Pengertian Pendidikan Karakter

wawasanpendidikan.com; Untuk mendapatkan pengertian tentang pendidikan karakter secara keseluruhan, maka akan diuraikan masing-masing unsur dari pendidikan dan karakter secara terpisah.
Pengertian Pendidikan Karakter

A. Pengertian Pendidikan  
Secara etimologi, pengertian pendidikan yang diberikan oleh ahli John Dewey, seperti yang dikutip oleh M. Arifin menyatakan bahwa pendidikan adalah sebagai suatu proses pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik yang menyangkut daya pikir (intelektual) maupun daya perasaan (emosional) menuju ke arah tabiat manusia dan manusia biasa.

Mortiner J. Adler mengartikan pendidikan adalah proses di mana semua kemampuan manusia (bakat dan kemampuan yang diperoleh) yang dapat dipengaruhi oleh pembiasaan, disempurnakan dengan kebiasaan yang baik melalui sarana yang artistik dibuat dan dipakai oleh siapapun untuk membantu orang lain atau dirinya sendiri mencapai tujuan yang ditetapkannya, yaitu kebiasaan yang baik.

Dari pengertian pendidikan yang telah diuraikan, maka dapat dipahami bahwa pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan terkonsep serta terencana untuk memberikan pembinaan dan pembimbingan pada peserta didik (anak-anak). Yang mana bimbingan dan pembinaan tersebut tidak hanya berorientasi pada daya pikir (intelektual) saja, akan tetapi juga pada segi emosional yang dengan pembinaan dan bimbingan akan dapat membawa perubahan pada arah yang lebih positif. 

Proses pendidikan merupakan rangkaian usaha membimbing, mengarahkan potensi manusia yang berupa kemampuan-kemampuan dasar dan kemampuan belajar, sehingga terjadilah perubahan (positif) di dalam kehidupan pribadinya sebagai makhluk individual dan sosial serta dalam hubungannya dengan alam sekitar di mana ia hidup. Proses tersebut senantiasa berada dalam nilai-nilai yang melahirkan akhlaq alkarimah atau menanamkannya, sehingga dengan pendidikan dapat terbentuk manusia yang berbudi pekerti dan berpribadi luhur. Dalam pandangan Andragogie, seorang anak dianggap memiliki potensi dan kemampuan serta pengalaman dan tugas pendidikan adalah untuk mengaktualkannya.

Pengertian Pendidikan Karakter
B. Pengertian Karakter 
Karakter dalam kamus pendidikan berarti watak, sifat-sifat kejiwaan. Dan ilmu yang mempelajari tentang watak seseorang seseorang berdasarkan tingkah laku disebut dengan karakterologi. Karakter atau watak dapat dikembangkan oleh faktor-faktor pembawaan dan faktor-faktor eksogen seperti alam sekitar, pendidikan dan pengaruh dari luar pada umumnya.

Dalam bukunya Netty Haratati, karakter (character) adalah watak, perangai, sifat dasar yang khas, satu sifat atau kualitas yang tetap terus menerus dan kekal yang dapat dijadikan ciri untuk mengidentifikasi seorang pribadi. Ia disebabkan oleh bakat pembawaan dan sifat-sifat hereditas sejaklahir dan sebagian disebabkan oleh pengaruh lingkungan. Ia berkemungkinan untuk dapat dididik. Elemen karakter terdiri atas dorongan-dorongan, insting, refleksi-refleksi,kebiasaan-kebiasaan, kecenderungan-kecenderungan, organ perasaan, sentimen, minat, kebajikan dan dosa, serta kemauan.

Secara bahasa, karakter berasal dari bahasa Yunani, charassein, yang artinya “mengukir”. Dari bahasa ini yang dimaksud sifat utama  ukiran adalah melekat kuat di ats benda yang diukir. Tidak mudah  usang ditelan oleh waktu atau terkena gesekan. Menghilang ukiran  sama saja dengan menghilangkan benda yang diukir ituini nerneda   dengan gambar atau tulisan tinta yang hanya disapukan di atas   permukaan benda. Karena itulah, sifatnya juga berbeda dengan ukiran,  terutama dalam hal ketahanan dan kekuatannya dalam menghadapi   tantangan waktu.

Karakter merupakan suatu keadaan jiwa. Keadaan ini   menyebabkan jiwa bertindak tanpa pikir atau dipertimbangkan secara  mendalam. Keadaan ini ada dua jenis. Yang pertama, alamiah dan  bertolak dari watak. Misalnya pada orang yang gampang sekali marah  karena hal-hal yang paling kecil. Yang kedua, tercipta melalui  kebiasaan dan latihan.  Pada mulanya keadaan ini terjadi karena  dipertimbangkan dan difikirkan. Namun, kemudian melalui pratek terus  menerus menjadi karakter.

Pengertian ini sama dengan beberapa  pengertian akhlak  dalam beberapa literatur, ini karena dari beberapa
versi hampir sama dinyatakan bahwa akhlak dan karakter adalah samasama  yang melekat  dalam  jiwa  dan
dilakukan  tanpa  pertimbangan.

Dari beberapa pengertian karakter di atas ada dua versi yang  agak berbeda. Satu pandangan menyatakan bahwa karakter adalah  watak atau perangai (sifat), dan yang lain mengungkapkan bahwa  karakter adalah sama dengan akhlak, yaitut sesuatu yang melekat pada  jiwa yang diwujudkan dengan perilaku yang dilakukan tanpa  pertimbangan. Tapi sebenarnya bila dikerucutkan dari kedua pendapat  tersebut adalah bermakna pada sesuatu yang ada pada diri manusia  yang dapat menjadikan ciri kekhasan pada diri seseorang.  

Karakter sama dengan kepribadian, tetapi dipandang dari sudut  yang berlainan. Istilah karakter dipandang dari sudut ”penilaian”, baik-buruk, senang-benci, menerima-menolak, suatu tingkah laku berdasarkan norma-norma yang dianut. Istilah kepribadian dipandang dari sudut ”penggambaran”, manusia apa adanya tanpa disertai penilaian.

Menurut Nana Syaodih Sukmadinata, kepribadian dalam bahasa Inggris disebut personality, yang berasal dar bahasa Yunani per dan sonare yang berarti topeng, tetapi juga berasal dari kata personae yang berarti pemain sandiwara, yaitu pemain yang memakai topeng tersebut. Kepribadian diartikan dalam dua macam. Pertama, sebagai topeng (mask personalty), yaitu kepribadian yang berpura-pura, yang dibuatbuat, yang semua mengandung kepalsuan. Kedua, kepribadan sejati (real personalty) yaitu kepribadian yang sesungguhnya, yang asli.

Seperti dalam bukunya Child Development, Elzabeth B. Hurlock menyebutkan bahwa : The term "personality" comes from the Latin word "persona". Personality is the dinamis organization within the individual of those psychophysical system that determine the individual's unique adjusments to the enviroment.  (Istilah personality berasal dari kata Latin persona yang berarti topeng.

Kepribadian adalah susunan sistem-sistem psikofisik yang dinamai dalam diri suatu individu yang unik terhadap lingkungan. Dari konotasi, kata personal diartikan bagaimana seseorang tampak pada orang lain dan bukan pribadi yang sesungguhnya. Apa yang dipikir, dirasakan, dan siapa dia sesungguhnya termasuk dalam keseluruhan “make up” (polesan luar) psikologis seseorang dan sebagian besar terungkap melalui perilaku. Karena itu, kepribadian bukanlah suatu atribut yang pasti dan spesifik, melainkan merupakan kualitas perilaku total seseorang.    

C. Pengertian Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter adalah untuk mengukir akhlak melalui proses knowing the good, loving the good and acting the good yaitu proses pendidikan yang melibatkan aspek kognitif, emosi dan fisik, sehingga akhlak mulia bisa terukir menjadi habit of the mind, heart and hands. Maksudnya adalah pertama, anak mengerti baik-buruk, mengerti tindakan apa yang harus diambil, mampu memberikan prioritas hal-hal yang baik. Kedua, mempunyai kecintaan terhadap kebajiakn dan membenci perbuatan buruk kecintaan ini merupakan semangat untuk berbuat kebajikan. Ketiga, anak mampu melakukan kebajikan dan terbiasa melakukannya.

Pendidikan karakter adalah pendidikan yang tidak hanya berorientasi pada aspek kognitif saja, akan tetapi lebih berorientasi pada proses pembinaan potensi yang ada dalam diri anak, dikembangkan melalui pembiasaan sifat-sifat baik yaitu berupa pengajaran nilai-nilai karakter yang baik. Yang mana dalam pendidikan karakter bahwa setiap individu dilatih agar tetap dapat memelihara sifat baik dalam diri (fitrah) sehingga karakter tersebut akan melekat kuat dengan latihan melalui pendidikan sehingga akan terbentuk akhlaqul karimah.

Pendidikan karakter adalah berbeda secara konsep dan metodologi dengan pendidikan moral, seperti kewarganegaraan, budi pekerti atau bahkan pendidikan agama di Indonesia. Pendidikan moral misalnya kewarganegaraan dan pelajaran agama hanya melibatkan aspek kognitif (hafalan) tanpa ada apresiasi (emosi) dan praktik. Sehingga banyak yang hafal isi Pancasila atau ayat-ayat suci, tetapi tidak tahu bagaimana berlaku benar (seperti membuang sampah pada tempatnya), berlaku jujur, beretos kerja tinggi dan menjalin hubungan harmonis dengan sesama.

Pendidikan karakter di sini yang dimaksud adalah pendidikan dengan proses membiasakan anak melatih sifat-sifat baik yang ada dalam dirinya sehingga proses tersebut dapat menjadi kebiasaan dalam diri anak. Dalam pendidikan karakter tidak hanya bertujuan untuk mencerdaskan anak dalam aspek kognitif saja, akan tetapi juga melibatkan emosi dan spiritual, tidak sekedar memenuhi otak anak dengan ilmu pengetahuan, tetapi juga dengan mendidik akhlak anak Anak dipersiapkan untuk menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab dan respek terhadap lingkungan sekitarnya.

 pendidikan karakter adalah pendidikan untuk membentuk pola sifat atau karakter baik mulai dari usia dini, agar karakter baik tersebut tertanam dan mengakar pada jiwa anak. Pendidikan karakter adalah pendidikan yang tidak hanya berorientasi pada aspek kognitif saja, akan tetapi lebih berorientasi pada proses pembinaan potensi yang ada dalam diri anak, dikembangkan melalui pembiasaan sifat-sifat baik yaitu berupa pengajaran nilai-nilai karakter yang baik. Dalam pendidikan karakter, setiap individu dilatih agar tetap dapat memelihara sifat baik dalam diri (fitrah) sehingga karakter tersebut akan melekat kuat dengan latihan melalui pendidikan sehingga akan terbentuk akhlakul karimah. Ada dua paradigma dasar pendidikan karakter,
  •  Pertama, paradigma yang memandang pendidikan karakter dalam cakupan pemahaman moral yang sifatnya lebih sempit (narrow scope to moral education). Pada paradigma ini  disepakati telah adanya karakter tertentu yang tinggal diberikan kepada peserta didik. Kedua, melihat pendidikan dari sudut pandang pemahaman isu-isu moral yang lebih luas. Paradigma ini memandang pendidikan karakter sebagai sebuah pedagogi, menempatkan individu yang terlibat dalam dunia pendidikan sebagai pelaku utama dalam pengembangan karakter. 
  • Paradigma kedua memandang peserta didik sebagai agen tafsir, penghayat, sekaligus pelaksana nilai melalui kebebasan yang dimilikinya. Pendidikan karakter tidaklah bersifat teoritis (meyakini telah ada konsep yang akan dijadikan rujukan karakter), tetapi melibatkan penciptaan situasi yang mengkondisikan peserta didik mencapai pemenuhan karakter utamanya. Penciptaan konteks (komunitas belajar) yang baik, dan pemahaman akan konteks peserta didik (latar belakang dan perkembangan psikologi) menjadi bagian dari pendidikan karakter.
Perilaku  yang dibimbing oleh nilai-nilai utama sebagaibukti dari karakter, pendidikan karakter tidak meyakini adanya pemisahan antara roh, jiwa, dan badan. Karena harus ini melalui perkataan, keyakinan, dan penindakan. Tanpa tindakan, semua yang diucapkan dan diyakini bukanlah apa-apa. Tanpa keyakinan, tindakan dan perkataan tidak memiliki makna. Tanpa pernyataan dalam perkataan, penindakan dan keyakinan tidak akan terhubung. 

Pendidikan karakter di sini yang dimaksud adalah pendidikan dengan proses membiasakan anak melatih sifat-sifat baik yang ada dalam dirinya sehingga proses tersebut dapat menjadi kebiasaan dalam diri anak. Dalam pendidikan karakter tidak hanya bertujuan untuk mencerdaskan anak dalam aspek kognitif saja, akan tetapi juga melibatkan emosi dan spiritual, tidak sekedar memenuhi otak anak dengan ilmu pengetahuan, tetapi juga dengan mendidik akhlak anak Anak dipersiapkan untuk menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab dan respek terhadap lingkungan sekitarnya.

D. Pengertian Pendidikan Karakter Menurut Ahli
  • Menurut Ahmad Sudrajat, Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil. 
  • Menurut Thomas Lickona yang dikutip dalam ”Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur’an”, bahwa pendidikan karakter adalah pendidikan untuk membentuk kepribadian seseorang melalui pendidikan budi pekerti, yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang, yaitu tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab, kerja keras dan sebagainya. 
  • Menurut Bambang Q-Anees, M. Ag dan Drs. Adang Hambali, M. Pd., pendidikan karakter merupakan upaya untuk menanamkan karakter tertentu sekaligus memberi benih agar peserta didik mampu menumbuhkan karakter khasnya pada saat menjalani kehidupannya.
Dengan demikian dapat diambil pengertian bahwa pendidikan karakter merupakan proses pembentukkan cara berpikir dan berperilaku seorang peserta didik serta menjadi ciri khas mereka dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, dan lingkungan sekitarnya.

SUMBER:
  • Bambang Q-Anees dan Adang Hambali. (2008). Pendidikan Karakter berbasis Al-Qur'an. Bandung: Simbiosa Rekatama Media
  • Suharsono. (2003). Membelajarkan Anak dengan Cinta. Jakarta : Inisiasi Press
  • Saliman dan Sudarsono. (1994). Kamus Pendidikan, Pengajaran dan Umum. Jakarta : Rineka Cipta
  • Soegarda Poerbakawatja dan Harahap. (1976). Ensiklopedi Pendidikan. Jakarta : Gunung Agung
  • Netty Hartati, dkk. (2004). Islam dan Psikologi. Jakarta : Raja Grafindo Persada
  • Abdullah Munir. (2010). Pendidikan Karakter Membangun Karakter Anak Sejak Dari Rumah. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani
  • Abu Ali Akhmad Al-Miskawaih. (1994). Tahdhib Al-Akhlak, Trjm. Helmi Hidayat, Menuju Kesempurnaan Akhlak. Bandung : Mizan
  • Nana Syaodih Sukmadinata. (2003). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya
  • Elizabeth B. Hurlock. (1987). Child Development. Japan : Mc Graw-Hill

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel