melalui atau melewati, dan “hodos” yang berarti jalan atau cara. Sebagaimana pendapat Fathurrahman Pupuh yang dikutip oleh Hamruni bahwa metode menurut harfiah berarti cara. Dalam pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam kaitannya dengan pembelajaran, metode didefinisikan sebagai cara-cara menyajikan bahan pelajaran pada peserta didik untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Pemilihan metode terkait langsung dengan usaha-usaha guru dalam menampilkan pengajaran yang sesuai dengan situasi, sehingga pencapaian tujuan pengajaran diperoleh secara optimal.

Sedangkan dalam makna yang lebih kompleks pembelajaran hakikatnya adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan.6 Dari makna ini jelas terlihat bahwa pembelajaran merupakan interaksi dua arah, atau lebih yaitu dari pendidik dan peserta didik, peserta didik dan peserta didik, serta peserta didik dan pendidik. Serta interaksi dengan sumber belajar yang lain yang dapat menunjang kelancaran dalam kegiatan pembelajaran. Di mana dari interaksi itu akan mendapatkan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

Metode yang dimaksud adalah metode pembelajaran tutor sebaya dalam kelompok kecil. Metode tersebut merupakan pembelajaran yang dilakukan dalam kelompok kecil dengan seorang peserta didik yang prestasinya lebih tinggi dalam kelompoknya itu memberi bantuan atau menjadi pendidik bagi peserta didik yang lain yang sekelompok. Karena dengan bantuan teman sebaya dapat menghilangkan kecanggungan. Bahasa teman sebaya juga lebih mudah dipahami, dan di antara mereka tidak ada rasa segan, rendah diri dan malu. Jadi proses belajarnya dapat berjalan lebih efektif.

Ciri-ciri kelompok dalam Pembelajaran Tutor Sebaya
Ciri-ciri kelompok dalam Pembelajaran Tutor Sebaya
B. Ciri-ciri kelompok dalam Pembelajaran Tutor Sebaya
1) Mempunyai keanggotaan yang jelas.
2) Ada kesadaran kelompok
3) Mempunyai tujuan bersama.
4) Saling bergantung dalam memenuhi kebutuhan.
5) Ada interaksi dan komunikasi antar anggota.
6) Ada tindakan bersama.

Setelah kelompok kecil terbentuk dengan memenuhi ciri-ciri sebagaimana yang telah disebutkan di atas, maka timbul masalah yang harus dipecahkan oleh guru, yaitu bagaimana caranya agar kelompok itu dapat berperan positif dan produktif dalam proses belajar-mengajar. Kualitas kelompok diharapkan dapat berperan secara positif dan produktif, jika kelompok itu: 
  1. Mempunyai iklim yang hangat, artinya terjadi hubungan yang akrab di antara sesama anggota.
  2. Sangat kohesif, artinya terjadi hubungan yang erat dan kompak di antara anggota kelompok.
  3. Ada rasa tanggung jawab yang tinggi pada para anggotanya.
  4. Ada rasa keanggotaan yang kuat pada para anggotanya.
Dalam kelompok yang mempunyai kualitas seperti disebutkan di atas itu dapat diciptakan iklim yang positif, artinya para siswa dapat saling membantu dalam pelajaran atau pelaksanaan tugas, saling menghargai atau menghormati satu dengan yang lainnya, sama-sama terbuka dalam tukar pikiran, dan sama-sama bertanggung jawab terhadap tugas-tugas individual maupun tugas-tugas bersama. Dengan kata lain, kelompok itu dapat merupakan wahana yang efektif dalam proses belajar-mengajar.

Dalam pengajaran kelompok kecil dan perorangan, guru berperan sebagai:
  1. Organisator kegiatan belajar-mengajar.
  2. Sumber informasi bagi siswa.
  3. Pendorong bagi siswa untuk belajar.
  4. Orang yang mendiagnosa kesulitan siswa serta memberikan bantuan yang sesuai dengan bantuan siswa.
  5. Penyedia materi dan kesempatan belajar bagi siswa.
Peserta kegiatan yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama seperti siswa lain: ini berarti guru ikut menyumbangkan pendapatnya untuk memecahkan masalah atau mencari kesepakatan bersama sebagaimana siswa lain melakukannya.
Pengajaran kelompok kecil ialah kegiatan guru dalam pengajaran dengan cara menghadapi banyak siswa yang masing-masing mempunyai kesempatan untuk bertatap muka dengan guru secara kelompok. Dengan kata lain, dalam pengajaran kelompok kecil ini guru mengadakan kegiatan belajar-mengajar dengan cara memberi kesempatan kepada siswa untuk aktif belajar dalam kelompok kecil, dan untuk memberikan bantuan atau bimbingan, guru tidak menghadapi siswa secara perorangan, tetapi secara kelompok.

Maka dengan adanya metode pembelajaran secara kelompok dan adanya penjelasan tugas pendidik dalam pembelajaran tersebut, dapat dipahami bahwa sumber belajar tidak selalu dari pendidik. Akan tetapi bisa berasal dari orang lain yang bukan pendidik yaitu teman. Teman yang dijadikan sumber di sini adalah yang mempunyai kemampuan yang lebih pandai, atau sering disebut dengan tutor. Ada dua macam tutor yaitu tutor sebaya (pengajar dan pembelajar dari usia yang sama) dan tutor kakak (pengajar lebih tua dari pembelajar).


sumber:
Ismail, Srategi Pembelajaran Agama Islam yang Berbasis PAIKEM: Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan, (Semarang: Rasail Media Group, 2009).

Hamruni, Strategi dan Model-Model Pembelajaran Aktif Menyenangkan, (Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, 2009).

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana, 2010).

Hasibuan et.al., Proses Belajar-Mengajar;Ketrampilan Dasar Pengajaran Mikro, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1994).

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel