MAKALAH POPULASI DAN SAMPEL

wawasanpendidikan.com. pada bagian sebelumnya sobat pendidikan telah berbagi tentang makalah teori dalam penelitian dan teori hipotesis. kali ini akan dilanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu makalah populasi dan sampel. makalah populasi dan sampel memuat materi tentang definisi populas, sampel sampai teknik pengambilan sampel.  untuk lebih jelas silahkan baca makalah dibawah ini....

 POPULASI DAN SAMPEL
 POPULASI DAN SAMPEL


PENDAHULUAN
Tujuan suatu penelitian pada umumnya ingin memperoleh informasi dan kesimpulan tentang sesuatu hal yang diteliti, yang hasilnya dapat berlaku dan diterapkan pada populasi. Dalam kenyataannya penelitian terhadap seluruh populasi hamper tidak pernah dilakukan. Data dan informasi yang diperlukan dikumpulkan dari sampel dan hasil yang diperoleh kemudian digenelalisasikan pada populasi. Penelitian yang dilakukan terhadap sampel bukan saja menguntungkan bagi peneliti, tetapi penelitian sampel sering merupakan tindakan yang harus dilakukan oleh peneliti sehubungan ukuran populasi terlalu besar, diluar jangkauan kemampuan peneliti. 

POPULASI
Secara sederhana, populasi dapat diartikan sebagai berikut :
  1. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi, 2006:130).
  2. Populasi adalah suatu kelompok manusia, rumah, buah-buahan, binatang, dan sebagainya yang paling sedikit memiliki satu ciri atau karakteristik tertentu (Soenarto, 1987:2).
  3. A population is a set (or collection) of all elements processing one or attributes of interest (Suharsimi, 2006:130). Populasi adalah himpunan atau kelompok dari semua unsur yang memiliki satu atau ciri yang menarik.
  4. Population is once the general nature of the respondents has been identified, it is time for the researcher to become more specific about the information sources (Mertens, 2010:185).Populasi adalah keseluruhan responden yang memiliki sifat umum yang telah diidentifikasi, saat ini digunakan oleh peneliti sebagai sumber informasi yang lebih khusus.  
  5. Population is the large group which a researcher wants to generalize the sample results (Johnson, 2008:240). populasi adalah kelompok besar yang ingin peneliti gunakan untuk menggeneralisasi hasil sampel. 
  6. Pupolation is a larger group to whom result can be generalized (Millan,---:96)  
  7. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:80).
  8. Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian baik terdiri dari benda yang nyata, abstrak, peristiwa ataupun gejala yang merupakan sumber data dan memiliki karakter tertentu dan sama.
Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa populasi adalah keseluruhan atau sekelompok obyek/subyek yang mempunyai kualitas (nyata, abstrak, peristiwa atau gelaja) dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan, yang kesimpulan berlaku keseluruhan.
Dalam penelitian kuantitatif populasi adalah keseluruhan obyek/ subyek yang mempunyai karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti, sedangkan penelitian kualitatif tidak mengenal populasi, tetapi situasi sosial yang terdiri dari tempat, pelaku, aktivitas yang berinteraksi secara sinergis.


Berdasarkan jumlah anggota populasi dapat dibagi menjadi 2 yaitu:
  1. Populasi terbatas adalah populasi yang dinyatakan secara kuantitatif sehingga dapat dihitung jumlahnya. Misalnya polisi menembak 40 orang curanmor, terbatas dengan jumlah 40 orang dan karakter sama/tertentu yaitu curanmor.
  2. Populasi tak terbatas adalah populasi yang tidak dapat ditentukan batasan-batasannya secara kuantitatif/apabila diminta keterangan lebih lanjut tentang jumlahnya yang pasti tidak dapat menjawab saat itu juga, sehingga relatif tidak dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah. Misalnya para mahasiswa baru angkatan 2013 menanam sejumlah pohon perindang disekitar lingkungan kampus UNY, tak terbatas dengan jumlah pohon dan karakter sama/tertentu yaitu pohon perindang.
Berdasarkan atas turusan dari populasi terbatas tetapi dengan ruang lingkup yang lebih dipersempit, populasi dapat digolongkan menjadi 2 yaitu:
  1. Populasi teoritis adalah populasi yang diturukan dari populasi terbatas, memungkinkan hasil penelitian berlaku untuk lingkungan populasi yang lebih luas.
  2. Populasi tersedia adalah populasi turunan dari populasi teoritis yang akan dilakukan penelitian dengan mempertimbangkan jumlah dana, waktu, dan tenaga yang tersedia dengan memperhatikan karakteristik yang telah ditentukan pada populasi teoritis.
Berdasarkan sifatnya, populasi dapat digolongkan menjadi 2 yaitu:
  1. Populasi homogen adalah populasi dimana sumber data yang unsur-unsurnya memiliki sifat yang sama sehingga  tidak perlu mempersoalkan jumlahnya secara kuantitatif.
  2. Populasi heterogen adalah populasi dimana pembentuk sumber data yang unsur-unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang berbeda (bervariasi) sehingga perlu ditetapkan batas-batasnya, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Dalam melaksanakan penelitian, walaupun tesedia populasi yang terbatas dan homogen, adakalanya peneliti tidak melakukan pengumpulan data secara populasi, tetapi mengambil sebagian dari populasi yang dianggap mewakili popupasi (representatif). Hal ini berdasarkan pertimbangan yang logis, seperti: (1) kepraktisan;(2) keterbatasan biaya, waktu, tenaga; (3)adanya percobaan yang bersifat merusak  (desktruktif); dan (4) mampu memberikan informasi yang lebih menyeluruh dan mendalam (komprehensif). Dengan meneliti populasi yang representatif diharapkan hasil yang diperoleh akan memberikan kesimpulan dan gambaran yang sesuai dengan karakteristik populasi. Jadi, hasilnya kesimpulan dari penelitian tersebut dapat digenelisasikan terhadap populasi.

SAMPEL
Secara sederhana, sampel dapat diartikan sebagai berikut :
  1. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi, 2006:131)
  2. Sampel ialah yang mewakili keseluruhan populasi (Nasution, 2006:86)
  3. Sampel adalah suatu bagian yang dipilih dengan cara tertentu untuk mewakili keseluruhan kelompok populasi (Soenarto, 1987:2)
  4. Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2010:81)
  5. Sample is a set of elements taken from a larger population (Johnson, 2008:223). Sampel adalah satu kelompok dari unsur-unsur yang diambil dari populasi lebih besar.
  6. Sample is group of participants from whom data are collected (Millan, --- :95). Sampel adalah kelompok peserta dari data yang dikumpulkan.
Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang dipilih dengan cara tertentu. Untuk itu sampel yang di ambil dari populasi harus betul-betul representative (mewakili).
Bila sampel tidak representative, maka ibarat orang buta disuruh menyimpulkan karakteristik gajah. Satu orang memegang telinga gajah, maka ia menyimpulkan gajah itu seperti kipas. Orang kedua memegang badan gajah, maka ia menyimpulkan gajah itu seperti tembok besar. Satu orang lagi memegang ekornya, maka ia menyimpulkan gajah itu seperti seutas tali. Begitulah kalau sampel yang dipilih tidak repsentatif, maka ibarat 3 orang buta itu yang membuat kesimpulan salah tentang gajah.
Dalam penelitian ilmiah, tindakan pengambilan sampel itu penting sekali artinya. Di samping berguna untuk melakukan estimasi atau pengujian hipotesis, pengambilan sampel penelitian mempunyai tujuan dan sekaligus alasan yang sangat menguntungkan yaitu:

1. Mempertinggi ketelitian
Ketelitian adalah modal utama dan sangat penting dalam pelaksanaan penelitian. Kiranya dapat dimengerti bahwa jika pengamatan atau wawancara yang dilakukan pada jumlah obyek  yang lebih sedikit akan lebih teliti dibandingkan dengan pengamatan atau wawancara pada obyek yang lebih besar jumlahnya.  

2. Mempercepat penelitian
Untuk mengumpulkan data dari sejumlah sumber data yang besar akan memerlukan waktu cukup lama, dengan demikian pengumpulan data yang relatif lebih sedikit jumlahnyaakan lebih singkat dilaksanakan. Begitu pula halnya dalam mengolah dan menganalisis data akan dapat diselesaikan dalam waktu yang lebih singkat apabila jumlah data yang diolah jumlahnya sedikit. 

3. Menghemat biaya dan tenaga (lebih efisien)
Secara tidak langsung dengan pengumpulan data yang lebih sedikit akan menghemat biaya yang dikeluarkan dan tidak membutuhkan tenaga peneliti yang terlalu banyak.

4.    Memperkecil kerugian
Dalam penelitian eksperimen yang dilakukan di bidang ilmu sosial dan pendidikan, bertindak sebagai sasaran percobaan adalah manusia. Apabila pelaksanakan percobaan tersebut dalam hal pemberian perlakukan terhadap obyekterjadi kesalahan, maka akan berakibat sangat merugikannya. Sesuai dengan sifat dan ciri penelitian eksperimental yang perlakunya dikerjakan pada sasaran yang terbatas, maka kerugian yang akan diberita oleh obyek atas kesalahan perlakuan yang diberikan akan dapat dibatasi jumlahnya. Dengan demikian untuk melakukan perbaikan dari akibat kesalahan itu akan lebih mudah.

5.    Penelitian lebih efektif
Jika penelitian bersifat destruktif (merusak) yang menggunakan spemenen akan hemat dan dapat dijangkau tanpa merusak semua bahan yang ada serta dapat digunakan untuk menjaring populasi yang jumlahnya banyak.

Berkaitan dengan teknik pengambilan sampel bahwa mutu penelitian tidak selalu ditentukan oleh besarnya sampel, akan tetapi oleh kokoknya dasar-dasar teorinya, oleh desain penelitiannya, serta mutu pelaksanaan dan pengolahan datanya.

TEKNIK SAMPLING 

Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Secara skematis, macam-macam teknik sampling ditunjukan.
Teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu probability sampling dan nonprobability sampling. Probability sampling meliputi, simple random, proportionate stratified random, disproportionate stratified random, dan area random. Non-probability sampling meliputi, sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental/incidental, purposive sampling, sampling jenuh, dan snowball sampling.

Probability Sampling 
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsure (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi, simple random sampling, proportionate stratified random sampling, disproportionate stratified random, sampling area (cluster) sampling (sampling menurut daerah).

  • Simple Random Sampling 

Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogeny. Pengambilan sampel acak sederhana dapat dilakukan dengan cara undian, memilih bilangan dari daftar bilangan secara acak dan sebagainya.

  • Proportionate Stratified Random Sampling 

Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsure yang tidak homogeny dan berstrata secara proporsional. Suatu organisasi yang mempunyai pegawai dari latar belakang pendidikan yang berstrata, maka populasi pegawai itu berstrata. Misalnya jumlah pegawai yang lulus S1 = 45, S2 = 30, STM = 800, ST = 900, SMEA = 400, SD = 300. Jumlah sampel yang harus diambil meliputi strata pendidikan tersebut. Jumlah sampel dan teknik pengambilan sampel.

  • Disproportionate Stratified Random Sampling 

Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional. Misalnya pegawai dari unit kerja tertentu mempunyai: 3 orang lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90 orang S1, 800 orang SMU, 700 orang SMP, maka tiga orang lulusan S3 dan 4 orang S2 itu diambil semuanya sebagai sampel, karena dua kelompok ini terlalu kecil bila dibandingkan dengan kelompok S1, SMU, dan SMP.

  • Cluster Sampling (Area Sampling)

Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, missal penduduk dari suatu Negara, propinsi atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan sampel ditetapkan secara bertahap dari wilayah yang luas (Negara) sampai ke wilayah terkecil (kabupaten). Setelah terpilih sampel terkecil, kemudian baru dipilih sampel secara acak. Misalnya di Indonesia terdapat 30 propinsi, dan sampelnya akan menggunakan 15 propinsi, maka pengambilan 15 propinsi itu dilakukan secara random. Tetapi perlu diingat, karena propinsi-propinsi di Indonesia itu berstrata (tidak sama) maka pengambilan sampelnya perlu menggunakan stratified random sampling. Propinsi di Indonesia ada yang penduduknya padat, ada yang tidak; ada yang mempunyai hutan banyak ada yang tidak, ada yang kaya bahan tambang ada yang tidak. Karakteristik semacam ini perlu diperhatikan sehingga pengambilan sampel menurut strata populasi itu dapat ditetapkan.
Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah, dan tahap kedua menentukan orang-orang yang ada pada daerah itu secara sampling juga.

Nonprobability Sampling 
Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak member peluang/kesempatan sama bagi setiap unsure atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi, sampling sistematis, kuota, aksidental, purposive, jenuh, snowball.

  • Sampling Sistematis 

Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya anggota populasi yang terdiri dari 100 orang. Dari semua anggota itu diberi nomor urut, yaitu nomor 1 sampai dengan nomor 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan mengambil nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan lima. Untuk ini maka yang diambil sebagai sampel adalah nomor 1,5,10,15,20, dan seterusnya sampai 100.

  • Sampling Kuota 

Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Sebagai contoh, akan melakukan penelitian tentang pendapat masyarakat terhadap pelayanan masyarakat dalam urusan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB). Jumlah sampel yang ditentukan 500 orang. Kalau pengumpulan data belum memenuhi kuota 500 orang tersebut, maka penelitian dipandang belum selesai.
Bila pengumpulan data dilakukan secara kelompok yang terdiri atas 5 orang pengumpul data, maka setiap anggota kelompok harus dapat menghubungi 100 orang anggota sampel, atau 5 orang tersebut harus dapat mencari data dari 500 anggota sampel.

  • Sampling Insidental 

Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.

  • Sampling Purposive 

Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Misalnya akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan, atau penelitian tentang kondisi politik di suatu daerah, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli politik. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif, atau penelitian-penelitian yang tidak melakukan generalisasi.

  • Sampling Jenuh 

Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relative kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.

  • Snowball Sampling 

Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama menjadi besar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang, tetapi karena dengan dua orang ini belum merasa lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sebelumnya. Sehingga jumlah sampel semakin banyak. Pada penelitian kualitatif banyak menggunakan sampel purposive dan snowball. Misalnya akan meneliti siapa provokasi kerusuhan/jaringan teroris maka akan cocok menggunakan purposive dan snowball sampling.
Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah sampel yang diharapkan 100% mewakili populasi adalah sama dengan jumlah anggota populasi itu sendiri. Jadi bila jumlah populasi 1000 dan hasil penelitian itu akan diberlakukan untuk 1000 orang tersebut tanpa ada kesalahan, maka jumlah sampel yang diambil sama dengan jumlah populasi tersebut yaitu 1000 orang. Makin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel menjauhi populasi, maka makin besar kesalahan generalisasi (diberlakukan umum).
Tingkat ketelitian / kepercayaan yang dikehendaki sering tergantung pada sumber dana, waktu dan tenaga yang tersedia. Makin besar tingkat kesalahan maka akan semakin kecil jumlah sampel yang diperlukan, dan sebaliknya, makin kecil tingkat kesalahan, maka akan semakin besar jumlah anggota sampel yang diperlukan sebagai sumber data.
Berikut ini penggunaan rumus penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu yang dikembangkan dari Isaac dan Michael, untuk tingkat kesalahan, 1%, 5%, dan 10% sebagai berikut:
s=  (λ^2.N.P.Q)/(d^2 (N-1)+ λ^2.P.Q)
Keterangan :
λ2 dengan dk = 1, taraf kesalahan bisa 1%, 5%, 10%.
P = Q = 0,5; d = 0,05; s = jumlah sampel
Berdasarkan rumus tersebut dapat dihitung jumlah sampel dari populasi mulai dari 10 sampai dengan 1.000.000. makin besar taraf kesalahan, maka akan semakin kecil ukuran sampel. Sebagai contoh : untuk populasi 1000, untuk taraf kesalahan 1%, jumlah sampelnya = 399; untuk taraf kesalahan 5% jumlah sampelnya = 258, dan untuk taraf kesalahan 10% jumlah sampelnya =213.
Cara menentukan ukuran sampel seperti yang dikemukakan di atas didasarkan atas asumsi bahwa populasi berdistribusi normal. Bila sampel tidak berdistribusi normal, misalnya populasi homogeny maka cara-cara tersebut tidak perlu dipakai. Misalnya, populasinya benda, katakana logam dimana susunan molekulnya homogen, maka jumlah sampel yang diperlukan 1% saja sudah mewakili.

Menentukan Ukuran Sampel

Akan dilakukan penelitian untuk mengetahui tanggapan kelompok masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah tertentu. Kelompok masyarakat itu terdiri 1000 orang, yang dapat dikelompokkan berdasarkan jenjang pendidikan, yaitu lulusan S1 = 50, Sarjana Muda = 300, SMK = 500, SMP = 100, SD = 50 (Populasi berstrata). Karena populasinya berstrata, maka sampelnya juga berstrata. Stratanya ditentukan menurut jenjang pendidikan. Dengan demikian masing-masing sampel untuk tingkat pendidikan harus proporsional sesuai populasi.
Jika dalam proses perhitungannya mendapatkan hasil pecahan, sebaiknya dibulatkan ke atas sehingga jumlah sampelnya menjadi angka konstan. Hal ini lebih aman dan sangat membantu peneliti dalam pengolahan data.
Roscoe dalam buku Research Methods For Business (1982:253) memberikan saran-saran tentang ukuran sampel untuk penelitian seperti berikut ini.
Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500. Bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya: pria-wanita, pegawai negeri-swasta dan lain-lain) maka jumlah anggota sampel setiap kategori minimal 30.
Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate (korelasi atau regresi ganda misalnya), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variable yang diteliti. Misalnya variable penelitiannya ada 5 (independen + dependen), maka jumlah anggota sampel = 10 x 5 = 50.
Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok control, maka jumlah anggota sampel masing-masing kelompok antara 10 s/d 20.

Cara Mengambil Anggota Sampel 

Terdapat dua teknik sampling, yaitu probability sampling dan nonprobability sampling. Probability sampling adalah teknik sampling yang member peluang sama kepada anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Cara demikian sering disebut dengan random sampling, atau cara pengambilan sampel secara acak.
Pengambilan sampel secara acak dapat dilakukan dengan bilangan random, komputer, maupun dengan undian. Bila pengambilan dilakukan dengan undian, maka setiap anggota populasi diberi nomor terlebih dahulu, sesuai dengan jumlah anggota populasi.

Karena teknik pengambilan sampel adalah random, maka setiap anggota populasi mempunyai peluang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Untuk contoh peluang setiap anggota populasi = 1/1000. Dengan demikian cara pengambilannya bila nomor satu telah diambil, maka perlu dikembalikan lagi, kalau tidak dikembalikan peluangnya menjadi tidak sama lagi. Misalnya nomor pertama tidak dikembalikan lagi maka peluang berikutnya menjadi 1:(1000-1) = 1/999. Peluang akan semakin besar bila yang telah diambil tidak dikembalikan. Bila yang telah diambil keluar lagi, dianggap tidak sah dan dikembalikan lagi.

DAFTAR PUSTAKA

  • Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka cipta.
  • Martono, Nanamg. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
  • Mc Milan, James H. ----. Educational Research: Fundamental for the Consumer sixth edidtion. Pearson.
  • Mertens, Donna M. 2010. Research and Evaluation in Education and Psychology: Integrating Diversity with Quantitative, Qualitative, and Mixed Methods third edition. California: Sage publication. 
  • Johnson, Burke & Larry Christensen. 2008. Educational Research: Quantitative, Qualitative, and Mixed Approaches. California: Sage publication. 
  • Riduwan. 2008. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti Pemula. Bandung : Alfabeta.
  • Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualiatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
  • Sukandarrumidi, 2006. Metodologi Penelitian (Petunjuk Praktis untuk Peneliti Pemula). Yogyakarta: UGM press.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel