5 TIPE PENGGOLONGAN KEPRIBADIAN DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI

Wawasan Pendidikan; Kepribadian adalah ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan. Misalnya keluarga pada masa kecil, dan juga bawaan seseorang sejak lahir. Menurut paul gunardi (2005) dalam (Sjarkawi, 2015: 11) menyatakan bahwa pada umumnya terdapat 5 (lima) penggolongan kepribadian yang sering dikenal dalam kehidupan sehari-hari antara lain:
picture by lattice.com

1.    Tipe Sanguin

Seseorang  yang termasuk dalam tipe ini memiliki ciri-ciri antara lain: Memiliki banyak kekuatan, bersemangat, mempunyai gairah hidup, dapat membuat lingkungannya gembira, senang. Akan tetapi tipe seperti ini juga memiliki kekurangan-kekurangan antara lain: Cenderung impulsif dan bertindak sesuai emosinya 

Orang yang memiliki tipe seperti ini sangat mudah dipengaruhi oleh lingkungannya dan ransangan dari luar dirinya, kurang bisa menguasai dirinya atau penguasaan diri lemah. Cenderung mudah jatuh dalam percobaan- percobaan karena godaan-godaan dari luar dapat lebih mudah memikatnya dan dia bisa masuk terperosok didalamnya. Jadi, orang yang nmemuliki kepribadian Tipe sangiun sangat mudah dipengaruhi oleh lingkungannya. 

Oleh karena itu, kelompok ini perlu ditingkatkan secara terus menerus perkembangan moral kognitifnya melalui tingkat pertimbangan moralnya sehingga dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain mereka menjadi lebih menggunakan pikirannya dari pada menggunakan perasaannya/emosinya. Peningkatan moral kognitif akan menjadikan pikiran mereka lebih tajam dan lebih kritis dalam menghadapi persoalan yang berkaitan dengan orang lain. 

2.    Tipe Flegmatik
Seseorang yang termasuk dalam tipe ini memiliki ciri antara lain: cenderung tenang, gejolak emosinya tidak tampak (misalnya dalam kondisi sedih atau senang), sehingga turun naik emosinya tidak terlihat secara jelas.

Otang bertipe seperti ini cenderung dapat menguasai dirinya dengan baik dan lebih introspektif  memikirkan kedalam, dan mampu melihat, menatap, dan memikirkan masalah – masalah yang terjadi disekitarnya. Mereka seorang pengamat yang kuat, penonton yang tajam dan pengkritik yang berbobot.

Orang tipe seperti ini memiliki kekurangan antara lain: ada kecenderungan untuk mengambil mudahnya dan tidak mau susah, dengan kelemahan ini mereka kurang mau berkorban demi orang lain dan cenderung egois.  Oleh karena itu, mereka perlu mendapatkan bimbingan yang mengarahkan pada meningkatnya pertimbangan moralnya guna meningkatkan rasa kasih sayang sehingga dapat menjadi orang yang lebih bermurah hati.

3.    Tipe Melankolik
Seseorang yang termasuk tipe ini memiliki ciri ciri antara lain: terobsesi dengan karyanya yang paling bagus atau paling sempurna, mengerti estetika keindahan hidup, perasaannya sangat kuat, dan sangat sensitive.

Orang yang memiliki tipe ini mempunyai kelemahan antara lain: sangat mudah dikuasai oleh perasaan dan cenderung perasaan yang mendasari hidupnya sehari – hari adalah perasaan yang murung. Oleh karena itu, orang yang bertipe seperti ini tidak mudah untuk terangkat, senang atau tertawa terbahak-bahak.

Pembentukan kepribadian melalui peningkatan pertimbangan moral, kiranya dapat membantu kelompok ini dalam mengatasi perasannya yang kuat dan sensivitas yang mereka miliki melalui peningkatan moral kognitif. Dengan demikian, kekuatan emosionalnya dapat berkembang secara seimbang dengan perkembangan moral kognitif.

4.    Tipe Kolerik
Seseorang yang termasuk dalam tipe ini memiliki ciri antara lain: cenderung berorientasi pada pekerjaan dan tugas, memiliki disiplin kerja sangat tinggi, mampu melaksanakan tugas dengan setia dan bertanggunjawab atas tugas yang diembannya.

Orang yang bertipe seperti ini memiliki kelemahan antara lain: kurang mampu marasakan perasaan orang lain, kurang mampu mengembangkan rasa kasihan pada orang yang sedang mendarita dan perasaannya kurang bermain.

Kelompok ini perlu dikembangkan kepekaan sosialnya melalui pengembangan emosional yang seimbang dengan moral kognitifnya sehingga menjadi lebih peka terhadap penderitaan orang lain.

5.    Tipe Asertif 
Seseorang yang termasuk tipe ini memiliki ciri antara lain: mampu menyatakan pendapat, ide, dan gagasan secara tegas dan kritis tetapi perasaannya halus sehingga tidak menyakiti perasaan orang lain. Perilaku mereka adalah berjuang mempertahankan hak sendiri, tetapi tidak sampai mengabaikan atau mengancam hak orang lain. Melibatkan perasaan dan kepercayaan orang lain sebagai bagian dari interaksi dengan mereka, mengekpresikan perasaan dan kepercayaan sendiri dengan cara terbuka, langsung, jujur dan tepat.

Tipe asertif ini adalah tipe yang ideal maka tidak banyak ditemukan oleh orang kelemahannya. Oleh karena itu, peningkatan pertimbangan moral kognitif anak didik secara sadar dan terencana diniatkan untuk mencapai model kepribadian tipe asertif ini.

Daftar Pustaka:
Sjarkawi (2015). Pembentukan Kepribadian Anak. Jakarta: Bumi Aksara

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel