tag:blogger.com,1999:blog-69231103404291406932024-02-19T09:45:30.941+08:00WAWASANPENDIDIKANUnknownnoreply@blogger.comBlogger338125tag:blogger.com,1999:blog-6923110340429140693.post-63568099160084759262021-09-05T21:45:00.001+08:002021-09-05T21:45:37.755+08:00Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar <p style="text-align: justify;"><b><a href="http://wawasanpendidikan.com">wawasanpendidikan.com</a></b>; Secara umum ada dua faktor atau unsur yang mempengaruhi proses dan hasil belajar, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut saling mempengaruhi satu sama lain dalam proses belajar individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar.</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjK1JAW4F3q_CPep8QQVdojuEkB2Td7u0mQzQUfoCU1KRbBL8ntyFSXMKlVPkAscJ-NqnTRpk2Nu6GeVEI4wzMF6U4OXg3rpwpwo2x62vCA7MPsTJ8TjxL-U1_cq81w-9RKWEmp8nhw-JY/s1025/3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="620" data-original-width="1025" height="243" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjK1JAW4F3q_CPep8QQVdojuEkB2Td7u0mQzQUfoCU1KRbBL8ntyFSXMKlVPkAscJ-NqnTRpk2Nu6GeVEI4wzMF6U4OXg3rpwpwo2x62vCA7MPsTJ8TjxL-U1_cq81w-9RKWEmp8nhw-JY/w400-h243/3.jpg" width="400" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">picture by cussonskids.co.id</td></tr></tbody></table><p style="text-align: justify;"><b>A. Faktor Internal</b></p><p style="text-align: justify;"><i><b>1. Faktor fisiologis/jasmaniah </b></i></p><p style="text-align: justify;">a) Kesehatan</p><p style="text-align: justify;">Sehat berarti kondisi tubuh dalam keadaan baik bebas dari penyakit. Kesehatan seseorang sangat berpengaruh terhadap belajarnya karena proses belajar seseorang akan terganggu apabila kesehatannya (panca indra) terganggu pula. Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara istirahat, tidur, makan, olahraga secara teratur. </p><p style="text-align: justify;">b) Cacat tubuh</p><p style="text-align: justify;">Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurnanya keadaan tubuh/badan, seperti buta, tuli, patah tangan/kaki, lumpuh dan lain-lain. Keadaan cacat tubuh ini jelas akan mempengaruhi belajar seseorang, maka orang yang mengalami cacat tubuh hendaknya belajar di lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya itu.</p><p style="text-align: justify;"><i><b>2 Faktor psikologis</b></i></p><p style="text-align: justify;">a) Kecerdasan/inteligensi siswa</p><p style="text-align: justify;">Kecerdasan/inteligensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Siswa yang mempunyai tingkat kecerdasan tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat kecerdasan yang rendah. Meskipun begitu siswa yang mempunyai kecerdasan tinggi belum pasti berhasil dalam belajarnya, hal ini disebabkan karena belajar adalah suatu poses yang kompleks dengan banyak faktor yang mempengaruhinya, sedang kecerdasan hanya salah satu faktor di antara faktor-faktor lainnya. </p><p style="text-align: justify;">b) Motivasi</p><p style="text-align: justify;">Motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik atau padanya mempunyai motif untuk berpikir dan memusatkan perhatian, merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan/menunjang belajar. Salah satu cara untuk menumbuhkan motivasi pada siswa yaitu dengan cara memberikan latihan-latihan atau kebiasaan-kebiasaan yang terkadang juga dipengaruhi oleh keadaan lingkungan. </p><p style="text-align: justify;">c) Minat</p><p style="text-align: justify;">Dalam kamus besar bahasa Indonesia, minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu; gairah, keinginan, selain itu minat juga berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. W.S. Winkel memberikan arti minat sebagai kecenderungan yang agak menetap dalam subyek merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. Menurut Elizabeth B. Hurlock, bahwa interest are sources of motivation which drive people to do what they want to do when they are free to choose. When they see that something will benefit them, they become interested in it. (minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan ketika mereka bebas memilih. Ketika mereka melihat bahwa sesuatu akan menguntungkan, mereka merasa berminat) </p><p style="text-align: justify;">Hilfard dalam Slameto (1991) menyatakan: interest is persisting tendency to pay attention to and enjoy same activities and or content. (minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.) Kegiatan ini termasuk belajar yang diminati siswa akan diperhatikan terus menerus yang disertai rasa senang. Minat adalah sumber hasrat belajar. Demikian di dalam jiwa seseorang yang memperhatikan sesuatu ia mulai dengan menaruh minat terhadap hal itu. Minat itu erat hubungannya dengan kepribadian seseorang; ketiga fungsi jiwa: kognisi, emosi dan konasi terdapat dalam minat kadang minat itu timbul dengan sendirinya, dan kadang-kadang perlu diusahakan.</p><p style="text-align: justify;">Dari beberapa definisi di atas maka dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa minat adalah kecenderungan jiwa terhadap suatu yang terdiri dari perasaan senang, memperhatikan, kesungguhan, adanya motif dan tujuan dalam mencapai suatu tujuan. Maka dapat dipahami pula bahwa dalam minat terdapat unsur perasaan senang, perhatian, kesungguhan dan adanya motif dan tujuan. Dan minat sangat mempengaruhi perasaan tingkah laku individu dalam menentukan tujuan, sehingga pengaruh minat sangat besar dalam kehidupan, dan sebuah kecenderungan siswa merupakan pengaruh dari minat individu. </p><p style="text-align: justify;">d) Bakat</p><p style="text-align: justify;">Bakat atau aptitude menurut Hilgrad seperti yang dikutip Slameto adalah “the capacity to learn”. Dengan kata lain bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih. </p><p style="text-align: justify;">e) Sikap</p><p style="text-align: justify;">Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons dengan cara relatif tetap terhadap objek, orang, peristiwa dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. Sikap siswa dalam belajar dapat dipengaruhi oleh perasaan senang atau tidak senang terhadap performa guru, pelajaran, atau lingkungan sekitar. (Syah,2003 dalam Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, 2008).</p><p style="text-align: justify;"><b>B. Faktor Eksternal</b></p><p style="text-align: justify;"><i><b>1. Faktor Keluarga</b></i></p><p style="text-align: justify;">a) Cara Orang Tua Mendidik</p><p style="text-align: justify;">Cara orang tua mendidik anaknya sangat besar pengaruhnya terhadap belajar si anak. Hal ini dipertegas lagi oleh pernyataan Sutjipto Wirowidjojo dalam Slameto, yang menyatakan bahwa “ Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama, keluarga yang sehat besar artinya bagi pendidikan dalam lingkup kecil, tetapi menentukan untuk pendidikan dalam lingkup besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia.</p><p style="text-align: justify;">b) Hubungan Antar Anggota Keluarga</p><p style="text-align: justify;">Hubungan antar anggota keluarga yang terpenting adalah hubungan orang tua dan anaknya, anak dengan saudaranya atau dengan anggota keluarga lainnya. Wujud hubungan itu misalnya apakah hubungan itu penuh kasih sayang dan pengertian atau sebaliknya. </p><p style="text-align: justify;">c) Suasana Rumah</p><p style="text-align: justify;">Maksud suasana rumah di sini sebagai situasi atau kejadiankejadian yang sering terjadi di dalam keluarga di mana anak berada dan belajar. Suasana rumah yang tegang, sering terjadi cekcok, semrawut tentunya akan mengganggu belajar anak, tetapi jika suasana rumah yang tenang dan tenteram maka anak dapat belajar dengan baik. </p><p style="text-align: justify;">d) Ekonomi Keluarga</p><p style="text-align: justify;">Kondisi ekonomi keluarga erat kaitannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya seperti sandang, pangan, papan, kesehatan, juga membutuhkan fasilitas belajar seperti buku, alat tulis-menulis, penerangan dan lain-lain. Semua itu hanya dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup uang. </p><p style="text-align: justify;">e) Pengertian Orang Tua</p><p style="text-align: justify;">Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Jangan mengganggunya dengan pekerjaan rumah jika ia sedang belajar. Jika anak mengalami kesulitan dalam belajar, sedapat mungkin membantunya atau bila perlu menghubungi gurunya untuk mengetahui perkembangan si anak. </p><p style="text-align: justify;">f) Latar Belakang Kebudayaan </p><p style="text-align: justify;">Latar belakang pendidikan atau kebiasaan dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik agar mendorong semangat anak untuk belajar.</p><p style="text-align: justify;"><b><i>2. Faktor Sekolah</i></b></p><p style="text-align: justify;">a) Kurikulum</p><p style="text-align: justify;">Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu. Jelaslah bahan pelajaran mempengaruhi belajar siswa dan kurikulum yang kurang baik berpengaruh tidak baik pula terhadap belajar. </p><p style="text-align: justify;">b) Metode Mengajar </p><p style="text-align: justify;">Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui di dalam mengajar. Cara mengajar haruslah setepat dan seefektif mungkin agar siswa dengan baik dapat menerima, menguasai dan mengembangkan pelajaran. </p><p style="text-align: justify;">c) Hubungan Guru dengan siswa, siswa dengan siswa</p><p style="text-align: justify;">Proses belajar mengajar terjadi antara guru dan siswa. Proses tersebut dipengaruhi oleh hubungan antara guru dan siswa dan siswa dengan siswa lainnya. Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa secara akrab, menyebabkan KBM kurang lancar, sehingga siswa merasa jauh dari guru dan segan untuk berpartisipasi aktif dalam belajar. </p><p style="text-align: justify;">d) Disiplin Sekolah</p><p style="text-align: justify;">Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan belajar. Kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan guru dalam melaksanakan tugas mengajar, kedisiplinan pegawai atau karyawan dalam menjalankan administrasi, serta kedisiplinan kepala sekolah dalam tanggung jawabnya mengelola segala hal yang bertalian dengan sekolah. </p><p style="text-align: justify;">e) Faktor instrumental</p><p style="text-align: justify;">Faktor instrumental yaitu perangkat belajar. Seperti kondisi gedung sekolah, fasilitas belajar, lab, perpustakaan dan lain sebagainya. Selain itu, faktor-faktor yang berkaitan dengan pelajaran seperti, metode, alat-alat belajar, materi pelajaran yang disesuaikan dengan perkembangan siswa, waktu belajar, tugas rumah, sangat berpengaruh pada proses dan hasil belajar siswa.</p><p style="text-align: justify;">f) Faktor Masyarakat</p><p style="text-align: justify;">Faktor masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran dan anak-anak terlantar atau putus sekolah dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa, paling tidak siswa kesulitan ketika memerlukan teman belajar, diskusi, atau meminjam alat-alat belajar yang kebetulan belum dimilikinya. Sebagaimana yang diuraikan Slameto, faktor-faktor masyarakat seperti kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul, corak kehidupan masyarakat dan peran mass media berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat di mana ia hidup dan bertempat tinggal.</p><p style="text-align: justify;">Sumber:</p><p style="text-align: justify;"></p><ul><li> Tohirin (2005) Psikologi Pembelajaran Pendidikan Islam, Jakarta: Raha Grafindo Persada</li><li>Abdur Rachman Shaleh (2003) Didaktif Pendidikan Agama, Jakarta: Bulan Bintang</li><li>Tim Penyusun Kamus Pusat (2005) Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: balai pustaka</li><li>Muhibbin Syah (2003) Psikologi belajar, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada</li><li>W.S. Winkel (1983) Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Jakarta: Gramedia</li><li>Elizabeth B. (1978) Hurlock Child Development, Japan, Mc. Graw hill</li><li>Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni (2010) Teori Belajar dan Pembelajaran, Jogjakarta:Ar-Ruzz Media, 2010), Cet.IV </li><li>Slameto (2010) Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2010 ), Cet. 5 </li></ul><p></p>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6923110340429140693.post-82422675353276118152021-09-05T19:55:00.002+08:002021-09-05T19:55:12.061+08:00Metode Pembelajaran Card Sort : Pengertian, Tujuan, Langkah-Langkah dan Kelebihan serta Kekurangannya<p style="text-align: justify;"><a href="http://wawasanpendidikan.com"><b>wawasanpendidikan.com</b></a>, berbagai metode telah dikembangkan oleh ahli untuk dijadikan opsi bagi pendidiku memilih yang paling cocok dengan karakteristik peserta didiknya. semua metode dikembangnkan dengan berbagai perimbangan sehingga tidak semua cocok terhadap peserta didik. guru harus mampu memilah metode yang cocok dengan peserta didik yang di ampuhnya. salah satu opsi yang dapat digunakan oleh guru adalah Metode Pembelajaran Card Sort. untuk lebih jelas silahkan baca artikel dibawah ini</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhP18bYjJST6PwtTYcHtgmQEMbjS3zuPnMVh-fNOS7yvOqHaPyUHHVBJtocW2ckdtALMBHGOkyias9M5V1sLwlPmYB51oajD_rq52StbuHeD-FcwF_BxyYtXPRLL1fKrngm4peS09lOzG8/s855/1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="626" data-original-width="855" height="293" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhP18bYjJST6PwtTYcHtgmQEMbjS3zuPnMVh-fNOS7yvOqHaPyUHHVBJtocW2ckdtALMBHGOkyias9M5V1sLwlPmYB51oajD_rq52StbuHeD-FcwF_BxyYtXPRLL1fKrngm4peS09lOzG8/w400-h293/1.jpg" width="400" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Picture by userzoom.com</td></tr></tbody></table><p style="text-align: justify;"><b>1. Pengertian metode card sort</b></p><p style="text-align: justify;">Metode Card Sort adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri dengan cara meyortir kartu atau memilih kartu.</p><p style="text-align: justify;"><b>2. Tujuan metode card sort</b></p><p style="text-align: justify;">Tujuan penerapan metode ini adalah untuk mengaktifkan setiap individu sekaligus kelompok ( Cooperative learning ) dalam belajar. Jadi dalam metode active learning tipe Card Sort ini merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik, fakta tentang suatu obyek, atau mengulangi informasi. Gerakan fisik diutamakan dapat membantu untuk memberi energi kepada kelas yang letih dan bosan. </p><p style="text-align: justify;"><b>3. Langkah-langkah metode card sort</b></p><p style="text-align: justify;"></p><ol><li>Guru menyiapkan kartu berisi tentang materi pokok sesuai KI/KD mapel.</li><li>Seluruh kartu diacak/dikocok agar campur. </li><li>Bagilah kartu kepada murid dan pastikan masing-masing memperoleh satu ( boleh dua ). </li><li>Perintahkan setiap murid Guru mempertemukan kembali masing-masing kelompok dan memberi kesempatan salah satu kelompok tertentu untuk memulai berdebat dengan menyampaikan argumen yang disepakati dalam kelompok </li><li>Selanjutnya, mengundang anggota kelompok lain untuk menyampaikan pandangan yang berbeda. Demikian seterusnya </li><li>Guru mengapresiasikan pendapat siswa dan mengklasifikasi atau menyimpulkan dengan membandingkan isu-isu yang diamati </li></ol><p></p><p style="text-align: justify;"><b>4. Kelebihan card sort</b></p><p style="text-align: justify;"></p><ol><li>Penerapan startegi Card Sort dengan menggunakan metode berkelompok, diskusi, mencari pasangan kartu dan tim kuis serta media yang menarik sangat mampu membuat pemahaman materi siswa juga minat belajar menjadi meningkat. </li><li>Minat belajar siswa kian meningkat dari setiap pertemuan mulai dari adu cepat menempelkan kartu, mencari pasangan kartu, cerita bergambar dan terutama ketika memakai metode kuis/tebaktebakan antar kelompok dengan menggunakan kartu, hal itu membuat siswa semakin paham dengan materi dan semakin bersemangat belajar </li><li>Dalam proses belajar mengajar, siswa dapat memberikan tanggapannya secara bebas.</li><li>Para siswa dapat memahami makna soal dan saling mengecek pekerjaannya lewat kartunya.</li><li>Membantu siswa yang lemah dan kurang semangat. </li><li>Meningkatkan hasil belajar khususnya dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh guru.</li></ol><p></p><p style="text-align: justify;"><b>5. Kekurangan card sort</b></p><p style="text-align: justify;"></p><ol><li>Guru tidak cukup satu orang karena butuh patner yang membantu mengkondisikan siswa ketika startegi diterapkan </li><li>Guru perlu memberikan penjelasan langkah-langkah yang telah dibuat ketika strategi diterapkan karena ketika tidak jelas maka akan membuat kelas semakin ramai dan tidak efektif.</li><li>Guru perlu waktu dan biaya yang tidak sedikit untuk membuat media dari strategi Card Sort. </li><li>Apalagi yang menarik.Guru perlu kreatif dalam membuat metode dan media sehingga tidak monoton dan bosan. </li><li>Guru perlu merangsang motivasi siswa dengan stimulus-stimulus yang sesuai dengan perkembangan pola pikir seusia mereka. </li></ol><p></p><p style="text-align: justify;">Sumber:</p><p style="text-align: justify;">SM Ismail (2009) Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Semarang:Rasail Media Group</p>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6923110340429140693.post-41218758087063367812020-04-20T15:58:00.001+08:002021-09-05T22:43:11.881+08:00Aplikasi, Tujuan, Ruang Lingkup dan Sasaran Pengguna Model Penilaian Kelas<div style="text-align: justify;">
<a href="https://www.wawasanpendidikan.com/" target="_blank"><b>Wawasan Pendidikan</b></a>, seringkali muncul pertanyaan, mengapa penilaian di kelas harus dilakukan? pada dasarnya penilaian sudah lama di jalankan khususnya di indonesia untuk mengukur kompetensi peserta didik setelah melewati proses pembelajaran dalam rentang waktu tertentu yang telah di atur oleh pemerintah. mungkin masih banyak yang bertanya-tanya tentang penilaian kelas, baiklah, sobat pendidikan akan membehas tentang <b>Aplikasi, Tujuan, Ruang Lingkup dan Sasaran Pengguna model penilaian kelas. </b><br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHsHDgWn-5rbVcz2YgIMJC8gYwp9KWqFzmGj0xV8bq5tMhYZmzXlfOOVahbL5UsjW_ALwciPnxogPBFqvZIsFdvRMq_r-W2ik4wRnv4nuOSe4gh8lsKwqQuKbFDja4D9fnuN_ruaXTIVY/s1600/11.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Aplikasi, Tujuan, Ruang Lingkup dan Sasaran Pengguna model penilaian kelas" border="0" data-original-height="563" data-original-width="845" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHsHDgWn-5rbVcz2YgIMJC8gYwp9KWqFzmGj0xV8bq5tMhYZmzXlfOOVahbL5UsjW_ALwciPnxogPBFqvZIsFdvRMq_r-W2ik4wRnv4nuOSe4gh8lsKwqQuKbFDja4D9fnuN_ruaXTIVY/s400/11.png" title="Aplikasi, Tujuan, Ruang Lingkup dan Sasaran Pengguna model penilaian kelas" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">picture by researchgate.net</td></tr>
</tbody></table>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>A. Aplikasi Assessment dalam penilaian kelas</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Penilaian hasil belajar dilakukan oleh pendidik (dalam hal ini guru), satuan pendidikan dan pemerintah. Penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh guru satuan pendidikan termasuk penilaian internal (internal assessment), sedangkan yang diselenggarakan pemerintah termasuk penilaian eksternal (external assessment). Penilaian internal adalah penilaian yang direncanakan dan dilakukan oleh pendidik pada proses pembelajaran berlangsung dalam rangka penjaminan mutu. Penilaian eksternal merupakan penilaian yang dilakukan oleh pemerintah sebagai pengendali mutu, seperti ujian nasional.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Penilaian kelas merupakan penilaian internal terhadap proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan oleh pendidik, dalam hal ini guru di kelas atas nama satuan pendidikan untuk menilai kometensi peserta didik pada saat dan akhir pembelajaran.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>B.<span style="white-space: pre;"> </span>Tujuan penilaian berbasis kelas</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Penyusunan model penilaian kelas ini bertujuan untuk: </div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ol>
<li style="text-align: justify;">Memberikan informasi mengenai orientasi baru dalam penilaian hasil belajar peserta didik;</li>
<li style="text-align: justify;">Memberikan wawasan tentang konsep penilaian hasil belajar yang dilaksanakan pada tingkat kelas oleh pendidik;</li>
<li style="text-align: justify;">Memberikan rambu-rambu penilaian hasil belajar;</li>
<li style="text-align: justify;">Memberikan prinsip-prinsip perencanaan, pengolahan dan pelaporanhasil penilaian.</li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
<b>C.<span style="white-space: pre;"> </span>Ruang lingkup penilaian berbasis kelas</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Isi model penilaian kelas ini meliputi konsep dasar penilaian kelas, teknik penilaian, langkah-langkah pelaksanaan penilaian, pengelolahan hasil penilaian serta pemanfaatan dan pelaporan hasil penilaian. Dalam konsep penilaian, akan dijelaskan apa yang dimaksud dengan penilaian, manfaat penilaian, fungsi penilaian, dan rambu-rambu penilaian. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Teknik penilaian akan menjelaskan berbagai cara dan alat penilaian. Langkah-langkah pelaksanaan penilaian memberikan arahan penetapan indikator, penetapan kriteria ketuntasan setiap indikator, pemetaan kompetensi, dan teknik penilaian yang sesuai serta contoh penilaiannya. Pengelolaan hasil penilaian memberikan arahan dalam menganalisis, mnginterpretasi, dan menentukan nilai pada setiap proses dan hasil pembelajaran. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pemanfaatan dan pelaporan hasil penilaian mencakup pemanfaatan hasil, bentuk laporan hasil penilaian, dan penentuan kenaikan kelas.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>D.<span style="white-space: pre;"> </span>Sasaran pengguna model penilaian kelas</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Model penilaian kelas ini diperuntukkan bagi pihak-pihak berikut:</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ol>
<li style="text-align: justify;">Para pendidik di satuan pendidikan untuk menyusun program penilaian kelas;</li>
<li style="text-align: justify;">Pengawas dan kepala satuan pendidikan untuk merancang program supervisi pendidikan di satuan pendidikan;</li>
<li style="text-align: justify;">Para penentu kebijakan di daerah untuk membuat kebijakan dalam penilaian kelas yang sesuai untuk satuan pendidikan.</li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
Proses penilaian memerlukan pengumpulan bukti (assesssment) yang dilakukan secara sengaja, sistematis, dan berkelanjutan serta digunakan untuk menilai kompetensi siswa. Proses pengumpulan bukti mencakup: </div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ol>
<li style="text-align: justify;">Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendemontrasikan kompetensinya;</li>
<li style="text-align: justify;">Mengumpulkan dan mencatat bukti-bukti demonstrasi kompetensi-kompetensi siswa;</li>
<li style="text-align: justify;">Menggunakan bukti-bukti untuk membuat penilaian secara menyeluruh demonstrasi/kinerja siswa dalam kompetensi-kompetensi tersebut.</li>
</ol>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<div>
Referensi</div>
<div>
Hamzah B. Uno dan Satria Koni. (2014) Assessment Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.</div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6923110340429140693.post-81291480559572983022020-04-20T14:48:00.001+08:002020-04-20T14:48:38.910+08:00Tujuan dan Fungsi Asesmen Penilaian Kelas<div style="text-align: justify;">
<a href="https://www.wawasanpendidikan.com/" target="_blank">Wawasan Pendidikan</a>; berbicara masalah penilaian khususnya penilaian kelas, tentu memiliki tujuan dan fungsi tersendiri, nah,untuk lebih jelas, sobat pendidikan akan menjelaskan sedikit tentang tujuan dan fungsi dari assesmen penilain kelas.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGVZlDFWotHK7HYcpQuGdUenLBt2dasShi-aSd__AaTmVYxYLSmUq35b9WMmVNo1NnRi0c3mdjwYIB-61W29yUkk8jJe1sv0C8AFuFaJPp9de3oLIv7QRJrrq52kKPoduZnulp_oORDeA/s1600/10.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Tujuan dan Fungsi Asesmen Penilaian Kelas" border="0" data-original-height="644" data-original-width="964" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGVZlDFWotHK7HYcpQuGdUenLBt2dasShi-aSd__AaTmVYxYLSmUq35b9WMmVNo1NnRi0c3mdjwYIB-61W29yUkk8jJe1sv0C8AFuFaJPp9de3oLIv7QRJrrq52kKPoduZnulp_oORDeA/s400/10.png" title="Tujuan dan Fungsi Asesmen Penilaian Kelas" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">picture by wtop.com</td></tr>
</tbody></table>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>A.<span style="white-space: pre;"> </span>Tujuan Assessment berbasis kelas</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Secara rinci tujuan penilaian kelas adalah sebagai berikut:</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ol>
<li style="text-align: justify;">Dengan melakukan assessment berbasis kelas ini pendidik dapat mengetahui seberapa jauh siwa dapat mencapai tingkat kompetensi yang dipersyaratkan, baik selama mengikuti pembelajaran atau setelahnya;</li>
<li style="text-align: justify;">Saat melaksanakan assessment, pendidik juga dapat langsung memberikan umpan balik kepada peserta didik;</li>
<li style="text-align: justify;">Pendidik dapat terus melakukan pemantauan kemajuan belajar yang dialami peserta didik;</li>
<li style="text-align: justify;">Hasil pantauan kemajuan proses dan hasil pembelajaran yang dilakukan terus-menerus tersebut juga akan dapat dipakai sebagai umpan balik untuk memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang digunakan, sesuai dengan kebutuhan materi dan kebutuhan siswa;</li>
<li style="text-align: justify;">Hasil assessment dapat pula memberikan informasi kepada orang tua dan komite sekolah tentang efektivitas pendidikan.</li>
</ol>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<b>B.<span style="white-space: pre;"> </span>Fungsi Assessment berbasis kelas</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Secara rinci fungsi dari penilaian kelas dalam beberapa acuan dapat dijelaskan sebagai berikut (Diknas, 2006):</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ol>
<li style="text-align: justify;">Tujuan pembelajaran adalah pencapaian standar kompetensi maupun kompetensi dasar;</li>
<li style="text-align: justify;">Assessment berbasis kelas dapat berfungsi pula sebagai landasan pelaksanaan evaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik memahami dirinya, dan membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihan program, pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan;</li>
<li style="text-align: justify;">Sejalan dengan tujuan assessment yang telah dikemukakan di atas, maka salah satu fungsi asessment berbasis kelas ini adalah menemukan kesulitan belajar dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan peserta didikdan sebagai alat diagnosis yang membantu pendidik menentukan apakah seorang siswa perlu mengikuti remedial atau justru melakukan program pengayaan;</li>
<li style="text-align: justify;">Assessment juga berfungsi sebagai upaya pendidik untuk dapat menemukan klemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang telah dilakukan atau sedang berlangsung;Semua hal tersebut dapat pakai sebagai kontrol bagi guru sebagai pendidik dan smeua stakeholder pendidikan dalam lingkup sekolah tentang gambaran kemajuan perkembangan proses dan hasil belajar peserta didik.</li>
</ol>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Referensi</div>
<div style="text-align: justify;">
Hamzah B. Uno dan Satria Koni. (2014) Assessment Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.</div>
Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6923110340429140693.post-27403369490320819042020-02-15T14:05:00.000+08:002020-02-15T14:05:18.674+08:00Pengertian, Tujuan dan Fungsi Serta Objek Asesmen<div style="text-align: justify;">
<b><a href="https://www.wawasanpendidikan.com/" target="_blank">Wawasan pendidikan</a>; </b>halo sobat pendidikan, kali ini sobat pendidikan akan sedikit membahas tentang Asesmen. mungkin sobat pendidikan sudah familiar dengan istilah ini, khususnya guru karena asesmen adalah sala satu dari sekian banyak tugas yang harus di lakukan oleh guru. baiklan untuk lebih jelas, silahkan baca artikel dibawah ini.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1oZlL-5-NQ6IWn5-g91H6Th0dSKIkAC9xwzTZgdn3fvfVl4yh5tNVucIOKKAD3gYhB2PkxcN6Ff0jR2kdvJDj9toW1ttcLSlit3m_EE7KSwp6C1nBnrPdO2oNS8Z1YMMDQVoDEJw7N64/s1600/3.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Pengertian, Tujuan dan Fungsi Serta Objek Asesmen" border="0" data-original-height="707" data-original-width="1129" height="250" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1oZlL-5-NQ6IWn5-g91H6Th0dSKIkAC9xwzTZgdn3fvfVl4yh5tNVucIOKKAD3gYhB2PkxcN6Ff0jR2kdvJDj9toW1ttcLSlit3m_EE7KSwp6C1nBnrPdO2oNS8Z1YMMDQVoDEJw7N64/s400/3.png" title="Pengertian, Tujuan dan Fungsi Serta Objek Asesmen" width="400" /></a></div>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>A.<span style="white-space: pre;"> </span>Pengertian Assessment</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Assessment merupakan istilah umum yang didefinisikan sebagai sebuah proses yang ditempuh untuk mendapatkan informasi yang digunakan dalam rangka membuat keputusan-keputusan mengenai para siswa, kurikulum, program-program, dan kebijakan pendidikan, metode atau instrumen pendidikan lainnya oleh suatu badan, lembaga, organisasi atau instansi resmi yang menyelenggarakan suatu aktivitas tertentu. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dinyatakan pula oleh Linn dan Gronlund bahwa assessment (penilaian) adalah suatu istilah umum yang meliputi prosedur yang digunakan untuk mendapatkan informasi tentang belajar siswa (observasi, rata-rata pelaksanaan tes tertulis) dan format penilaian kemajuan belajar. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selain itu, Popham mengemukakan bahwa assessment dalam pembelajaran adalah suatu proses atau upaya formal pengumpulan informasi yang berkaitan dengan variabel-variabel penting pembelajaran sebagai bahan dalam pengambilan keputusan oleh guru untuk memperbaiki proses dan hasil belajar siswa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Assessment sering pula disebut sebagai salah satu bentuk penilaian, sedangkan penilaian merupakan salah satu komponen dalam evaluasi. Secara umum, assessment dapat diartikan sebagai proses untuk mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk dasar pengambilan keputusan tentang siswa, baik yang menyangkut kurikulum, program pembelajaran, iklim sekolah maupun kebijakan-kebijakan sekolah. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Assessment secara sederhana dapat diartikan sebagai proses pengukuran dan nonpengukuran untuk memperoleh data karakteristik peserta didik dengan aturan tertentu. Dalam pelaksanaan assessment pembelajaran, guru dihadapkan pada 3 (tiga) istilah yang sering dikacaukan penertiannya atau bahkan sering pula digunaan secara bersama, yaitu istilah pengukuran, penilaian, dan tes.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>B.<span style="white-space: pre;"> </span>Tujuan dan fungsi Assessment</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Menurut Buchori dalam pendidikan orang mengadakan evaluasi memenuhi dua tujuan, yaitu :</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ol>
<li>Untuk mengetahui kemajuan anak atau murid setelah murid tersebut menyadari pendidikan selama jangka waktu tertentu, </li>
<li>Untuk mengetahui tingkat efisiensi metode-metode pendidikan yang dipergunakan pendidikan selama jangka waktu tertentu.</li>
</ol>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Sedangkan Suharsimi Arikunto mengatakan bahwa tujuan atau fungsi evaluasi ada beberapa hal, yaitu </div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ol>
<li>Penilaian berfungsi selektif, </li>
<li>Penilaian berfungsi diagnostik, </li>
<li>Penilaian berufungsi sebagai penempatan, </li>
<li>Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan. </li>
</ol>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Selanjutnya, Anas Sudijono mengemukakan bahwa secara umum, penilaian sebagai suatu tindakan atau proses setidak-tidaknya memiliki tiga fungsi, yaitu </div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ol>
<li>Mengukur kemajuan, </li>
<li>Menunjang penyusunan rencana, </li>
<li>Memperbaiki atau melakukan penyempurnaan kemabali.</li>
</ol>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Selain itu, menurut Thotha fungsi evaluasi pendidikan bila dilihat dari kepentingan masing-masing pihak mempunyai lima fungsi, yaitu fungsi </div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ol>
<li><div style="text-align: justify;">
Bagi guru</div>
<div style="text-align: justify;">
a. mengetahui kemajuan belajar peserta didik, </div>
<div style="text-align: justify;">
b. mengetahui kedudukan masing-masing individu peserta didik dalam kelompoknya, </div>
<div style="text-align: justify;">
c. mengetahui kelemhana-kelemahan cara belajar-mengajar dalam PBM, </div>
<div style="text-align: justify;">
d. memperbaiki proses belajar-mengajar, dan </div>
<div style="text-align: justify;">
e. menentukan kelulusan murid.</div>
</li>
<li><div style="text-align: justify;">
Bagi murid,</div>
<div style="text-align: justify;">
a. mengetahui kemampuan dan hasil belajar, </div>
<div style="text-align: justify;">
b. memperbaiki cara belajar, </div>
<div style="text-align: justify;">
c. menumbuhkan motivasi dalam belajar</div>
</li>
<li><div style="text-align: justify;">
Bagi sekolah, </div>
<div style="text-align: justify;">
a. mengukur mutu hasil pendidikan, </div>
<div style="text-align: justify;">
b. mengetahui kemajuan dan kemunduran sekolah, </div>
<div style="text-align: justify;">
c. membuat keputusan kepada peserta didik, dan </div>
<div style="text-align: justify;">
d. mengadakan perbaikan kurikulum.</div>
</li>
<li><div style="text-align: justify;">
Bagi orang tua </div>
<div style="text-align: justify;">
a. mengetahui hasil belajar anaknya, </div>
<div style="text-align: justify;">
b. meningkatkan pengawasan dan bimbingan serta bantuan kepada anaknya dalam usaha belajar, dan </div>
<div style="text-align: justify;">
c. mengarahkan pemilihan jurusan atau jenis sekolah pendidikan lanjutan bagi anaknya.</div>
</li>
<li><div style="text-align: justify;">
Bagi masyarakat.</div>
<div style="text-align: justify;">
a. mengetahui kemajuan sekolah,</div>
<div style="text-align: justify;">
b. ikut mengadakan kritik dan saran perbaikan bagi kurikulum pendidikan pada sekolah tersebut, </div>
<div style="text-align: justify;">
c. lebih meningkatkan partisipasi masyarakat dalam usahanya membantu lembaga pendidikan.</div>
</li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
<b>C.<span style="white-space: pre;"> </span>Objek Assessment</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Suharsimi mengemukakan bahwa objek penilaian meiputi tiga segi, yaitu </div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ol>
<li>input : Input (murid) dianggap sebagai bahan mentah yang akan diolah.</li>
<li>transformasi : Transformasi dianggap sebagai dapur tempat mengolah bahan mentah</li>
<li>output : output dianggap sebagai hasil pengolahan yang dilakukan di dapur dan siap untuk dipakai.</li>
</ol>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Referensi </div>
<div style="text-align: justify;">
Hamzah B. Uno dan Satria Koni. (2014) Assessment Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.</div>
Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6923110340429140693.post-43197116910936604182020-02-15T13:57:00.000+08:002020-02-15T13:57:11.301+08:00Perencanaan Dalam Menyusun Tes<div style="text-align: justify;">
<b><a href="https://www.wawasanpendidikan.com/" target="_blank">Wawasan Pendidikan</a></b>; seorang guru, selain berkewajiban untuk mengajar dan mendidik siswa, guru juga harus mengevaluasi siswa agar dapat dijadikan acuan dalam memberikan treatmen selanjutnya kepada siswa. dalammembuat instrumen evaluasi, haruslah direncanakan dengan baik sesuai dengan jenis instrumen yang akan di buat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjf0QBcrM0NkCWbIPV2aDx2UnN8xt4TSetf_llktBz5Oh98bN5KgXPmEvZ_oE96g_oglw7nUv9-5BLOFHnxKEfnziV7B4K8jOpxja7J_fDXYRjykYJUD4FLFP5mwUdgrOGJf5PV16bcrdM/s1600/2.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Perencanaan Dalam Menyusun Tes" border="0" data-original-height="892" data-original-width="1290" height="276" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjf0QBcrM0NkCWbIPV2aDx2UnN8xt4TSetf_llktBz5Oh98bN5KgXPmEvZ_oE96g_oglw7nUv9-5BLOFHnxKEfnziV7B4K8jOpxja7J_fDXYRjykYJUD4FLFP5mwUdgrOGJf5PV16bcrdM/s400/2.png" title="Perencanaan Dalam Menyusun Tes" width="400" /></a></div>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bentuk-Bentuk Penyusunan Tes Hasil Belajar :</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>1.<span style="white-space: pre;"> </span>Penyusunan Tes Tertulis</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebagai alat pengukur perkembangan dan kemajuan belajar peserta didik, apabila ditinjau dari segi bentuk soal-soal, dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu tes belajar bentuk uraian (tes subjektif), dan tes hasil belajar bentuk obyektif.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>a. Tes uraian</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada umumnya berbentuk esai (uraian). Tes bentuk esai adalah sejenis tes kemampuan belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ciri-ciri pertanyaannya didahului dengan kata-kata seperti uraikan, jelaskan, mengapa, bagaimana, bandingkan, simpulkan, dan sebagainya. Soal-soal bentuk esai biasanya jumlahnya tidak banyak, hanya sekitar 5-10 buah dalam waktu kira-kira 90-120 menit. Soal-soal bentuk esai menuntut kemampuan siswa untuk dapat mengorganisir, menginterpretasi, menghubungkan pengertian-pengertian yang telah dimiliki. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa tes esai menuntut siswa untuk dapat mengingat-ingat dan mengenal kembali, dan terutama harus mempunyai daya kreativitas yang tinggi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>Petunjuk penyusunan tes uraian adalah: </i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li>Hendaknya soal-soal tes dapat meliputi ide-ide pokok dari bahan yang diteskan, dan kalau mungkin disusun soal yang sifatnya komprehensif.</li>
<li>Hendaknya soal tidak mengambil kalimat-kalimat yang disalin langsung dari buku atau catatan.</li>
<li>Pada waktu menyusun, soal-soal itu sudah dilengkapi dengan kunci jawaban serta pedoman penilaiannya.</li>
<li>Hendaknya diusahakan agar pertanyaan bervariasi antara “jelaskan”, “mengapa”, “bagaimana”, “seberapa jauh”, agar dapat diketahui lebih jauh penguasaan siswa terhadap bahan.</li>
<li>Hendaknya rumusan soal dibuat sedemikian rupa sehingga mudah dipahami oleh siswa.</li>
<li>Hendaknya ditegaskan model jawaban apa yang dikehendaki oleh penyusun tes. </li>
</ul>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<b><i>b. Tes objektif </i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
1) Tes benar-salah (true-false)</div>
<div style="text-align: justify;">
Tes obyektif bentuk true-false adalah salah satu bentuk tes obyektif dimana butir-butir soal yang diajukan dalam tes hasil belajar itu berupa pernyataan, pernyataan ada yang benar dan ada yang salah.</div>
<div style="text-align: justify;">
Petunjuk penyusunan tes benar-salah adalah:</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li>Tulislah huruf B-S pada permulaan masing-masing item dengan maksud untuk mempermudah mengerjakan dan menilai (scoring).</li>
<li>Usahakan agar jumlah butir soal yang harus dijawab B sama dengan butir soal yang harus dijawab S. Dalam hal ini hendaknya pola jawaban tidak bersifat teratur misalnya B-S-B-S-B-S atau SS-BB-SS-BB-SS.</li>
<li>Hindari item yang masih bisa diperdebatkan. Contoh: B-S Kekayaan lebih penting dari pada kepandaian.</li>
<li>Hindarilah pertanyaan-pertanyaan yang persis dengan buku.</li>
<li>Hindarilah kata-kata yang menunjukan kecenderungan memberi saran seperti yang dikehendaki oleh item yang bersangkutan, misalnya: semuanya, tidak selalu, tidak pernah dan sebagainya. </li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
2) Tes pilihan ganda (multiple choice test)</div>
<div style="text-align: justify;">
Multiple choice test terdiri atas suatu keterangan atau pemberitahuan tentang suatu pengertian yang belum lengkap. Dan untuk melengkapinya harus memllilih satu dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada dasarnya, soal bentuk pilihan ganda ini adalah soal bentuk benar salah juga, tetapi dalam bentuk jamak. Testee diminta membenarkan atau menyalahkan setiap item dengan tiap pilihan jawab. Kemungkinan jawaban itu biasanya sebanyak tiga atau empat buah, tetapi adakalanya dapat juga lebih banyak (untuk tes yang akan diolah dengan komputer banyaknya option diusahakan 4 buah). </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
3) Menjodohkan (Matching test)</div>
<div style="text-align: justify;">
Matching test dapat diganti dapat diganti dengan istilah mempertandingan, mencocokkan, memasangkan, atau menjodohkan. Matching test terdiri atas satu seri pertanyaan dan satu seri jawaban. Masing-masing pertanyaan mempunyai tercantum dalam seri jawaban. Petunjuk-petunjuk yang perlu diperhatikan dalam menyusun tes bentuk matching ialah:</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li>Seri pertanyaan-pertanyaan dalam Matching test hendaknya tidak lebih dari sepuluh soal (item). Sebab pertanyaan-pertanyaan yang banyak itu akan membingungkan murid. Juga kemungkinan akan mengurangi homogenitas antara item-item itu.</li>
<li>Jumlah jawaban yang harus dipilih, harus lebih banyak dari pada jumlah soalnya (kurang lebih 1 ½ kali). Dengan demikian murid dihadapkan kepada banyak pilihan, yang semuanya mempunyai kemungkinan benarnya, sehingga murid terpaksa lebih menggunakan pikirannya.</li>
<li>Antara item-item yang tergabung dalam satu seri matching test harus merupakan pengertian-pengertian yang benar-benar homogen. </li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
4) Tes isian (complection test)</div>
<div style="text-align: justify;">
Complection test biasa kita sebut dengan istilah tes isian, tes menyempurnakan, atau tes melengkapi.complection test terdiri atas kalimat-kalimat yang ada bagian-bagiannya yang dihilangkan. Bagian yang dihilangkan atau yang diisi oleh murid ini adalah merupakan pengertian yang kita minta dari murid.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saran-saran dalam menyusun tes bentuk isian ini adalah sebagai berikut:</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li>Perlu selalu diingat bahwa kita tidak dapat merencenakan lebih dari satu jawaban yang kelihatan logis.</li>
<li>Jangan mengutip kalimat/pertanyaan yang tertera pada buku/catatan.</li>
<li>Diusahakan semua tempat kosong hendaknya sama panjang.</li>
<li>Diusahakan hendaknya setiap pertanyaan jangan mempunyai lebih dari satu tempat kosong.</li>
<li>Jangan mulai dengan tempat kosong. </li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
<b>2. Penyusunan Tes Lisan</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Tes lisan digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar berupa kemampuan untuk mengemukakan pendapat-pendapat atau gagasan-gagasan secara lisan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>Berberapa petunjuk berikut ini dapat dipergunakan dalam tes lisan:</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li>Sebelum tes lisan dilaksanakan, seyogyanya tester sudah melakukan inventarisasi berbagai jenis soal yang akan diajukan kepada teste dalam tes lisan tersebut, sehingga tes lisan dapat diharapkan memiliki validitas yang tinggi, baik dari segi isi maupun kontruksinya.</li>
<li>Setiap butir soal yang telah ditetapkan untuk diajukan kepada tes lisan itu, juga harus disiapkan sekaligus pedoman atau ancar-ancar jawaban betulnya.</li>
<li>Jangan sekali-kali menentukan skor atau nilai hasil tes lisan setelah seluruh teste menjalani tes lisan. Skor atau nilai hasil tes lisan harus dapat ditentukan disaat masing-masing teste selesai dites. Hal ini dimaksudkan agar pemberian skor atau nilai hasil tes lisan yang diberikan kepasa teste itu tidak dipengaruhi oleh jawaban yang diberikan oleh testee yang lain.</li>
<li>Tes belajar yang dilaksanakan secara lisan hendaknya jangan sampai menyimpang atau berubah arah dari evaluasi menjadi diskusi.</li>
<li>Dalam rangka menegakkan prinsip objektivitas dan prinsip keadilan, dalam tes yang dilaksanakan secara lisan itu, tester hendaknya jangan sekali-kali “memberikan angin segar” atau “memancing-mancing” dengan kata-kata arau kalimat atau kode-kode tertentu yang sifatnya menolong testee karena menguji pada hakikatnya adalah mengukur bukan membimbing testee. </li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
<b>3. Penyusunan tes tindakan</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Tes tindakan dimaksudkan untuk mengukur keterampilan siswa dalam melakukan suatu kegiatan. Dalam tes tindakan persoalan disajikan dalam bentuk tugas yang harus dikerjakan oleh testi.</div>
<div style="text-align: justify;">
Tes tindakan pada unumnya digunakan untuk mengukur taraf kompetensi yang bersifat keterampilan (psikomotorik), dimana penilaiannya dilakukan terhadap proses penyelesaian tugas dan hasil akhir yang dicapai oleh testee tersebut. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Langkah-Langkah Dalam Penyusunan Tes</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam merencanakan penyusunan achievement test diperlukan adanya langkah-¬langkah yang harus diikuti secara sistematis sehingga dapat diperoleh tes yang lebih efektif. Para ahli penyusun tes maupun para pengajar (classroom teachers) umumnya telah menyepakati langkah-langkah sebagai berikut:</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li>Menentukan/merumuskan tujuan tes.</li>
<li>Mengidentifikasi hasil-hasil belajar (learning outcomes) yang akan diukur dengan tes itu.</li>
<li>Menentukan/menandai hasil-hasil belajar yang spesifik, yang merupakan tingkah laku yang dapat diamati dan sesuai dengan TIK.</li>
<li>Merinci mata pelajaran/bahan pelajaran yang akan diukur dengan tes itu.</li>
<li>Menyiapkan tabel spesifikasi (semacam blueprint).</li>
<li>Menggunakan tabel spesifikasi tersebut 'sebagai dasar penyusunan tes.<span style="white-space: pre;"> </span></li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
Untuk dapat merumuskan tujuan penyusunan test dengan baik, seorang guru atau pengajar perlu memikirkan apa tipedan fungsi tes yang akan disusunnya sehingga selanjutnya ia dapat menentukan bagaimana karakteristik soal-soal yang akan dibuatnya. Perlu diketahui bahwa tes itu mempunyai beberapa fungsi, bergantung pada tipe dan fungsi tes serta bagaimana ciri-ciri soalnya.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhakV8PJnKjwaBzxkiWdwZdpFScniMQbCzoCpY7MLgAb0qWr2vD8UERIsvhVd4fN_NZXDdye3KPlupB-rvXNYH4x2O5-qkDCTkAKW7GKfNaOI1YGibDOMQQOf0zgBKLkeLNLzArlwcwJrE/s1600/3.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="521" data-original-width="449" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhakV8PJnKjwaBzxkiWdwZdpFScniMQbCzoCpY7MLgAb0qWr2vD8UERIsvhVd4fN_NZXDdye3KPlupB-rvXNYH4x2O5-qkDCTkAKW7GKfNaOI1YGibDOMQQOf0zgBKLkeLNLzArlwcwJrE/s1600/3.png" /></a></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
Tabel spesifikasi yang juga dikenal dengan kisi-kisi adalah sebuah tabel yang didalamnya dimuat rincian materi tes dan tingkah laku beserta proporsi yang dikehendaki oleh penilai, dimana pada tiap petak dari tabel tersebut diisi dengan angka-angka yang menunjukan banyaknya butir soal yang akan dikeluarkan dalam tes hasil belajar.<br />
<br />
Adapun dari arah taraf kompetensi, biasanya penilai menggunakan model yang dikembangkan oleh Bloom (1956). Menurut Benjamin S. Bloom, kompetensi kognitif peserta mulai dari yang paling rendah sampai dengan yang paling tinggi adalah:<br />
<ul>
<li>Pengetahuan/ingatan</li>
<li>Pemahaman<span style="white-space: pre;"> </span></li>
<li>Aplikasi atau penerapan</li>
<li>Analisis</li>
<li>Sintesis, dan</li>
<li>Evaluasi</li>
</ul>
</div>
<div style="text-align: justify;">
Referensi</div>
<div style="text-align: justify;">
Purwanto Ngalim.(2009). Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaaraan. Cet.I Bandung: Remaja Rosda Karya.</div>
Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6923110340429140693.post-12563112337099550042020-02-15T13:49:00.000+08:002020-02-15T13:49:31.298+08:00Norm-Referenced Tes Vs Criterion – Referenced Tes<div style="text-align: justify;">
<a href="https://www.wawasanpendidikan.com/" target="_blank"><b>Wawasan Pendidikan</b></a>; Dick dan Carey dalam bukunya, the system design of instruction, menjelaskan pengertian dan perbedaan ceriterion referenced of instruction menjelaskan pengertian dan perbedaan creterio referenced test (CRT) dan norm referenced test (NRT) seperti berikut:<br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZN2nhp1s0fR32PHAyayqM8neIjWRuqI0Arpse_CIlpNzStD4mUOYEFP17B3t42GLl9THM2UYcSUrILd3tID8qkVSZT4qQD57jBMjOTLTI0I3KGaYo45ixEKh2X56hUy6pJ_GKTToHQTk/s1600/1.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Norm-Referenced Tes Vs Criterion – Referenced Tes" border="0" data-original-height="931" data-original-width="1315" height="282" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZN2nhp1s0fR32PHAyayqM8neIjWRuqI0Arpse_CIlpNzStD4mUOYEFP17B3t42GLl9THM2UYcSUrILd3tID8qkVSZT4qQD57jBMjOTLTI0I3KGaYo45ixEKh2X56hUy6pJ_GKTToHQTk/s400/1.png" title="Norm-Referenced Tes Vs Criterion – Referenced Tes" width="400" /></a></div>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>A. Criterion –Referenced Tes</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Creterion referenced test( crt ) adalah tes yang dirancang untuk mengukur seperangkat tujuan yang ekspelisit. Dengan kata lain CRT adalah sekumpulan soal atau item yang secara langsung mengukur tingkah laku yang dinyatakan seperangkat tujuan behavorial atau formance objetivese. Jadi soal-soal CRT didasarkan atas behavorial objectives tertentu. Tiap soal pada CRT menuntut siswa untuk mendemontrasikan penampilan yang dinyatakan di dalam tujuan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada dua pengertian dalam mengunakan kata criterion dalam ungkapan creterion-referenced test items, yaitu:</div>
<div style="text-align: justify;">
1.<span style="white-space: pre;"> </span>Menunjukkan hubungan antara tujuan-tujuan yang bersifat behavorial atau performance atau penampilan dan soal-soal tes yang dibuatnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
2.<span style="white-space: pre;"> </span>Menunjukkan spesifikasi ketetapan penampilan yang dituntut untuk dinyatakan sebagai penguasaan atau mastery. Dengan kata lain sampai batas mana siswa diharapkaan dapat menguasai atau dapat menjawab dengan benar tes tersebut atau ssampai berapa jauh siswa harus melakukan keteraampilan </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dick da Karey selanjutnya mengatakan adanya 4 jenis CRT yaitu:</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ol>
<li style="text-align: justify;">Entriy behaviours test, yaakni suatu tes yang diaadakan sebelum suatu program pengajaran dilaksanakan dan bertujuan mengetahui sampai batas mana penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang telah dimiliki siswa yang dapat dijadikan dasar untuk menerima prograam pengajaran yang akan diberikan. Dalam hubungannya dengan penyusunan rancangan pengajaran (desing of itruksion) dari hasil entri behavior test seseorang guru atau pengajar dapat menempatkan materi intruksional mana yang perlu direvisi dan atau yang tidak perlu diajarkan lagi karena telah dikuasai oleh semua siswa.</li>
<li style="text-align: justify;">Pretest yaitu tes yang diberikan sebulum pengajaran di mulai dan bertujuan untuk mengetahui sampai mana penguasaan siswa terhadap bahan pengajaran (pengetahuan dan keterampilan) yang akan diajarkan. Dalam hal ini fungsi fretest adalah untuk melihat sampai mana keefektifan pengajaran setelah hasil fretest tersebut nantinya dibandingkan dengan hasil post tes.</li>
<li style="text-align: justify;">Post test yaitu tes yang diberikan pada setiap akhir program satuan pengajaran. Tujuan post test adalah unntuk engetahui sampai dimana pencapain siswa terhadap bahan pengajaran (pegetahuan maaupun keterampilan) setelah mengalami suatu kegiatan belaajar.</li>
<li style="text-align: justify;">Embedded test ialah tes yang dilaksanakan diselah-sela atau pada waktu-waktu tertentuh selama proses pengajaran berlangsung.</li>
</ol>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Embedded test berfungsi untuk mengetes siswa secara langsung setelah suatu unit pengajaran sebelum post test dan merupaka data yang berguna sebagai evaluasi formatif bagi pengajaran tersebut; Tujuan kedua adalah berhubungan akhir tiap langkah kegiatan pengajaran, mengecek untuk kemajuan siswa daan jika diperlukan untuk kegiataan remedial sebelum diadakan post test.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Langkah selanjutnya embedded test dapat dilihat dengan jelas pada program pengajaran yang dilaksanakan pada sistem modul. Adapun pada siswa pengajaran biasa yang dilakukan dengan ceramah embedded test biasanya hanya berupa pertaanyaan-pertanyaan lisan untuk mengetaahui apakah siswa telah memaahami pengajan yang baru saja diberikan, atau berupa pengajaraan tugas-tugas untuk mengetahui sampai dimana penguasaan siswa terhadap suaatu unit pengajaran yang saja dipelajarinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>B. Norm-Referenced</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Penyusunan norm-referenced test (NRT) berbeda dengan CRT. Soal soal pada NRT tidak ditekankan untuk mengukur penampilan yang cksak dari behavioral objectives. Dengan kata lain, soal-soal pada NRT tidak terutama didasarkan atas pengajaran yang diterima siswa atau atas keterampilan atau tingkah laku yang diidentifikasi sebagai sesuatu yang dianggap relevan bagi belajar siswa. Soal-soal yang dikembangkan untuk NRT scngaja diadministrasikan untuk bermacam-macam siswa darı target polusi. Range atau pencaran skor-skor yang diperoleh dari NRT biasanya diharapkan merupakan kurva normal: dan oleh karena itu, tes semacam itu disebut norm-referenced. Yang menjadi standar dalam penilaian NRT adalah norma kelompok atau prestasi kelompok. Oleh karena itu, dalam pengolahannya digunakan mean dan deviasi standar yang diperolch dari hasil tes kelompok yang bersangkutan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dari apa yang telah diuraikan di atas dapat disimpulkan bahwa, paling tidak, ada tiga perbedaan pokok antara CRT dan NRT, yaitu berbeda dalam hal:</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ol>
<li>cara tiap jenis tes itu dikembangkan,</li>
<li>standar yang digunakan untuk menimbang (men-judge) atau menginterpretasikan hasil tes, dan</li>
<li>tujuan untuk apa tes itu disusun dan di administrasikan.</li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
Jika dalam menginterpretasikan, hasil tes seorang siswa dibandingkan dengan hasil-hasil siswa yang lain, atau dengan kata lain dibandingkan dengan prestasi kelompoknya, dikatakan norm-referenced interpretation. Dan jika hasil tes itu tidak dibandingkan, dengan hasil siswa-siswa yang lain, tetapi dibandingkan dengan suatu kriteria tertentu - misalnya hasil seorang siswa dibandingkan dengan tujuan instruksional yang seharusnya dicapai maka disebut criterion-referenced interpretation.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jadi, kedua jenis interpretasi itu dapat dilakukan terhadap (satu) tes yang sama. Akan tetapi, kedua jenis interpretasi tes itu akan lebih berarti jika tes itu khusus dirancang sesuai dengan jenis interpretasi yang akan dibuat. Dengan demikian, suatu tes dapat disusun atau dirancang untuk suatu tujuan tertentu yang bersifat norm-referenced, dan tes lain sengaja dirancang untuk tujuan criterion-referenced.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk memberi gambaran yang lebih jelas sehingga dapat membantu kita dalam menyusun kedua jenis tes tersebut, berikur ini disusun diagram yang menunjukkan persamaan dan perbedaan antara kedua-duanya. Mengetahui persamaan dan perbedaan norm-referenced dan criterion-referenced sangat penting bagi guru untuk mencoba menyusun kedua tipe tes tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZGZcL1E6iT0YLo3Qzq-xEbuP7EVS2wfSXDNh_ncQThz94PT09htf8YST0-7tCEQUrWpeZb2k5HHBqZZG8Y0rYpBdt0BoFZie9KiAvhHM9hlbDFo616iOCHpQmg08wYJNs4uOaRArLhGM/s1600/2.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="509" data-original-width="526" height="386" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZGZcL1E6iT0YLo3Qzq-xEbuP7EVS2wfSXDNh_ncQThz94PT09htf8YST0-7tCEQUrWpeZb2k5HHBqZZG8Y0rYpBdt0BoFZie9KiAvhHM9hlbDFo616iOCHpQmg08wYJNs4uOaRArLhGM/s400/2.png" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Persamaan norm-referenced daan criterion referenced</b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ol>
<li>Penilaian acuan norma dan acuan patokan memerlukan adanya tujuan evaluasi spesifik sebagai penentuan fokus item yang diperlukan. Tujuan tersebut termasuk tujuan intruksional umum dan tujuan intruksional khusus</li>
<li>Kedua pengukuran memerlukan sample yang relevan, digunakan sebagai subjek yang hendak dijadikan sasaran evaluasi. Sample yang diukur mempresentasikan populasi siwa yang hendak menjadi target akhir pengambilan keputusan.</li>
<li>Untuk mandapatkan informasi yang diinginkan tenyang siswa, kedua pengukuran sama-sama nenerlukan item-item yang disusun dalam satu tes dengan menggunakan aturan dasar penulisan instrument.</li>
<li>Keduanya mempersyaratkan perumusan secara spesifik perilaku yang akan diukur.</li>
<li>Keduanya menggunakan macam tes yang sama seperti tes subjektif, tes karangan, tes penampilan atau keterampilan</li>
<li>Keduanya dinilai kualitasnya dari segi validitas dan reliabilitasnya.</li>
<li>Keduanya digunakan ke dalam pendidikan walaupun untuk maksud yang berbeda.</li>
</ol>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Referensi</div>
<div style="text-align: justify;">
Purwanto Ngalim.(2009). Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaaraan. Cet.I Bandung: Remaja Rosda Karya.</div>
Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6923110340429140693.post-51502909458757080882020-02-10T11:48:00.000+08:002020-02-10T11:48:02.522+08:00Penilaian Formatif Dan Penilaian Sumatif<div style="text-align: justify;">
<b><a href="https://www.wawasanpendidikan.com/" target="_blank">Wawasan Pendidikan</a></b>; mungkin masih ada yang belum bisa membedakan antara penilaian formatif dan penilaian Sumatif. secara umum, kita cuman fahami bahwa ketika kita mengukur kemampuan siswa maka dengan itu kita telah menilai siswa tersebut. namun, apakan penilaian itu masuk kategori Formatif atau sumatif amat jarang diperhatikan. nah, kali ini sobat pendidikan akan membahas tentang apa itu Penilaian Formatif dan Penilaian Sumatif.<br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi01tHOTiIfdapq4PZ0SmU-MhJv8He1Bt4YdUafGtjODGpyWBvhAQDlJfP8bfjyyJJncsW_ylp3xqwgJczuFGDJg6S4Oy2SOanoxkReXtBKNV40U0OmIL7nDEfcXv0XOsm4i7HBGjnRgLo/s1600/8.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Penilaian Formatif Dan Penilaian Sumatif" border="0" data-original-height="406" data-original-width="506" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi01tHOTiIfdapq4PZ0SmU-MhJv8He1Bt4YdUafGtjODGpyWBvhAQDlJfP8bfjyyJJncsW_ylp3xqwgJczuFGDJg6S4Oy2SOanoxkReXtBKNV40U0OmIL7nDEfcXv0XOsm4i7HBGjnRgLo/s400/8.png" title="Penilaian Formatif Dan Penilaian Sumatif" width="400" /></a></div>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>A .<span style="white-space: pre;"> </span>Penilaian Formatif</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Penilaian formatif adalah kegiataan penilaian yang bertujuan untuk mencari umpan balik (feedback), yang selanjutnya hasil penilaiaan tersebut dapat digunakan untuk memperbaiki proses belajar-mengajar yang atau yang sudah dilaksanakan. Jadi, sebenarnya penilaian formatif itu tidak hanya dilakukan pada tiap akhir pelajaran, tetapi bisa juga ketika pelajaran sedang berlaangsung. Misalnya, ketika guru sedang mengajar mengaajukan pertanyaan-pertanyaan pada siswa untuk mencek atau mendaapatkan informasi apakah siswa telah memahami apa yang diterangkan guru; jika ternyata masih banyak siswa yang belum mengerti tindakan guru selnjutnya adalah mengubah atau memperbaiki cara mengajarnya sehingga benar-benar dapat dipahami dan diserap oleh siswa. Contoh lain: setelah pelajaran selesai guru memberikan tugas kepada para siswa untuk dikerjakan diluar jam pelajaran /dirumah. Setelah diperiksa daan ternyata masih banyak siswa yang salah mengerjakan tugas tersebut maka guru berusaha meneraangkan kembali pelajaran itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dari contoh-contoh tersebut jelas bahwa penilaian formatif tidak hanya berbentuk tes tertulis dan hanya dilakukan pada setiap akhir pelajaran, tetapi juga dapat berbentuk pertanyan-pertanyaan lisan atau tugas-tugas yang diberikan selama pelajaran berlangsung atau pun sesudah pelajaran selesai. Dalam hubungan ini maka pretes dan post-tes yang bisa dilakukan dalam setiap pelajaran PSSI termasuk dalam penilaian formatif.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>B. Penilaian Sumatif</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilakukan untuk memperoleh data atau informasi sampai dimana pennguasaan atau pencapaian belajar siswa terhadap bahan pelajaran yang telah dipelajarinya selama jangka waktu tertentu. Adapun fungsi dan tujuannya adalah untuk menentukan apakah nilai yang diperolehnya itu siswa dapat dinyatakan lulus atau tidak lulus. Pengertian lulus atau tidak lulus disini dapat berarti dapat tidaknya siswa melanjutkan ke modul berikutnya dapat tidaknya seorang siswa mengikuti pelajaran pada semester berikutnya: dapat tidaknya seseorang siswa di naikkan ke kelas yang lebih tinggi; dapat tidaknya seseorang siswa dinyatakan lulus /tamat dari sekolah bersangkutan atau dapat tidaknya seseorang siswa diterima di sekolah yang lebih tinggi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dari apa yang telah dikemukakan jelas kirannya bahwa penilaian sumatif tidak hanya merupakan penilaian yang dilaksanakan pada setiap akhir caturwulan atau setiap akhir semester, tetapi juga dilaksanakan misalnya pada setiap akhir modul (bagi pengajaran yang menggunakan sistem modul), setiap akhir tahun ajaran evaluasi belajar tahap akhir (EBTA atau ebtanas) dan ujian masuk perguruan tinggi yang terkenal dengan sebutan seleksi penerimaan mahasiswa baru (sipermaru). Bahkan penilaian sumatif termasuk pula penilaian yang dilakukan guru atau dosen pada tahap-tahap tertentu selama catur wulan atau semester. Penilaian ini bisa disebut tes sumatif atau tes unit dengan maksud untuk membedakannya dengan tes sumatif yang dilakukan di setiap akhir caturwulan atau akhir semester. Nilai hasil tes sumatif dan tes sumatif inilah boleh diperhitungkan untuk menentukan nilai lapor atau ijazah atau kartu hasil studi mahasiswa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perbedaan antara penilaian sumatif dan penilaian normatif bukan terletak kapan waktu tes itu dilakukan, tetapi terutama pada fungsi dan bertujuan untuk memperoleh umpan balik dan selanjutnya digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar maka penilaian itu disebut penilaian formatif. Tetapi jika penilaian itu berfungsi dan bertujuan untuk mendapatkan informasi sampai dimana presentasi dan penguasaan dan pencapaian belajar siswa yang selanjutnya diperuntukkaan bagi penentuan lulus atau tidaknya seorang siswa, maka penilaian itu disebut penilaian sumatif.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Referensi </div>
<div style="text-align: justify;">
Purwanto Ngalim.(2009). Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaaraan. Cet.I Bandung: Remaja Rosda Karya.</div>
Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6923110340429140693.post-31525400402322297102020-02-10T11:37:00.003+08:002020-02-10T11:37:46.479+08:00Prinsip-Prinsip Dasar Tes Hasil Belajar<div style="text-align: justify;">
<b><a href="https://www.wawasanpendidikan.com/" target="_blank">Wawasan Pendidikan</a></b>; pada postingan sebelumnya telah dibahas tentang <a href="https://www.wawasanpendidikan.com/2020/02/pengertian-evaluasi-pencapaian-belajar-siswa.html" target="_blank">Pengertian Evaluasi Pencapaian Hasil Belajar Siswa</a> dimana cakupannya tidak hanya menyangkut aspek-aspek kognitifnya tetapi juga mengenai aplikasi atau performance, aspek afektif yang menyangkut sikap serta internalisasi nili-nilai yang perlu ditanamkan dan dibina melalui mata ajaran atau mata kuliah yang telah diberikannya. nah, kali ini sobat pendidikan akan membahas tentang <b>Prinsip-Prinsip Dasar Tes Hasil Belajar</b><br />
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEil5yhjw-9MrsfBACi1jbYkbH-hUYocHBNEVMv4DW9Wn3WZVAnlqODtJszw-bSzNBtnp_scKm-y9q5X195mzljMWfehBGaSuUGth0SAacLlwGf0A6lmoE8cO55hM4VvFuubvKpE2zj9xn4/s1600/7.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Prinsip-Prinsip Dasar Tes Hasil Belajar" border="0" data-original-height="380" data-original-width="614" height="247" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEil5yhjw-9MrsfBACi1jbYkbH-hUYocHBNEVMv4DW9Wn3WZVAnlqODtJszw-bSzNBtnp_scKm-y9q5X195mzljMWfehBGaSuUGth0SAacLlwGf0A6lmoE8cO55hM4VvFuubvKpE2zj9xn4/s400/7.png" title="Prinsip-Prinsip Dasar Tes Hasil Belajar" width="400" /></a></div>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatiakan di dalam menyususun tes hasil belajar agar tes tersebut benar-benar dapat mengukur tujuan pelajaran yang telah diajarkan, atau mengukur kemampuan dan keterampilan siswa yang digarapkan setelah siswa menyelesaikan suatu unit pengajaran terteentuh.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1.<span style="white-space: pre;"> </span>Tes tersebut hendaknya dapat mengukur secara jelas hasil belajar (learning aoucomes) yang telah ditetapkan sesuai dengaan tujuan intruksional bahwa tujuan merupakan landasan dan sekaligus sebagai penentuan kriteria penilaiannya. Jika tujuan tidak jelas, maka penilaian terhadap hasil belajar pun akan tidak terarah sehingga akhirnya hasil penilaian tidak mencermingkan isi pengetahuan atau keterampilan siswa yang sebenarnya. Dengan kata lain, hasil penilaian menjadi tdk valid, yaitu tdk mengukur apa yang sebenarnya harus diukur. Oleh karena itu, untuk dapat menyusun teks yang baik, setiap guru harus dapat merumuskan tujuan dengan jelas, terutama tujuan intruksional khusus (TIK) sehingga memudahkan baginya untuk menyusun soal-soal tes yang relevan untuk mengukur pencapaian tujuan yang telah dirumuskannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
2.<span style="white-space: pre;"> </span>Mengkurur sampel yang respentatif dari hasil belajar dan bahan pelajaran yang telah diajarkan. Kita telah mengetahui bahwa bahan pelajaran yang telah diajarkan dalam jangka waktu tertentu baik dalam satu jam pertemuan atau pun dalam beberapa jam pertemuan –tidak mungkin dapat kita ukur atau kita nilai keseluruhannya. Oleh karena itu, dalam rangka mengevaluasi hasil belajar siswa, kita hanya dapat mengambil beberapa sampel hasil belajar yang dianggap penting dan dapat mewakili seluruh pormance yang telah diperoleh selama siswa mengikuti suatu unit pengaajaran. Dengan demikian tes yang kita susun haruslah mencangkup soal-soal yang dianggap dapat mewakili seluruh perfonmance hasil belajar siswa, sesuai dengan tujuan intruksionalyang telah dirumuskan. Makin banyak bahan yang telah diajarkan, makin sulit guru untuk menentukan dan memilih soal-soal tes yang benar-benar representatif. Oleh karena itu pula maka dianjurkan agar penilaian dilakukan secara sedapat mungkin setiap akhir akhir pelajaran atau setiap selesai suatu unit bahan pelajaran tertentu.</div>
<div style="text-align: justify;">
Di samping itu, untuk dapat menyusun soal-soal tes yang benar-benar merupakan sampel yang reprensentatif dalam mengukur hasil belajar siswa, guru hendaknya menyusun terlebih dahulu tabe spesifikasi (blue-print atau kisi-kisi) yang memuat rincian topik atau subtopik dari bahan pelajaran yang telah diajarkan dan penentuan jumlah serta jenis soal yang disesuaikan dengan tujuan khusus dari setiap topik yang bersangkutan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
3.<span style="white-space: pre;"> </span>Mencangkup bermacam-macam bentuk sol yang benar-benar cocok untuk mengukur hasil belajar yang diingingkan sesuai dengan tujuan. Kita telah mempelajari bahwa tujuan pengajaran itu bermacam-macam jenis dan tingkat kesukarannya. Hasil belajar dari tiap-tiap topik bahan pelajaran tidak selalu sama. Dari bloom kita mengenal adanya hasil belajar yang berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan. Dan ketiga jenis hasil belajar itu masih dapat dirinci lagi menjadi bermacam-macam pengetahuan yang dapat dikembangkan di daalam setiap pengajaran.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk dapat mengukur bermacam-macam pormance hasil belajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran yang diharapkan diperlukan kecakapan menyusun berbagai bentuk soal dan alat evluasi. Untuk mengukur hasil belajar yang berupa keterampilan, misalnya tidak tepat jika hanya menggunakan soal essay yang jawabannya hanya menguraikan dan bukan melakukan atau mepraktekkan sesutu. Demikian pula untuk mengukur kemampuan menganalisis suatu prinsip tidak cocok jika digunakan bentuk soal objektif yang hanya menuntut jawaban dengan mengigat atau re call. Setip jenis alat evaluasi dan setiap macam bentuk soal hanya cocok untuk mengukur suaatu jenis kemampuan tertentu. Oleh karena itu, penyusunan suatu tes harus disesuaikan dengan jenis kemampuan hasil belajar yang hendak diukur dengan tes tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
4.<span style="white-space: pre;"> </span>Didesain sesuai dengan kegunaanya untuk memperoleh hasil yang diingingkan. Kita mengenal bermacam-macam kegunaan tes sesuai dengaan tujuan masing-masing. Khususnya di dalam evaluasi pendidikan yang menyangkut evaluasi hasil belajar, sedikit kita mengenal empat macam kegunaan tes:</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li>Tes yang digunakan untuk peneentuan peneetapaan siswa dalam suatu jenjang atau jenis prograam pendidikan tertentu (plancement test);</li>
<li>Tes yang digunakan untuk mencari umpan balik (feedback) guna memperbaiki proses belajar mengajar bagi guru maupun siswa (test formatif);</li>
<li>Tes yang digunakan untuk mengukur atau menilai sampai dimana pencapaaian siswa teerhadap bhan pelajaran yang telah diajarakan dan selanjutnya untuk menentukan kenaikan tingkat atau kelulusan siswa yang bersangkutan (tes sumatif);</li>
<li>Tes yang bertujuan untuk mencari sebab-sebab kesulitan belajar siswa seperti latar belakang psikologi, fisik, dan lingkungan sosial-ekonomi siswa (tes diagnostik);</li>
</ul>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Masing-masing jenis tersebut memiliki karakteristik tertentu, baik bentuk soal, tingkat kesukaran, maupun cara pengelolahan dan pendekatannya. Oleh karena itu, penyusunan dan penyelenggaraan tes harus disesuaaikan dengan tujuan dan fungsinya sebagai alat evaluasi yang diingigkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
5.<span style="white-space: pre;"> </span>Dibuat seandal atau riliable mungkin sehingga mudah untuk diintrepetasikan dengan baik. Suatu alat evaluasi dikatakan andal relible jika alat tersebut dapat menghasilkan suatu gambaran (hasil pengukuran) yang benar-benar dapat dipercaya. Suatu tes dapat dikatakan andal (memiliki keandalan yang tinggi) jika tes itu dilakukan berulang-ulang terhadap objek yang sama, hasinya akan relatif sma atau tetap sama. Perlu dikemukakan disini bahwa suatu tes yang andal belum tentu valid akan tetapi jika tes itu valid sudah tentu juga andal. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
6.<span style="white-space: pre;"> </span>Digunakan untuk memperbaiki cara belajar siswa dan cara mengajar guru pada prinsip nomor 4 tersebut diatas telah diuraikan bahwa salah satu jenis tes adalah tes formtif, yaitu tes yang berfungsi untuk mencari umpan balik atau feedback yang berguna dalam usaha memperbaiki cara mengajar yang dilakukan oleh guru yang memandang tes hasil belajar itu hanya sebagai alat evaluasi tahap akhir dari suatu proses belajar yang diaalami siswa selama jangka waktu terteentu sehingga fungsi formatif dari tes hasil belajar selalu diabaikan. Dengan demikian sesuai dengan prinsip itu penyusunan dan penyelenggaran tes hasil belajar yang dilakukan guru disamping untuk mengukur sampai dimana keberhasilan siswa dalam belajar (evaluasi sumatif) sebaiknya do[ergunakan pula untuk memperbaiki cara belajar siswa dan cara mengajar guru itu sendiri (evaluasi normatif).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Referensi</div>
<div style="text-align: justify;">
Purwanto Ngalim.(2009). Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaaraan. Cet.I Bandung: Remaja Rosda Karya.</div>
Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6923110340429140693.post-23963757217026355872020-02-09T15:22:00.000+08:002020-02-09T15:22:38.208+08:00Pengertian Evaluasi Pencapaian Belajar Siswa<div style="text-align: justify;">
<b><a href="https://www.wawasanpendidikan.com/" target="_blank">Wawasan Pendidikan</a></b>; Pada Postingan sebelumnya terlah di bahas tentang <a href="https://www.wawasanpendidikan.com/2020/02/fungsi-evaluasi-pembelajaran.html" target="_blank">fungsi evaluasi pembelajaran</a> antara lain untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan serta keberhasilan siswa, Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program pengajaran, Untuk keperluan bimbingan dan kongselin (BK) dan Untuk keperluan pengembangan dan perbaikan kurikulum sekolah yang bersangkutan. nah kali ini sobat pendidikan akan membahas tentang <b>Pengertian Evaluasi Pencapaian Belajar Siswa</b><br />
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinzrF4ZGKKFyKNRPU1Q8V2eRtQ2ql20PiVHsHUHHlWO0QL9KsmSHnp8A2Y4jMGwwiDYzJxrz5moTAsjgD_9LnsF7QWAM8YvFtLmz59J1GvzuXp6hLNv0VPdVW_6Eurn6F2oQXy923en_c/s1600/6.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Pengertian Evaluasi Pencapaian Belajar Siswa" border="0" data-original-height="373" data-original-width="568" height="262" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinzrF4ZGKKFyKNRPU1Q8V2eRtQ2ql20PiVHsHUHHlWO0QL9KsmSHnp8A2Y4jMGwwiDYzJxrz5moTAsjgD_9LnsF7QWAM8YvFtLmz59J1GvzuXp6hLNv0VPdVW_6Eurn6F2oQXy923en_c/s400/6.png" title="Pengertian Evaluasi Pencapaian Belajar Siswa" width="400" /></a></div>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Evaluasi pencapaian belajar siswa</b> adalah salah satu kegiatan yang merupakan kewajiban bagi setiap guru atau pengajar. Dikatakan kewajiban karena setiap pengajar pada akhirnya harus dapat memberikan informasi kepada lembaganya atau kepada siswa itu sendiri. Bagaimana dan sampai dimana penguasaan dan kemampuan yang telah dicapai siswa tentang materi dan keterampilan-keterampilan mengenai mata ajaran yang telah diberikannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Perlu ditekankan disini bahwa evaluasi pencapaian belajar siswa tidak hanya menyangkut aspek-aspek kognitifnya tetapi juga mengenai aplikasi atau performance, aspek afektif yang menyangkut sikap serta internalisasi nili-nilai yang perlu ditanamkan dan dibina melalui mata ajaran atau mata kuliah yang telah diberikannya. Tentu saja melaksanakan hal ini secara konsekuen bukanlah suatu hal yang mudah. Masih banyak kepincangan yang terjadi didalam dunia pendidikan kita, baik di lembaga pendidikan dasar atau menegah maupun di lembaga pendidikan tinggi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada msa-masa yang lalu bahkan hingga kini, masih banyak terdapat kekeliruan pendapat tentang fungsi penilaian pencapaian belajar siswa. Banyak lembaga pendidikan maupun pengajar secara sadar taupun tidak sadar yang menggap fungsi penilaian itu semata-mata sebagai mekanisme untuk menyeleksi siswa atau mahasiswa dalam penaaikan kelas atau penaikan tinngkat, dan sebagai alat seleksi kelulusan pada akhir program terteentuh.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Adapun fungsi penilaian yaang kita hendaki disampaing sebagai alat seleksi atau mengklasifikasi, juga sebagai sarana untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan siswa atau mahasiswa secara maksimal. Dengan kata lain penlaian pencapaian belajar siswa atau mahasiswa tidak hanya merupakan suatu proses untuk mengklasifikasikan keberhasilan dan kegagalan dalam belajar (penilaian sumatif), tetapi juga dan ini sangat penting untuk meningkatkan efesiensi dan keefektifan pengajaran (penilaian formatif). </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada dua pandangan yang sangat merugikan keefektifan dan kemurnian fungsi penilaian seperti dimaksud diatas:</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ol>
<li style="text-align: justify;">Anggapan bahwa untuk melaksanakan penilaian itu tidak perlu adanya persiapan dan latihan yang sehinga siapa saja dapat melakukannya.</li>
<li style="text-align: justify;">Anggapan bahwa penilaian pencapaian belajar siswa atau mahasiswa merupakan kegiatan yang lepas atau setidak-tidaknya merupakan kegiatan “penutu” dari proses kegiatan belajar mengajar.</li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
Oleh karena itu, terdapat beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan didalam menyususun tes hasil belajar oleh setiap guru, dan sehubungan dengan itu pula adanya pemahaman dalam dua perkataan dalam menganalisis dan mengnterprestasiakan hasil tes, yaitu pendekatan norm-referenced evaluation dan evaluation-referenced evalution.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Disamping itu, untuk sekedar memberikan bimbingan oleh para guru dan calon guru bagaimana menyusun tes hasil belajar yang baik dalam arti sesuai dengan tujuan introksional yang telah dirumuskan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Referensi:</div>
<div style="text-align: justify;">
<div>
Purwanto Ngalim. (2009). Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaaraan. Cet.I. Bandung; Remaja Rosda Karya. </div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6923110340429140693.post-72750504907231411862020-02-09T15:14:00.000+08:002020-02-09T15:14:07.934+08:00Fungsi Evaluasi Pembelajaran<div style="text-align: justify;">
<a href="https://www.wawasanpendidikan.com/" target="_blank">Wawasan Pendidikan</a>; Pada Postingan sebelumnya, sobat pendidikan telah membahas tentang <a href="https://www.wawasanpendidikan.com/2020/02/pengertian-evaluasi-pembelajaran.html" target="_blank">Pengertian Evaluasi Pembelajaran</a> dimana menurut Wrightstone dan kawan-kawan (1956;16) mengemukakan rumusan evaluasi pembelajaran sebagai berikut: “Educational evaluation is the estimation of the growth and progress of pupils toward objectives or values in the curriculum.”<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7w8rIBpga8EYx5kRNduCXmx5uUM871z-qlWAuUjIMT0DtWvsY2lgKcLZCdDjpo74UPCu6J9lYGtdwH-uzdJD8J7vqFOfXSVodSF-t-9g-lu47U7ioJAHg7uiheYTGE0yJy5ZR2CDrOJk/s1600/5.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Fungsi Evaluasi Pembelajaran" border="0" data-original-height="362" data-original-width="585" height="247" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7w8rIBpga8EYx5kRNduCXmx5uUM871z-qlWAuUjIMT0DtWvsY2lgKcLZCdDjpo74UPCu6J9lYGtdwH-uzdJD8J7vqFOfXSVodSF-t-9g-lu47U7ioJAHg7uiheYTGE0yJy5ZR2CDrOJk/s400/5.png" title="Fungsi Evaluasi Pembelajaran" width="400" /></a></div>
Fungsi evaluasi pembelajaran tidak dapat dilepaskan dari tujuan evaluasi itu sendiri. Secara lebih rinci, fungsi evaluasi pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi empat fungsi, yaitu:<br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1.<span style="white-space: pre;"> </span>Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan serta keberhasilan siswa setelah mengalami atau melakukan kegiatan belajar selama jangka waktu tertentu. hasil evaluasi yang diperoleh tersebut dapat digunakan untuk memperbaiki cara belajar siswa dan atau untuk mengisi rapor atau surat tanda tamat belajar.<br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
2.<span style="white-space: pre;"> </span>Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program pengajaran. Pengajaran sebagai suatu sistem terdiri atas beberapa komponen yang saling berkaitan satu sama lain. komponen-komponen yang dimaksud adalah tujuan, materi atau bahan pengajaran, dan prosedur serta alat evaluasi.<br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
3.<span style="white-space: pre;"> </span>Untuk keperluan bimbingan dan kongselin (BK).<br />
<br />
Hasil-hasil evaluasi yang telah dilaksanakan oleh guru terhadap siswanya dapat dijadikan sumber informasi atau data bagi pelayanan BK oleh para konselor sekolah atau guru pembimbing lainnya seperti antara lain:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<ul>
<li>Untuk membuat diagnosis mengenai kelemahan-kelemahan dan kekuatan atau kemampuan siswa</li>
<li>Untuk mengetahui dalam hal-hal apa seseorang atau sekelompok siswa memerlukan pelayanan remedial</li>
<li>Sebagai dasar dalam menangani kasus-kasus tertentu diantara siswa</li>
<li>Sebagai acuan dalam melayani kebutuhan-kebutuhan siswa dalam rangka bimbingan karir.</li>
</ul>
</div>
<div style="text-align: justify;">
4.<span style="white-space: pre;"> </span>Untuk keperluan pengembangan dan perbaikan kurikulum sekolah yang bersangkutan. Seperti telah dikemukakan dimuka, hampir setiap saat guru melakukan kegiatan evaluasi dalam rangka menilai keberhasilan belajar siswa dan menilai program pengajaran, yang berarti pula menilai isis atau materi pelajaran yang terdapat didalam kurikulum.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Referensi<br />
Purwanto, Ngalim.(2010). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Jakarta: Remaja Rosdakarya. </div>
Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6923110340429140693.post-59753089968647161322020-02-04T19:39:00.000+08:002020-02-04T19:39:22.215+08:00Pengertian Evaluasi Pembelajaran<div style="text-align: justify;">
<a href="https://www.wawasanpendidikan.com/" target="_blank">Wawasan Pendidikan</a>; telah di jelaskan sebelumnya tentang <b><a href="https://www.wawasanpendidikan.com/2019/10/pengertian-evaluasi-menurut-pendapat-Ahli.html" target="_blank">pengertian evaluasi oleh ahli </a>, </b>nah, kali ini sobat pendidikan akan membahas sedikit gambaran tentang evaluasi pembelajaran. semoga bermanfaat. </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhOqhgT5SJu0i7yA05jSW-DyonvxDYylBo9OOu1Ybj9-6sQP36gf7i5cYfDE2Z28VSLQWTUkEFNrIOn7LcLVTDcSz5uXNO2EH6l1oP3aok349fGjXdgjjrNAuSKWwkHAPVv-_6fodPVUK4/s1600/1.png" imageanchor="1"><img alt="Pengertian Evaluasi Pembelajaran" border="0" data-original-height="759" data-original-width="1009" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhOqhgT5SJu0i7yA05jSW-DyonvxDYylBo9OOu1Ybj9-6sQP36gf7i5cYfDE2Z28VSLQWTUkEFNrIOn7LcLVTDcSz5uXNO2EH6l1oP3aok349fGjXdgjjrNAuSKWwkHAPVv-_6fodPVUK4/s400/1.png" title="Pengertian Evaluasi Pembelajaran" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam arti luas, Evaluasi adalah suatu proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan (Mahrens & Lehmann, 1978:5). Sesuai dengan pengertian tersebut maka setiap kegiatan evaluasi merupakan suatu proses yang sengaja direncanakan untuk memperoleh informasi atau data, berdasarkan data tersebut kemudian dicoba membuat suatu keputusan. Sudah barang tentu informasi atau data yang dikumpulkan itu haruslah data yang sesuai dan mendukung tujuan evaluasi yang direncanakan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam hubungannya dengan evaluasi pembelajaran, Norman. E. Gronlund (1976) merumuskan evaluasi sebagai berikut: “ evaluation ….. a systematic process of determining the extent to which instructional objectives are achieved by pupils” artinya evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan kata-kata yang berbeda, tetapi mengandung pengertian yang hampir sama, Wrightstone dan kawan-kawan (1956;16) mengemukakan rumusan evaluasi pembelajaran sebagai berikut: “Educational evaluation is the estimation of the growth and progress of pupils toward objectives or values in the curriculum.” artinya Evaluasi pendidikan/pembelajaran ialah penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan siswa ke arah tujuan-tujuan atau nilai-nilai yang telah diterapkan didalam kurikulum).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
berdasarkan kedua pendapat ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa dalam evaluasi pembelajaran, harus melihat dari tujuan awal yang telah di rencanakan oleh guru. dalam menyusun tujuan pembelajaran terdapat target yang harus dicapai oleh siswa sehingga dalam melaksanakan evaluasi, maka guru dapat melihat antara tujuan yang menjadi target yang harus di capai peserta didik dengan hasil pembelajaran peserta didik dalam kurun waktu tertentu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
artinya evaluasi pembelajaran selalu mengacu pada tujuan-tujuan yang akan dicapai oleh peserta didik dalam kurun waktu tertentu sesuai dengan standar kompetendi dalam kompetensi inti yang harus dicapai oleh peserta didik. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sedikitnya ada tiga aspek yang perlu diperhatikan untuk lebih memahami apa yang dimaksud dengan evaluasi, khususnya evaluasi pembelajaran, yaitu:</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ol>
<li>Kegiatan evaluasi merupakan proses yang sistematis. Ini berarti bahwa evaluasi (dalam pengajaran) merupakan kegiatan yang terencana dan dilakukan secara berkesinambungan. </li>
<li>Didalam kegiatan evaluasi diperlukan berbagai informasi atau data yang menyangkut objek yang sedang dievaluasi. Dalam kegiatan pengajaran, data yang dimaksud mungkin berupa perilaku atau penampilan siswa selama mengikuti pelajaran, hasil ulangan atau tugas-tugas pekerjaan rumah, nilai hasil ujian akhir caturwulan, nilai midsemester, nilai ujian akhir semester, dan sebagaimya.</li>
<li>Setiap kegiatan evaluasi- khususnya evaluasi pengajaran tidak dapat dilepaskan dari tujuan-tujuan pengajaran yang hendak dicapai. Tanpa menentukan atau merumuskan tujuan-tujuan terlebih dahulu, tidak mungkin menilai sejauh mana pencapaian hasil belajar siswa.</li>
</ol>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Referensi:</div>
<div style="text-align: justify;">
Purwanto, Ngalim. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Jakarta: Remaja Rosdakarya. 2010.</div>
Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6923110340429140693.post-83383416108221133852020-01-02T10:24:00.000+08:002020-01-02T10:24:05.917+08:00Pengaruh Kebudayaan Islam di Indonesia<div style="text-align: justify;">
<b>Wawasan Pendidikan</b>; Mayoritas masyarakat Indonesia memeluk Agama Islam. Pengaruh kebudayaan Islam pada masyarakat Indonesia pun bisa dilihat dalam berbagai aspek kehidupan. Mulai dari pengaruh dalam bidang bahasa dan nama, adat istiadat, bidang ekonomi, sosial, kesusastraan, kesenian dan bangunan, serta dalam bidang politik. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh kebudayaan Islam dalam kehidupan masyarakat Indonesia, berikut ini adalah penjelasan lengkapnya. (Baca Juga : <a href="https://www.wawasanpendidikan.com/2019/12/sejarah-dan-teori-masuknya-islam-di-indonesia.html" target="_blank">Sejarah dan Teori Masuknya Islam di Indonesia</a>)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2K3WB1Td_9HOg5aLkCnXLUE2GO-fsb1XECrUiUDcOzdXl0RhQnj9Y_UaQTkA6e3uBPJWW8ge_wGoydCIci_5d8lzWF3llrtcUQE-Q4S0BrM6JE9Y3sD1XkiB9efheHLQabs4A9ETt6EA/s1600/6.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="493" data-original-width="625" height="315" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2K3WB1Td_9HOg5aLkCnXLUE2GO-fsb1XECrUiUDcOzdXl0RhQnj9Y_UaQTkA6e3uBPJWW8ge_wGoydCIci_5d8lzWF3llrtcUQE-Q4S0BrM6JE9Y3sD1XkiB9efheHLQabs4A9ETt6EA/s400/6.png" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Picture by isbs.dinus.ac.id</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>A.<span style="white-space: pre;"> </span>Pengaruh Kebudayaan Islam pada Bahasa dan Nama</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional rupanya banyak dipengaruhi oleh Bahasa Arab yang sudah begitu menyatu dengan Bangsa Indonesia. Bukan hanya dalam komunikasi sehari-hari, penggunaan bahasa Arab juga sering ditemukan dalam surat kabar, buku, undangan, dll. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kosakata dalam Bahasa Indonesia yang berasal dari Bahasa Arab cukup banyak. Dimana sebagian kata-kata Arab digunakan secara utuh sesuai dengan lafal dan maknanya, contohnya adalah abad, akhir, bakhil, baligh, hikmah, halal, ilmu, insan, lafaz, munafik, mualaf, ziarah, zina, zakat, dll.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebagian lagi mengalami perubahan pada lafal namun memiliki arti yang tetap sama, contohnya adalah berkah dari kata barakah, derajat dari kata drajah, lalim dari kata dzalim, masalah dari kata mas-alatun, resmi dari kata rasmiyyun, dll. Sedangkan sebagian lainnya memiliki lafal dan arti yang berbeda dari lafal dan arti semula, contohnya adalah naskah yang berasal dari kata nuskhatun yang berarti secarik kertas, dll.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Demikan juga dalam hal nama, penggunaan Bahasa Arab juga lazim digunakan sehingga cukup familiar dalam kehidupan sehari-hari. Banyaknya nama yang menggunakan Bahasa Arab bisa menjadi simbol pemersatu Islam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>B.<span style="white-space: pre;"> </span>Pangaruh Kebudayaan Islam pada Adat Istiadat</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Adat Istiadat yang berkembang di Indonesia banyak dipengaruhi oleh kabudayaan Islam. Meski begitu beberapa kebudayaan yang telah ada sebelumnya tetap dipertahankan dengan adanya penyesuaian agar sesuai dengan ajaran Islam. Hal inilah yang kemudian memunculkan akulturasi budaya Islam dan budaya sebelumnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Salah satu contoh adat istiadat yang dipengaruhi oleh kebudayaan Islam adalah pengucapan salam yang lazim dilakukan dalam berbagai macam acara. Termasuk juga kalimat do’a yang senantiasa diucapkan ketika melakukan tradisi tertentu di masyarakat. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Contoh lainnya adalah tradisi dan budaya “Cempala Khua Belas” dari Lampung yang mengatur pergaulan antara pemuda dan gadis yang harus ditaati, dan jika dilanggar akan mendapatkan sanksi. Di dalam aturan tersebut terdapat pengaruh hukum Islam yang mengatur hubungan antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram, aturan pergaulan dalam hidup bermasyarakat, aturan kesopanan serta kesusilaan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>C.<span style="white-space: pre;"> </span>Pengaruh Kebudayaan Islam pada Bidang Ekonomi</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Kedatangan pedagang muslim ke Indonesia mendorong terbentuknya kota perdagangan. Dimana para pedagang muslim akan tinggal untuk waktu yang cukup lama karena menunggu perubahan angin musim agar bisa kembali berlayar. Beberapa pengaruh kebudayaan Islam dalam bidang ekonomi dan perdagangan bisa terlihat dari adanya kewajiban membayar zakat, sedekah, menyantuni anak yatim, dll.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>D.<span style="white-space: pre;"> </span>Pengaruh Kebudayaan Islam dalam Bidang Kesusastraan</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Beberapa pengaruh kebudayaan Islam dalam bidang kesusatraan bisa dilihat dari karya sastra yang ada di wilayah bagian timur Sumatera dan Jawa, diantaranya adalah sebagai berikut:</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ol>
<li>Suluk, yang merupakan salah satu karya sastra yang berisi ajaran tasawuf. Contohnya adalah Suluk Wijil yang berisi tentang nasihat Sunan Bonang kepada muridnya yang bernama Wijil yang merupakan bekas abdi di Kerajaan Majapahit.</li>
<li>Hikayat, yang pada dasarnya sama dengan cerita rakyat yang telah ada sebelum ajaran Islam masuk ke Indonesia. Hanya saja cerita rakyat tersebut disesuaikan dengan ajaran-ajaran Islam.</li>
<li>Babad, yang merupakan kisah sejarah dan memuat silsilah raja-raja dari kerajaan Islam.</li>
<li>Syair, yang merupakan puisi lama yang diciptakan dengan adanya sentuhan ajaran Islam di dalamnya.</li>
</ol>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<b>E.<span style="white-space: pre;"> </span>Pengaruh Kebudayaan Islam dalam Kesenian dan Bangunan Ibadah</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam bidang kesenian, pengaruh kebudayaan Islam bisa terlihat dalam irama qasidah, hadroh, gambus, dan berbagai macam karya lagu yang bernafaskan Islam. Biasanya berupa shalawat, lagu-lagu Islami, dll. Sedangkan dalam seni rupa masyarakat Indonesia juga mengenal seni kaligrafi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam seni pertunjukan, pengaruh kebudayaan Islam bisa terlihat dalam atraksi debus, wayang kulit, dan Tari Seudati Aceh. Selain itu budaya Islam juga bisa dilihat dari acara tahlilan, syukuran, yasinan, dan berzanji.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam hal bangunan ibadah, pengaruh kebudayaan Islam bisa dilihat dari bentuk bangunan yang terpengaruh oleh bangunan masjid yang ada di wilayah Timur Tengah maupun di Negara Islam lainnya. Meski begitu beberapa bangunan masjid kuno memiliki unsur kemiripan dengan kebudayaan Hindu-Buddha. Seperti pada atap tumpang yang dibuat bersusun semakin mengecil ke atas. Contohnya adalah Masjid Demak dan Masjid Banten.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selain itu pada bagian dinding terdapat ukiran dengan motif tumbuhan dan binatang, bagian mimbar berbentuk teratai, menara untuk mengumandangkan adzan dengan kolam yang mengelilingi serambi, dan pintu gerbang yang berbentuk gapura. Biasanya bangunan masjid juga berada di tengah kota, dekat istana dan menghadap ke arah alun-alun.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>F.<span style="white-space: pre;"> </span>Pengaruh Kebudayaan Islam dalam Bidang Politik</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Masuknya budaya dan Agama Islam di Indonesia turut berpengaruh dalam bidang politik. Runtuhnya Kerajaan Hindu-Buddha mulai digantikan dengan kerajaa-kerajaan bercorak Islam yang dalam sistem pemerintahannya didasarkan pada hukum Islam. Gelar raja pada kerajaan Islam adalah sultan yang dalam menjalankan roda pemerintahan dibantu dan didampingi oleh ulama.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada saat kerajaan Islam mengalami masa kejayaan, banyak unsur politik Islam yang turut berpengaruh dalam pemerintahan kerajaan. Misalnya saja konsep khalifatul fil ardi dan dzilullah fii ardi. Kedua konsep tersebut diterapkan pada masa Kerajaan Islam Aceh Darussalam dan Kerajaan Islam Mataram.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>G.<span style="white-space: pre;"> </span>Pengaruh Kebudayaan Islam dalam Bidang Sosial</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebelum ajaran Islam masuk ke Indonesia, dalam ajaran Hindu-Buddha dikenal adanya sistem kasta yang membedakan masyarakat ke dalam beberapa golongan. Seperti Brahmana, Ksatria, Waisya, dan Sudra yang menyebabkan terjadinya kesenjangan sosial dalam kehidupan masyarakat. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah ajaran Islam masuk, sistem kasta mulai memudar karena dalam Islam tidak ada sistem kasta. Pada masyarakat Jawa, penggolongan seperti pada gelar Kyai yang diberikan kepada ulama menunjukkan tingginya tingkatan ilmu agama yang dimiliki dalam struktur masyarakat saat itu. Sementara bagi para penyebar ajaran Islam di Jawa juga diberi gelar Sunan yang juga menunjukkan adanya status ilmu agama yang tinggi di masyarakat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selain itu, dalam sistem penanggalan juga dipengaruhi oleh budaya Islam, dimana kalender Saka yang telah dikenal sebelumnya diganti dengan sistem kalender Hijriah. Sementara pada Kerajaan Mataram Islam, Sultan Agung menciptakan kalender Jawa dengan perhitungan seperti pada kalender Hijriah. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sultan Agung juga mengganti nama bulan Muharram dengan Syuro dan Ramadhan dikenal dengan Pasa. Nama-nama hari dalam penanggalan Jawa sesuai dengan Bahasa Arab dengan tetap menggunakan hari pasaran seperti pada kalender Saka. Yaitu pahing, pon, wage, kliwon, dan legi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>H.<span style="white-space: pre;"> </span>Bidang Pendidikan</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Pendidikan agama pada awal masuknya Islam ke Indonesia dilakukan di masjid, langgar atau surau dengan materi pelajaran berupa membaca dan mendalami Al-Qur’an, tata cara ibadah, akhlak dan keimanan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seiring berkembangnya waktu, pendidikan agama kemudian dilaksanakan di pesantren, yang merupakan sebuah asrama tradisional untuk mendalami ajaran Islam. Di dalam pesantren, siswa akan dibimbing oleh para guru atau kyai dalam mempelajari dan mendalami ajaran Agama Islam sesuai syariat-syariat Agama Islam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Referensi: </div>
<div style="text-align: justify;">
Suparno, Drs. 2018. Modul Pendamping Sejarah Indonesia untuk SMK/SMA Kelas X Semester 1. Klaten Utara: Mulia Group.</div>
Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6923110340429140693.post-48319419774665901082019-12-27T09:07:00.000+08:002019-12-27T09:09:51.758+08:00Bentuk-Bentuk Negara dan Ikatan Kenegaraan<div style="text-align: justify;">
<a href="https://www.wawasanpendidikan.com/" target="_blank"><b>Wawasan Pendidikan</b></a>; Secara umum negara bisa diartikan sebagai sebuah organisasi yang tingkatannya sangat tinggi meliputi wilayah yang luas dengan keberadaan masyarakat di dalamnya yang bersatu dan saling menjaga wilayah tersebut demi kenyamanan dan kesejahteraan bersama. Setiap negara memiliki bentuk kenegaraan yang berbeda berdasarkan pada kesepakatan dan kesepahaman dalam mencapai tujuan negara. Pada umumnya bentuk negara yang dikenal saat ini adalah negara kesatuan dan negara serikat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQMOgXUC_Mtd6rwz2YSablTHioOduMiKKInCRo_I6KWPAywbA2-cJSucZoUar2aSzQ-rlgDlcQgXq7Nv8FF1EIXQttf1wAJamjSaUTnsyFduoMRoSY2PJS-EXc32-NnYTRaKt8ivxzZg0/s1600/5.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="513" data-original-width="493" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQMOgXUC_Mtd6rwz2YSablTHioOduMiKKInCRo_I6KWPAywbA2-cJSucZoUar2aSzQ-rlgDlcQgXq7Nv8FF1EIXQttf1wAJamjSaUTnsyFduoMRoSY2PJS-EXc32-NnYTRaKt8ivxzZg0/s400/5.png" width="383" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">picture by umapakistan.com</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<b>A.<span style="white-space: pre;"> </span>Negara Kesatuan (Unitarianisme)</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Negara kesatuan merupakan bentuk negara yang diatur oleh satu pemerintahan pusat yang memegang kedaulatan ke dalam maupun ke luar. Dimana pemerintah pusat memiliki wewenang tertinggi dalam memutuskan segala sesuatunya. Pada bentuk negara kesatuan terdapat satu UUD, satu kepala negara, satu dewan menteri atau kabinet, dan satu lembaga perwakilan. Contoh negara kesatuan adalah Indonesia, Jepang, Philipina, Belanda, Italia, dan Perancis.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jika dilihat dari sistem pemerintahannya, negara kesatuan dibedakan menjadi dua, yaitu:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>1.<span style="white-space: pre;"> </span>Negara Kesatuan dengan Sistem Sentralisasi</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada sistem ini, pemerintah pusat memegang seluruh bidang kekuasaan pemerintahan sedangkan daerah-daerah tinggal melaksakan apa yang telah diprogramkan oleh pemerintah pusat. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sehingga daerah-daerah tidak diperkenankan untuk membuat program sendiri karena memang di daerah tidak ada pemerintahan yang berdiri sendiri. Semua pemerintah dilaksanakan secara langsung oleh pemerintah pusat. Sistem pemerintahan ini pernah dianut oleh Indonesia pada masa Orde Baru.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i> Keuntungan sistem sentralisasi:</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li>Terdapat keseragaman peraturan di seluruh wilayah negara </li>
<li>Adanya kesederhanaan hukum dimana hanya ada satu lembaga yang berwenang untuk membuatnya</li>
<li>Pendapatan daerah bisa digunakan untuk kepentingan seluruh wilayah negara</li>
</ul>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<b><i>Kerugian sistem sentralisasi:</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li style="text-align: justify;">Pekerjaan pemerintah pusat bisa saja menumpuk dan menghambat jalannya pemerintahan.</li>
<li style="text-align: justify;">Adanya kebijakan/peraturan dari pusat yang tidak sesuai dengan kondisi dan kebutuhan daerah.</li>
<li style="text-align: justify;">Daerah-daerah cenderung pasif dan minimnya inisiatif dari rakyat karena menunggu perintah dari pusat.</li>
<li style="text-align: justify;">Keputusan dari pemerintah pusat seringkali terlambat.</li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>2.<span style="white-space: pre;"> </span>Negara Kesatuan dengan Sistem Desentralisasi</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada sistem ini negara tidak langsung memegang seluruh kekuasaan pemerintahan tetapi memberikan sebagian kekuasaannya kepada daerah-daerah. Desentralisasi merupakan penyerahan urusan pemerintahan dari pemerintah pusat atau daerah yang lebih tinggi kepada daerah di tingkat bawahnya. Sistem ini dikenal dengan istilah otonomi daerah atau swatantra.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pemerintah daerah juga sering diserahi dengan tugas pembantuan (madebewind), yaitu tugas untuk berperan serta dalam urusan pemerintahan yang ditugaskan kepada pemerintah daerah oleh pemerintah pusat/pemerintah di tingkat atasnya dengan kewajiban mempertanggunjawabkannya. Dalam hal ini pemerintah pusat tetap mengendalikannya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sistem desentralisasi menghasilkan wilayah administratif seperti provinsi, kabupaten, kotamadya, dan kecamatan. Indonesia menganut sistem pemerintahan desentralisasi setelah masa Orde Baru.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>Keuntungan sistem desentralisasi:</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li style="text-align: justify;">Pembangunan daerah akan semakin berkembang karena dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan dan ciri khas daerah tersebut.</li>
<li style="text-align: justify;">Peraturan dan kebijakan yang diambil disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan daerah itu sendiri.</li>
<li style="text-align: justify;">Pekerjaan pemerintah pusat tidak bertumpuk sehingga jalannya pemerintahan bisa berlangsung dengan lancar.</li>
<li style="text-align: justify;">Meningkatnya partisipasi dan tanggung jawab masyarakat terhadap daerahnya.</li>
<li style="text-align: justify;">Adanya penghematan biaya karena sebagian anggaran ditanggung oleh daerah itu sendiri.</li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><b>Kerugian dari sistem desentralisasi</b></i> a</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li>Ketidakseragaman peraturan, kebijakan dan kemajuan pembangunan.</li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
<b>B.<span style="white-space: pre;"> </span>Negara Serikat (Federasi)</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Negara serikat atau federasi merupakan satu pemerintahan pusat atau pemerintahan federal yang membawahi negara-negara bagian. Kedaulatan ke luar sepenuhnya dipegang oleh pemerintah pusat sedangkan negara bagian hanya memegang kedaulatan ke dalam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hal-hal yang diurus oleh pemerintah pusat menyangkut kepentingan bersama, misalnya adalah keuangaan, pertahanan negara, politik luar negeri, dan angkatan bersenjata. Negara pusat memiliki kadaulatan atas negara-negara bagian.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Negara-negara bagian juga bisa memliki kepala negara, kabinet, dan parlemen sendiri untuk menjalankan pemerintahan. Pembagian kekuasaan antara pemerintah pusat dan negara bagian ditentukan oleh negara bagian, dengan demikian maka aspek selebihnya merupakan kekuasaan pemerintahan pusat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>Kekuasaan pemerintah pusat pada negara serikat meliputi:</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li>kedudukan negara di mata internasional</li>
<li>konstitusi dan organisasi pusat</li>
<li>keuangan negara</li>
<li>kepentingan bersama antar negara</li>
<li>keselamatan rakyat</li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
Negara serikat memiliki kesatuan dalam tindakannya ke luar negeri, tapi masing-masing negara bagian masih tetap merdeka dalam tindakannya ke dalam, asalkan tidak bertentangan dengan UUD Federasi. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>Beberapa contoh negara federasi adalah:</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li>RIS atau Republik Indonesia Serikat yang berlangsung dari 27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950.</li>
<li>Amerika Serikat dari 1789 sampai sekarang.</li>
<li>Uni Soviet (1937-1995).</li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>Persamaan antara negara serikat dengan negara kesatuan sistem desentralisasi adalah:</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li>Pemegang kedaulatan ke luar adalah pemerintah pusat</li>
<li>Memiliki otonomi sendiri</li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
Adapun perbedaannya terkait dengan asal muasal otonomi, dimana negara bagian memiliki otonomi asli sedangkan pada negara kesatuan bersistem desentralisasi merupakan pemberian dari pemerintah pusat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>Perbedan lain antara negara serikat dengan negara kesatuan menurut R. Kranenburg adalah:</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li style="text-align: justify;">Negara bagian pada suatu federasi memiliki “pouvior constituant”, yaitu wewenang untuk membentuk undang-undang dasar sendiri dan mengatur bentuk organisasi sendiri dalam rangka dan batas-batas konstitusi federal. Sedangkan pada negara kesatuan, organisasi pemerintahan daerah telah ditetapkan oleh pembentuk undang-undang dari pemerintah pusat.</li>
<li style="text-align: justify;">Wewenang dalam membentuk undang-undang pusat untuk megatur hal-hal tertentu pada negara federal sudah terperinci satu per satu dalam konstitusi federal. Sedangkan wewenang pembentukan undang-undang pusat pada negara kesatuan ditetapkan dalam suatu rumusan umum dan wewenang pembentukan undang-undang lokal tergantung pada badan pembentuk undang-undang pusat.</li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
<b>C.<span style="white-space: pre;"> </span>Bentuk-Bentuk Ikatan Kenegaraan</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
1. <span style="white-space: pre;"> </span>Uni</div>
<div style="text-align: justify;">
Uni merupakan gabungan dua negara atau lebih yang merdeka dan berdaulat serta dikepalai oleh satu kepala negara yang sama. Ada tiga jenis uni, yaitu uni personal (personal union), uni politik (political union), dan uni riil (real union)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
2. <span style="white-space: pre;"> </span>Dominian</div>
<div style="text-align: justify;">
Dominian merupakan gabungan dari negara-negara bekas jajahan Inggris yang telah merdeka tetapi tetap mengadakan kerjasama dengan Kerajaan Inggris untuk tujuan tertentu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
3. <span style="white-space: pre;"> </span>Commonwealth (Persemakmuran)</div>
<div style="text-align: justify;">
Commonwealth merupakan gabungan dari negara-negara dominian Inggris yang dikepalai oleh Ratu Inggris (sebagai lambang persatuan) demi mencapai tujuan bersama.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
4. <span style="white-space: pre;"> </span>Liga</div>
<div style="text-align: justify;">
Liga merupakan negara yang terdiri dari beberapa negara yang sudah merdeka penuh dan kemudian bergabung menjadi satu demi mencapai tujuan tertentu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>D.<span style="white-space: pre;"> </span>Bentuk Negara Indonesia</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Bentuk Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana telah diatur dalam UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945. Pada pasal 1 ayat 1 (hasil amandemen) dan pasal 18 ayat 1 yang berbunyi: </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi, dan daerah-daerah provinsi dibagi atas kabupaten dan kota yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah yang diatur dalam Undang-undang.”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Perubahan tersebut dimaksudkan untuk lebih memperjelas pembagian daerah dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ungkapan dibagi atas (bukan terdiri atas) menjelaskan bahwa Negara Indonesia adalah negara yang mempertahankan bentuk Negara Kesatuan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hal ini berbeda dengan istilah terdiri atas yang menunjukkan letak kedaulatan berada di negara-negara bagian. Ketentuan pasal 18 ayat 1 ini juga sangat sesuai dengan asal muasal Negara Indonesia yang berbentuk kesatuan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dilihat dari konsep yang telah disebutkan di atas, Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang menganut sistem desentralisasi sehingga setiap daerah mempunyai wewenang untuk mengatur rumahtangganya sendiri atau memiliki otonomi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Referensi:</div>
<div style="text-align: justify;">
Modul PKn kelas X SMA/MA/SMK/MAK edisi revisi 2017</div>
Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6923110340429140693.post-59941447565714201032019-12-26T09:47:00.001+08:002019-12-26T09:47:37.197+08:00 Kerajaan Islam Di Indonesia: Kerajaan Demak, Kerajaan Banten, dan Kerajaan Mataram Islam<div style="text-align: justify;">
<b><a href="https://www.wawasanpendidikan.com/" target="_blank">Wawasan Pendidikan</a></b>; Munculnya kerajaan Islam di Indonesia diperkirakan karena berkembangnya lalu lintas perdagangan laut dengan pedagang-pedagang Islam dari Arab, Persia, India, Cina, dll. Kerajaan Islam di Indonesia diperkirakan mengalami masa kejayaan pada sekitar abad ke 13-16 M. Kerajaan Islam di Indonesia dibagi berdasarkan wilayah pusat pemerintahan, yaitu di Sumatera, Jawa, Maluku, dan Sulawesi. Pada artikel sebelumnya telah dibahas tentang <a href="https://www.wawasanpendidikan.com/2019/12/Kerajaan-Islam-Di-Indonesia-Kerajaan-Samudera-Pasai-Kerajaan-Malaka-dan-Kerajaan-Aceh-Darussalam.html" target="_blank">Kerajaan Samudera Pasai, Kerajaan Malaka, dan Kerajaan Aceh Darussalam</a>. kali ini sobat pendidikan akan membahas beberapa kerajaan islam lainnya antara lain: Kerajaan Demak, Kerajaan Banten, dan Kerajaan Mataram Islam</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8y-xqxHgfDrUkN9exYwsqOrnoW42zpeETpoYLUwmyD56qWtDKHtQDuMFKw8mKhw9f7a4ZnvBdu9bGdmCStAh4rADCaMiSWGyv8KS5ca0b2yG7EulhpXIBxpbPg2YL2_f4Zd3Wj4_vols/s1600/4.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="503" data-original-width="693" height="290" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8y-xqxHgfDrUkN9exYwsqOrnoW42zpeETpoYLUwmyD56qWtDKHtQDuMFKw8mKhw9f7a4ZnvBdu9bGdmCStAh4rADCaMiSWGyv8KS5ca0b2yG7EulhpXIBxpbPg2YL2_f4Zd3Wj4_vols/s400/4.png" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>1. Kerajaan Demak</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa yang berdiri pada tahun 1478 M. Hal ini didasarkan pada runtuhnya Kerajaan Majapahit yang ditandai dengan Candra Sengkala: “Sirna Ilang Kertaning Bumi” yang menandakan tahun saka 1400 atau 1478 Masehi. Kerajaan Demak didirikan oleg Raden Patah yang dalam memajukan Islam dibantu para wali dan saudagar Islam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada tahun 1507 Masehi Raden Patah digantikan oleh puteranya yang bernama Pati Unus. Di bawah kepemimpinannya, Kerajaan Demak kurang berkembang dengan baik. Namun berkat keberaniannya dalam menyerang Portugis di Malaka, Pati Unus mendapat julukan sebagai Pangeran Sabrang Lor.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah wafat di tahun 1521, Pati Unus digantikan oleh adiknya yang bernama Trenggono. Puncak kejayaan Demak terjadi pada masa pemerintahan Sultan Trenggono dengan wilayah kekuasaan yang sangat luas. Meliputi Jawa Barat (Banten, Jayakarta, dan Cirebon), Jawa Tengah, dan sebagian Jawa Timur.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>Kebijakan-kebijakan penting yang telah dilakukan oleh Sultan Trenggono antara lain adalah:</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li>Menegakkan Agama Islam</li>
<li>Membendung perluasan wilayah yang dilakukan Portugis</li>
<li>Menguasai dan menyebarkan Agama Islam di Banten, Cirebon, dan Sunda Kelapa, dimana perluasan di wilayah Jawa Barat dipimpin oleh Fatahilah/Faletehan yang kemudian menurunkan raja-raja Banten.</li>
<li>Menaklukkan Mataram, Singasari, dan Blambangan</li>
</ul>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Demak dikenal sebagai kerajaan maritim yang menjalankan fungsinya sebagai penghubung daerah penghasil rempah-rempah di wilayah timur dengan Malaka sebagai wilayah perdagangan di bagian barat. Sebagai produsen besar dalam bidang agraris, perekonomian Demak mengalami perkembangan yang sangat pesat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kehidupan sosial di Kerajaan Demak diatur sesuai dengan Hukum Islam, namun begitu masih tetap menerima tradisi lama. Pembangunan Masjid Agung Demak terkenal dengan salah satu tiang utamanya yang terbuat dari soko tatal, yaitu kumpulan sisa-sisa kayu yang dipakai untuk membangun masjid itu sendiri.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di bagian pendapa (serambi depan masjid) Sunan Kalijaga sebagai pemimpin dalam pembangunan masjid meletakkan dasar-dasar perayaan Sekaten (Syahadatain) untuk mendapatkan banyak pengikut Islam. Tradisi Sekaten sendiri masih tetap dilestarikan hingga saat ini, terutama di Yogyakarta, Surakarta, dan Cirebon.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kerajaan Demak mengalami kemunduran karena terjadinya perang saudara yang memperebutkan tahta kerajaan Demak.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>2. Kerajaan Banten</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada awalnya Banten merupakan daerah kekuasaan Pajajaran. Rajanya yang bernama Samiam bekerjasama dengan Portugis di Malaka untuk membendung meluasnya kekuasaan Demak. Demak berhasil menguasai Banten dibawah kepemimpinan Faletehan, dan selanjutnya Banten tumbuh menjadi pelabuhan penting karena kurangnya pedagang yang berlabuh di Malaka sejak dikuasai oleh Portugis.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Faletehan menyerahkan pemerintahah Banten di tahun 1552 M kepada putranya yang bernama Hasanuddin sebagai raja pertama Banten. Di bawah pemerintahan Sultan Hasanuddin (1552-1570 M) Banten mengalami perkembangan yang cukup pesat dengan wilayah kekuasaan meliputi Lampung, Bengkulu, dan Palembang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah Sultan Hasanuddin wafat di tahun 1570 M, pemerintahan dialihkan kepada putranya yang bernama Sultan Maulana Yusuf yang memperluas wilayah kekuasaannya hingga ke pedalaman. Kerajaan Pajajaran berhasil ditaklukkan pada tahun 1579 M yang menandai berakhirnya kerajaan Hindu di wilayah Jawa Barat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kerajaan Banten mengalami puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Maulana Yusuf dengan kondisi masyarakat yang aman dan tenteram. Kehidupan masyarakat sangat diperhatikan, salah satunya dengan adanya pembangunan kota. Kerajaan juga memberi perhatian khusus dalam bidang pertanian dengan membangun saluran irigasi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Banten tumbuh sebagai pusat perdagangan dan pelayaran yang ramai karena menghasilkan lada dan pala. Pedagang dari Cina, India, Gujarat, Persia, dan Arab banyak yang berlabuh di Banten. Sementara untuk kehidupan sosial masyarakat Banten dipengaruhi oleh sistem kemasyarakatan Islam yang tidak terbatas di wilayah perdagangan saja tetapi juga meluas hingga ke pedalaman.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Masa kejayaan Kerajaan Islam Banten berlangsung sampai tahun 1600 M. Namun sejak masa pemerintahan Sultan Abdul Mufakkir Kerajaan Banten mengalami kemunduran. Hal ini disebabkan oleh adanya blokade-blokade yang dilakukan oleh Belanda sehingga ruang gerak Kerajaan Banten semakin sempit.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>3. Kerajaan Mataram Islam</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Kerajaan Mataram Islam dibangun oleh Sutowijoyo (Panembahan Senopati) pada tahun 1586 M dengan pusat pemerintahan berada di wilayah Kotagede. Pada tahun 1601 M, Sutowijoyo wafat dan digantikan oleh Mas Jolang atau Panembahan Seda ing Krapyak. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada masa pemerintahan Mas Jolang banyak terjadi pemberontakan. Setelah Mas Jolang wafat, tampuk pemerintahan beralih ke Adipati Martapura. Adipati Martapura yang kemudian wafat karena sakit-sakitan digantikan oleh Mas Rangsang atau lebih dikenal sebagai Sultan Agung. Pada masa pemerintahan Sultan Agung, Kerajaan Mataram mengalami puncak kejayaan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam sejarah Islam, Kesultanan Mataram memiliki peran yang sangat penting dalam perjalanan kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara. Hal ini bisa terlihat dari semangat raja-raja untuk memperluas kekuasaan dan menyebarkan Agama Islam di daerah kekuasaannya. Adanya keterlibatan para pemuka agama hingga perkembangan kebudayaan bercorak Islam di Jawa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kehidupan masyarakat di Mataram tertata dengan baik sesuai dengan Hukum Islam tanpa meninggalkan tradisi dan norma yang telah ada sebelumnya. Dalam pemerintahan Mataram Islam, raja merupakan pemegang kekuasaan tertinggi yang diikuti oleh sejumlah pejabat kerajaan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam bidang keagamaan terdapat jabatan penghulu, khotib, naid, dan suranatan yang bertugas memimpin upacara keagamaan. Sedangkan dalam bidang pengadilan terdapat jabatan jaksa yang bertugas menjalankan pengadilan istana. Untuk menciptakan ketertiban di seluruh wilayah kerajaan, maka diciptakan peraturan yang dikenal dengan istilah anger-anger yang harus ditaati oleh seluruh rakyat kerajaan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada masa pemerintahan Sultan Agung, para ulama di Kerajaan Mataram Islam dibedakan menjadi tiga golongan. Yaitu ulama yang masih berdarah bangsawan, ulama yang bekerja dalam bidang birokrasi dan ulama pedesaan yang tidak menjadi alat birokrasi. Sultan Agung sangat menghargai para ulama sehingga setiap kebijakan yang diambil senantiasa mempertimbangkan nasihat dari para ulama.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selain memperkuat militer, Sultan Agung juga berhasil mengembangkan kesenian dan pertukangan. Diantaranya adalah membangun komplek pamakaman Raja Mataram di Bukit Imogiri dan mengganti kalender Jawa dengan sistem Hijriah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada tahun 1640 M, Sultan Agung mengirim utusan ke Mekkah yang setahun kemudian (1641 M) kembali dengan membawa gelar baru bagi Sultan Agung dari Syarif di Mekkah, yaitu Sultan Abdullah Muhammad Maulana Matarami.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seperti halnya ibukota kerajaan Islam lainnya, ibukota Mataram Islam juga memiliki gaya arsitektur bercorak Islami. Tata letak istana atau keraton selalu berdekatan dengan bangunan masjid. Keraton juga dikelilingi dengan benteng dan pos-pos pertahanan di berbagai penjuru angin. Sementara di luar benteng terdapat parit buatan yang berfungsi sebagai barikade pertahanan ketika menghadapi lawan dan tempat penampungan air.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kerajaan Mataram Islam merupakan kelanjutan dari Kerajaan Demak dan Pajang. Kerajaan ini menggantungkan perekonomiannya pada sektor agraris karena lokasinya berada di padalaman. Meski begitu Mataram juga menguasai wilayah pesisir utara Jawa yang mayoritas penduduknya adalah palaut. Wilayah pesisir juga memiliki peran yang sangat penting bagi kegiatan perdagangan Mataram.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jenis kebudayaan yang berkembang dengan pesat adalah seni tari, pahat, suara dan sastra. Sementara budaya yang berkembang adalah Upacara Kejawen yang merupakan akuluturasi budaya Hindu-Buddha dengan Islam). Selain itu, pengembangan budaya dalam bidang sastra memunculkan karya sastra yang cukup terkenal, yaitu Kitab Sastra Gending yang merupakan perpaduan hukum Islam dengan adat istiadat Jawa yang dikenal dengan Hukum Surya Alam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Masa kemunduran Kerajaan Mataram Islam terjadi setelah Sultan Agung wafat dan pemerintahan berada di bawah kekuasaan Susuhunan Amangkurat I yang pro kompeni. Kebijakannya yang paling kontroversial adalah menyingkirkan para ulama, menghapus lembaga keagamaan yang ada di kesultanan, membatasi perkembangan Islam dan melarang hukum agama mencampuri kesultanan, serta mambangun kerjasama dengan pihak Belanda.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Referensi: </div>
<div style="text-align: justify;">
Suparno, Drs. 2018. Modul Pendamping Sejarah Indonesia untuk SMK/SMA Kelas X Semester 1. Klaten Utara: Mulia Group.</div>
Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6923110340429140693.post-67104082948605824252019-12-15T10:05:00.000+08:002019-12-15T10:06:40.443+08:00Kerajaan Islam Di Indonesia : Kerajaan Samudera Pasai, Kerajaan Malaka, dan Kerajaan Aceh Darussalam<div style="text-align: justify;">
<b><a href="https://www.wawasanpendidikan.com/" target="_blank">Wawasan Pendidikan</a></b>; Pada masa kedatangan Islam di Indonesia, kondisi politik dan ekonomi kerajaan Hindu-Buddha di Sumatera dan Jawa mulai mengalami kemunduran. Kondisi ini dimungkinkan karena adanya kemunduran politik pada kerajaan itu sendiri dan juga karena pengaruh perluasan kekuasaan Cina di kerajaan-kerajaan Asia Tenggara.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Munculnya kerajaan Islam di Indonesia diperkirakan karena berkembangnya lalu lintas perdagangan laut dengan pedagang-pedagang Islam dari Arab, Persia, India, Cina, dll. Kerajaan Islam di Indonesia diperkirakan mengalami masa kejayaan pada sekitar abad ke 13-16 M. Kerajaan Islam di Indonesia dibagi berdasarkan wilayah pusat pemerintahan, yaitu di Sumatera, Jawa, Maluku, dan Sulawesi. (Baca Juga : <a href="https://www.wawasanpendidikan.com/2019/12/sejarah-dan-teori-masuknya-islam-di-indonesia.html" target="_blank">Sejarah dan Teori Masuknya Islam di Indonesia</a>)</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZeftwPN2L7YFwcY8jTLidBgy2rteANAjClgyxuw56wwJLasHjpLTiuj3K5R2ozRpG7lXCTszpSpp224b2SxaLzRCE3o5v47c4fifhpHbU6G39wWQNcYWPu9-jDJDM5-WpUhUpVg9y_uw/s1600/3.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="402" data-original-width="704" height="227" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZeftwPN2L7YFwcY8jTLidBgy2rteANAjClgyxuw56wwJLasHjpLTiuj3K5R2ozRpG7lXCTszpSpp224b2SxaLzRCE3o5v47c4fifhpHbU6G39wWQNcYWPu9-jDJDM5-WpUhUpVg9y_uw/s400/3.png" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">picture by romadecade.org</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Berikut ini adalah beberapa kerajaan Islam di Indonesia:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>1.<span style="white-space: pre;"> </span>Kerajaan Samudera Pasai</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Kerajaan Samudera Pasai berdiri pada abad ke-13. Kerajaan ini didirikan oleh Nazimuddin al-Kamil dari Mesir. Kerajaan Samudera Pasai merupakan gabungan dari Kerajaan Pase dan Peurlak. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Raja pertama Samudera Pasai adalah Marah Silu (Malik as-Saleh). Ketika meninggal pada tahun 1297, Sultan Malik al-Saleh digantikan oleh Sultan Mahmud. Selanjutnya pada tahun 1326 Samudera Pasai dipimpin oleh Sultan Malik Ath-Thahir. Kerajaan ini mengalami perkembangan yang sangat pesat dan menjadi pusat perdagangan serta studi Islam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Wilayah kekuasaan Kesultanan Samudera Pasai di masa kejayaannya berada di daerah yang diapit oleh dua sungai besar di Pantai Utara Aceh, yaitu Sungai Peusangan dan Sungai Pasai. Wilayah kekuasaan Kerajaan Samudera Pasai meliputi Samudera Geudong (Aceh Utara), Meulaboh, Bireuen, Rimba Jreum, dan Seumerlang (Perlak).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lokasi kerajaan yang terletak diantara aliran lembah sungai menjadikan tanah di kerajaan ini sangat subur sehingga hasil panen padi semakin melimpah. Sebagai kerajaan maritim, Samudera Pasai juga mengembangkan ekonominya dalam bidang pelayaran dan perdagangan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lokasi kerajaan ini sangat strategis karena berada di Selat Malaka sehingga menjadikannya sebagai penghubung antar pusat perdagangan yang ada di nusantara dengan Asia Barat, India, dan Cina. Salah satu sumber pemasukan ekonominya berasal dari pajak yang dikenakan pada kapal-kapal dagang yang melintasi wilayah perairannya. Sedangkan hasil pertanian yang menjadi komoditi perdagangan adalah lada.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lokasi kerajaan yang strategis juga mendukung peran masyarakatnya untuk terjun dalam dunia maritim. Kerajaan Samudera Pasai pun mempersiapkan bandar-bandar untuk beberapa aktivitas seperti berikut ini:</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li>Menambah perbekalan untuk pelayaran selanjutnya</li>
<li>Membantu mengurusi masalah perkapalan</li>
<li>Mengumpulkan barang-barang dagangan yang akan dikirim ke luar negeri</li>
<li>Menyimpan barang dagangan sebelum dikirim ke beberapa wilayah di Indonesia</li>
</ul>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Kehidupan sosial masyarakat di Kerajaan Samudera Pasai diatur menurut aturan dan Hukum Islam. Sehingga dalam pelaksanaannya memiliki banyak persamaan dengan kehidupan sosial masyarakat di Mesir dan Arab. Banyaknya persamaan inilah yang kemudian membuat wilayah Aceh sering disebut dengan daerah Serambi Mekkah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kerajaan Samudera Pasai mulai mengalami kemunduran pada sekitar abad ke-15, dan salah satu faktor penyebabnya adalah karena munculnya pusat politik dan perdagangan baru di wilayah Malaka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>2.<span style="white-space: pre;"> </span>Kerajaan Malaka</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Kerajaan Malaka berdiri sekitar abad ke-15 dan didirikan oleh Pangeran Parameswara dari Majapahit. Sebelum menjadi kerajaan yang merdeka, Malaka termasuk dalam wilayah kekuasaan Majapahit. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Nama Iskandar Syah merupakan nama Islam yang diperoleh setelah ia memeluk Agama Islam. Pada masa kekuasaannya (1396-1414) kerajaan Malaka berkembang sebagai salah satu kerajaan Islam terbesar yang cukup disegani oleh kerajaan lain di sekitarnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kerajaan yang berada di kawasan Selat Malaka ini memiliki peran penting dalam perkembangan politik dan budaya Islam di sekitar perairan Nusantara. Lokasinya berada di jalur pelayaran dan perdagangan antara Asia Barat dan Asia Timur. Berkembangnya kegiatan perdagangan dan pelayaran di Kerajaan Malaka banyak dipengaruhi oleh pedagang Islam dari Arab dan India.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kesultanan Malaka memiliki undang-undang laut yang berisi aturan perdagangan dan pelayaran. Berlakunya pajak bea cukai yang dikenakan pada tiap barang dibedakan berdasarkan asal barang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Posisi Malaka yang strategis membuat kerajaan ini semakin cepat berkembang dan menjadi pelabuhan yang ramai. Dalam bidang ekonomi, sultan dan para pejabat tinggi kesultanan ikut terlibat dalam kegiatan perdagangan. Kekayaan yang diperoleh dari kegiatan perdagangan kemudian digunakan untuk membangun istana, masjid, dan juga pelabuhan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Malaka dipengaruhi oleh faktor lokasi, kondisi alam, dan lingkungan di wilayah tersebut. Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Melayu yang menjadi bahasa pengantar sehingga komunikasi yang terjalin menjadi mudah dan lancar. Salah satu karya sastra yang terkenal pada masa ini adalah Hikayat Hang Tuah yang mengisahkan tentang tokoh pahlawan kerajaan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kerajaan Malaka memiliki banyak tentara bayaran dari Jawa yang kemudian juga memeluk Agama Islam. Sekembalinya mereka ke tanah Jawa secara tidak langsung juga turut berperan dalam penyebaran Agama Islam di Jawa. Dari Malaka inilah Agama Islam tersebar hingga ke wilayah Jawa, Kalimantan Barat, Brunei, Sulu, dan Mindanau (Filipina Selatan).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>3.<span style="white-space: pre;"> </span>Kerajaan Aceh Darussalam</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Kerajaan Aceh Darussalam berdiri pada tahun 916 H (1511 M) bersamaan dengan jatuhnya Malaka ke tangan Portugis. Raja pertamanya adalah Sultan Ibrahim atau Ali Mugayat Syah yang berhasil melepaskan diri dari kekuasaan Kerajaan Pedir. Kerajaan ini mengalami puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1636) yang bercita-cita menjadikan Aceh sebagai kerajaan yang besar dan kuat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk meraih cita-cita tersebut maka kerajaan-kerajaan di Semenanjung Malaka harus ditaklukkan. Diantaranya adalah Kerajaan Pahang, Kedah, Perlak, Johor, dll. Kerajaan mengalami perkembangan yang sangat pesat karena banyaknya pedagang Islam dari Malaka yang pindah ke wilayah Aceh. Selain itu bandar Aceh juga dibuka sebagai bandar internasional dengan adanya jaminan keamanan dari gangguan kapal perang Portugis.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aceh diketahui menguasai daerah-daerah di wilayah pantai barat dan timur Sumatera yang menghasilkan lada. Semenanjung Malaka memang banyak menghasilkan lada dan timah yang menjadi komoditi ekspor Aceh sehingga perdagangan di Aceh semakin berkembang pesat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Salah satu peninggalan sejarah dari Kerajaan Aceh Darussalam adalah Manuskrip Bustanus Salatin (Taman Segala Raja) yang berisi tentang adat istiadat Aceh dan ajaran Agama Islam. Adapun kehidupan sosial masyarakat pada masa Kerajaan Aceh diantaranya adalah sebagai berikut:</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li style="text-align: justify;">Penyusunan Undang-undang tentang tata pemerintahan yang dikenal dengan istilah Adat Makuta Alam.</li>
<li style="text-align: justify;">Munculnya dua golongan yang berebut pengaruh, yaitu golongan Teuku dan Tengku. Golongan Teuku merupakan kaum bangsawan yang memiliki kekuasaan sipil sedangkan golongan Tengku merupakan kaum ulama yang memiliki peranan penting dalam bidang agama. Di dalam golongan ulama pun masih ada persaingan pengaruh, yaitu dari golongan Syiah dan Sunnah wal Jama’ah.</li>
<li style="text-align: justify;">Pada masa pemerintahan Iskandar Muda, aliran Syiah berkembang pesat. Tokoh yang berperan adalah Hamzah Fansuri yang kemudian diteruskan oleh Syamsuddin Pasai.</li>
<li style="text-align: justify;">Sepeninggal Iskandar Muda, aliran Sunnah wal Jama’ah mengalami perkembangan pesat. Tokoh yang berperan adalah Nuruddin ar Raniri.</li>
<li style="text-align: justify;">Kemajuan dalam bidang budaya bisa terlihat dari Masjid Baitturachman yang dibangun pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda.</li>
</ul>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Referensi: </div>
<div style="text-align: justify;">
Suparno, Drs. 2018. Modul Pendamping Sejarah Indonesia untuk SMK/SMA Kelas X Semester 1. Klaten Utara: Mulia Group.</div>
Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6923110340429140693.post-39167321091731561302019-12-15T09:47:00.001+08:002019-12-15T09:49:00.691+08:00Unsur-Unsur Terbentuknya Negara<div style="text-align: justify;">
<b><a href="https://www.wawasanpendidikan.com/" target="_blank">Wawasan Pendidikan</a></b>; Negara terbentuk berdasarkan 4 unsur dasar. Unsur-unsur terbentuknya negara terdiri dari Rakyat dan penduduk, Daerah atau wilayah, Pemerintah yang berdaulat dan Pengakuan dari negara lain. berikut penjelasan lengkap untuk masing masing unsur. (Baca Juga : <a href="https://www.wawasanpendidikan.com/2019/12/asal-mula-terjadinya-negara.html" target="_blank">Asal Mula Terjadinya Negara</a>)</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh25YXbQ9amfpoQ4UFDPS7Vm3sMATSD6YTNSpA7XK2UoAaVVPBBGG4SLfCgRM6x_OHZ4HRJRvEXQ4Bgcdjqv58qn49QzapBhPY6jmuR1ztblTKEc_BW54SO9ooVZmtQcsFxswUxx4bXF6A/s1600/2.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="505" data-original-width="743" height="271" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh25YXbQ9amfpoQ4UFDPS7Vm3sMATSD6YTNSpA7XK2UoAaVVPBBGG4SLfCgRM6x_OHZ4HRJRvEXQ4Bgcdjqv58qn49QzapBhPY6jmuR1ztblTKEc_BW54SO9ooVZmtQcsFxswUxx4bXF6A/s400/2.png" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">picture by romadecade.org</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Unsur-unsur terbentuknya negara terdiri dari empat hal, yaitu:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>1.<span style="white-space: pre;"> </span>Rakyat dan penduduk</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Rakyat dan penduduk dalam pembentukan negara merupakan unsur yang bersifat mutlak. Dimana negara bisa disebut sebagai gejala sosial yang erat kaitannya dengan manusia yang hidup bersama-sama di dalam sistem hukum serta dikendalikan oleh suatu kekuasaan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Penduduk Indonesia menurut UUD Negara Republik Indonesia 1945, pasal 26 ayat (2) yaitu “Warga Negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam hal ini orang asing yang menetap di wilayah Indonesia mempunyai status hukum sebagai penduduk Indonesia yang melekat hak dan kewajibannya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Yaitu berdasarkan prinsip yuridiksi teritorial sekaligus tidak bertentangan dengan ketentuan hukum internasional (general international law).</div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>2.<span style="white-space: pre;"> </span>Daerah atau Wilayah</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Daerah atau wilayah suatu negara merupakan tempat tinggal bagi rakyat dan merupakan lingkungan aktivitas pemerintahan. Wilayah suatu negara meliputi daratan, lautan, dan wilayah udara di atasnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Batas wilayah darat suatu negara berupa batas alam yang meliputi sungai, pegunungan, danau, dan batas buatan yang meliputi kawat berduri, tembok pembatas, pagar, patok, dll. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Batas perairan atau laut dari suatu negara yang termasuk dalam wilayah kekuasaannya disebut dengan perairan teritorial, sementara yang lainnya disebut dengan laut lepas.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam perjanjian hukum internasional di Jamaica 10 Desember 1982 ditetapkan batas perairan sebagai berikut:</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li>Batas laut teritorial adalah sejauh 12 mil, yang diukur dari garis lurus yang menghubungkan kedua pantai negara yang bersangkutan.</li>
<li>Batas zona bersebelahan sejauh 24 mil laut dihitung dari garis pantai luar batas laut teritorial.</li>
<li>Batas zona ekonomi ekslusif (ZEE) sejauh 200 mil laut, dihitung dari garis pantai negara yang bersangkutan dan negara pantai boleh mendayagunakan wilayah lautnya. Sedangkan nelayan asing dilarang menangkap ikan di dalamnya meskipun mendapatkan ijin untuk melintasi wilayah tersebut.</li>
<li>Zona landas benua jaraknya lebih dari 200 mil laut atau di luar batas ZEE. Negara pantai boleh melakukan kegiatan penyelidikan dan mengeksplorasi sumber kekayaan alam di wilayah tersebut, namun sebagian keuntungan harus diserahkan kepada PBB.</li>
</ul>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Sementara batas udara dalam Perjanjian Paris 1919 menyebutkan bahwa tidak ada batas minimal mengenai batas udara suatu negara. Tetapi pada umumnya berpedoman pada udara teritorial yang terkait dengan wilayah di atas daratan dan lautan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Batas astronomi berupa garis lintang dan garis bujur, sebagai contohnya adalah Negara Indonesia berada di 6 derajat LU (Lintang Utara) – 11 LS (Lintang Selatan) dan 95 derajat BT (Bujur Timur) – 141 BT (Bujur Timur). </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Batas perjanjian, yaitu berupa konvensi dan traktat, misalnya Konvensi Hukum Laut Internasional.</div>
<div style="text-align: justify;">
Adapun ketentuan di dalam UUD 1945 yang menjelaskan kondisi kewilayahannya dimaksudkan untuk mengukuhkan kedaulatan wilayah Negara Republik Indonesia dan menegaskan batas wilayah secara konstitusional.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Terkait dengan wilayah Negara Indonesia, maka pada 13 Desember 1957 pemerintah yang diprakarsai oleh Perdana Menteri Djuanda Kartawidjaja mengeluarkan Deklarasi Djuanda yang menyatakan:</div>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
“Bahwa segala perairan di sekitar, di antara, dan yang menghubungkan pulau-pulau yang termasuk dalam daratan Republik Indonesia, dengan tidak memandang luas atau lebarnya adalah bagian yang wajar dari wilayah daratan Negara Republik Indonesia dan dengan demikian bagian daripada perairan pedalaman atau perairan nasional yang berada di bawah kedaulatan Negara Republik Indonesia akan ditentukan dengan Undang-undang.”</blockquote>
<div style="text-align: justify;">
Deklarasi Djuanda menegaskan bahwa Indonesia merupakan satu kesatuan wilayah Nusantara, laut bukanlah pemisah melainkan pemersatu bangsa. Prinsip ini kemudian diperkuat dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 4/PRP/1960.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan adanya Deklarasi Djuanda Bangsa Indonesia akhirnya memiliki tambahan wilayah seluas 2 juta km2, termasuk sumber daya alam di dalamnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berdasarkan Deklarasi Djuanda Indonesia menganut konsep negara kepulauan yang berciri Nusantara (Archipelago state). Konsep ini kemudian diakui dalam Konvensi Hukum Laut PBB 1982 (UNCLOS 1982: United Nation Convension on The Law of The Sea) yang ditandatangani di Montego Bay, Jamaika (1982). </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Indonesia meratifikasi UNCLOS 1982 dengan menerbitkan Undang-undang No. 17 tahun 1985. Sejak saat itu dunia internasional mengakui Indonesia sebagai negara kepulauan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>3.<span style="white-space: pre;"> </span>Pemerintah yang Berdaulat</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Kedaulatan yang dituntut adalah yang bersifat permanen, asli, absolut, bulat, serta berdaulat ke dalam dan ke luar. Arti ke dalam adalah diakui dan ditaati oleh segenap lapisan masyarakat (rakyat) dan ke luar dapat mempertahankan keutuhan wilayah dan kesatuan bangsa, diakui, serta dihormati oleh negara lain.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pemerintah yang berdaulat diberikan batasan dalam arti luas dan sempit. Dalam arti luas meliputi semua lembaga kenegaraan yaitu legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Seperti MPR, DPR, DPA, MA, BPK, MK, Presiden dan Wakil Presiden. Dalam arti sempit meliputi kekuasaan eksekutif saja baik di tingkat pusat maupun daerah, seperti Presiden, Wakil Presiden, beserta para menterinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>4.<span style="white-space: pre;"> </span>Pengakuan dari Negara Lain </b></div>
<div style="text-align: justify;">
Unsur ini merupakan unsur deklaratif dan merupakan unsur tambahan. Dengan adanya pengakuan dari negara lain maka memungkinkan untuk kerjasama dengan negara lain. Unsur ini terdiri dari pengakuan secara de facto (berdasarkan fakta berdirinya negara karena sudah memenuhi syarat) dan pengakuan secara de jure (terbentuknya negara diakui berdasarkan hukum internasional).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Referensi:</div>
<div style="text-align: justify;">
Modul PKn kelas X SMA/MA/SMK/MAK edisi revisi 2017</div>
Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6923110340429140693.post-88887073807949940172019-12-15T09:33:00.000+08:002019-12-15T09:33:24.387+08:00Asal Mula Terjadinya Negara<div style="text-align: justify;">
<a href="https://www.wawasanpendidikan.com/" target="_blank"><b>Wawasan Pendidikan</b></a>; Menurut Prof. Dr. Miriam Budiardjo, sifat hakikat negara meliputi sifat memaksa, memonopoli, dan sifat mencakup semuanya. Untuk memahami hakikat negara secara menyeluruh, berikut ini adalah penjelasan mengenai asal mula terjadinya negara. (Baca Juga : <a href="https://www.wawasanpendidikan.com/2019/12/pengertian-bangsa-dan-negara-menurut-pendapat-ahli.html" target="_blank">Pengertian Bangsa dan Negara Menurut Pendapat Ahli</a>)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisKxbzLHWK9Ta-pb3wOydJ8yLCTkA3VwD8zgcKMPuBcRpAtjAC-WGYD8dzSRP_B2eBGgOn7AFm33dNoWd2l70M7jeFFjKcaBvlYBnCeYwvxMDGKX4-tSDV0R1Q3YvKdA22khMeEBKmZr4/s1600/1.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="375" data-original-width="832" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisKxbzLHWK9Ta-pb3wOydJ8yLCTkA3VwD8zgcKMPuBcRpAtjAC-WGYD8dzSRP_B2eBGgOn7AFm33dNoWd2l70M7jeFFjKcaBvlYBnCeYwvxMDGKX4-tSDV0R1Q3YvKdA22khMeEBKmZr4/s400/1.png" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada dasarnya terdapat empat pendekatan dalam mempelajari asal mula terjadinya negara, yaitu:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>1.<span style="white-space: pre;"> </span>Pertumbuhan primer</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Terjadinya negara secara primer diawali dengan kehidupan manusia sebagai sebuah keluarga yang kemudian berkembang luas menjadi kelompok-kelompok masyarakat hukum tertentu (suku). Dimana kepala suku bertanggungjawab untuk menyelenggarakan kehidupan bersama yang kemudian berkembang luas, baik secara alami maupun karena hasil penaklukan (fase genootschaf).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Fase selanjutnya adalah fase kerajaan/rijk, dimana penaklukan cakupan wilayah yang dikuasai semakin luas memunculkan kesadaran akan kebangsaan dalam bentuk negara nasional dan membangun semacam angkatan bersenjata untuk mengantisipasi adanya pemberontakan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Negara nasional yang awalnya dikuasai oleh raja absolut membuat rakyat semakin memiliki kesadaran kebangsaan sehingga muncul keinginan untuk memilih pemimpin sendiri (fase negara demokrasi). </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>2.<span style="white-space: pre;"> </span>Pendekatan sekunder</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Menurut pendekatan sekunder, negara sebelumnya sudah ada namun karena adanya revolusi, intervensi, dan penaklukan maka memunculkan negara yang kemudian menggantikan negara tersebut. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam hal ini terbentuknya negara secara sekunder tidak bisa dipungkiri meskipun ada kalanya tidak sah menurut hukum. Terbentuknya negara secara sekunder terdiri dari de jure (pengakuan dari negara lain) dan de facto (adanya kenyataan yang muncul dalam suatu negara).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>3.<span style="white-space: pre;"> </span>Terjadinya negara berdasarkan faktual</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Asal mula terbentuknya sebuah negara bisa dilihat dari fakta sejarah, yaitu kenyataan yang benar-benar terjadi dan diungkap dalam sejarah. Baik melalui pendudukan (occupatie), peleburan (fusi), penguasaan (anexatie), proklamasi (proclamation), pembentukan baru (innovation), pemisahaan (seperatisme) dan penyerahan (cessie).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>4.<span style="white-space: pre;"> </span>Pendekatan teoritis</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Asal mula terbentuknya negara juga bisa dilihat berdasarkan pendekatan teoritis seperti berikut ini:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>•<span style="white-space: pre;"> </span>Teori Ketuhanan</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Teori ini menyebutkan bahwa negara terjadi atas kehendak Tuhan, dan hal ini juga terdapat dalam pembukaan UUD 1945 dengan pernyataan “Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa” atau “by the Greece of God” pada undang-undang dasar suatau negara. Beberapa ahli yang menganut teori ini adalah Agustinus, Yulius Stahl Haller, Kranenburg dan Thomas Aquinas.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><b>•<span style="white-space: pre;"> </span>Teori Perjanjian Masyarakat</b></i></div>
<div style="text-align: justify;">
Teori ini menyebutkan bahwa negara terbentuk karena adanya perjanjian masyarakat yang mengikat diri dengan tujuan untuk mendirikan suatu organisasi yang bisa melindungi dan menjamin kelangsungan hidup bersama. Beberapa ahli yang menganut teori ini adalah Thomas Hobbes, John Locke, JJ Rosseau, dan Montesquieu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>•<span style="white-space: pre;"> </span>Teori Kekuasaan</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Teori ini menyebutkan bahwa negara terjadi karena adanya kekuasaan yang paling kuat meliputi kekuasaan fisik dan ekonomi. Beberapa ahli yang menganut teori ini adalah H. J. Laski, L. Duguit, Karl Marx, Oppenheimer dan Kallikles.</div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i><br /></i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>•<span style="white-space: pre;"> </span>Teori Hukum Alam</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Teori ini menyebutkan bahwa negara terjadi karena adanya kehendak alam yang merupakan lembaga alamiah yang diperlukan manusia untuk menyelenggarakan kepentingan umum. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Negara terjadi secara alamiah karena manusia merupakan makhluk sosial yang memiliki kecenderungan untuk berkumpul dan saling berinteraksi untuk memenuhi kebutuhannya. Teori ini dianut oleh beberapa ahli seperti Plato, Aristoteles, Agustinus, dan Thomas Aquinas.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>•<span style="white-space: pre;"> </span>Teori Kedaulatan</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada teori ini terdapat dua sub teori yang berhubungan dengan kedaulatan, yaitu:</div>
<div style="text-align: justify;">
-<span style="white-space: pre;"> </span>Teori kedaulatan negara</div>
<div style="text-align: justify;">
Pada teori ini negara memegang kekuasaan tertinggi dalam menciptakan hukum untuk mengatur kepentingan rakyat. Teori ini dianut oleh Paul Laband dan Jellinek.</div>
<div style="text-align: justify;">
-<span style="white-space: pre;"> </span>Teori kedaulatan hukum</div>
<div style="text-align: justify;">
Pada teori ini hukum memegang peranan tertinggi dan kedudukan yang lebih tinggi dari negara. Teori ini dianut oleh Krabbe.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Referensi :</div>
<div style="text-align: justify;">
Modul PKn kelas X SMA/MA/SMK/MAK edisi revisi 2017</div>
Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6923110340429140693.post-14059612816937078642019-12-05T23:25:00.000+08:002019-12-05T23:25:20.466+08:00 Sejarah dan Teori Masuknya Islam di Indonesia<div style="text-align: justify;">
<b><a href="https://www.wawasanpendidikan.com/" target="_blank">Wawasan Pendidikan</a></b>; Sebelum berkembang dan menjadi agam mayoritas di Indonesia, Islam sudah lebih dulu diperkenalkan di berbagai belahan dunia sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Bahkan setelah Rasulullah wafat, penyebaran Agama Islam masih terus dilakukan oleh para khalifah dan juga pemimpin dinasti Islam lainnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Nusantara yang terkenal dengan rempah-rempahnya membuat para pedagang berdatangan ke Indonesia, termasuk diantaranya adalah pedagang muslim. Islam sendiri pertama kali dikenalkan di Indonesia ketika Dinasti Umayyah membangun pangkalan perdagangan di wilayah pantai barat Sumatera.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jika dibandingkan dengan penduduk di wilayah pedalaman, maka perkembangan sosial budaya masyarakat di wilayah pesisir lebih dinamis. Karena adanya percampuran dengan bangsa dan budaya dari luar, seperti dari India, Persia, Arab, dan Eropa. (Baca juga : <a href="https://www.wawasanpendidikan.com/2019/12/akulturasi-kebudayaan-hindu-buddha-di-Nusantara.html" target="_blank">Akulturasi Kebudayaan Hindu-Buddha di Nusantara</a>)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvxVRmGpSbDCWFJsRAssVWobQqO4_glLt_YOr4NBki56sUEleWfXMRZZ0z1WGAYYebv941qh_Zhr6KoVmiBiVxOjhZEGNSzlLvYNZaD9PATySsoWyADnY7tn-LE979cwLnQ_33SezgIsU/s1600/15.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="392" data-original-width="752" height="207" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvxVRmGpSbDCWFJsRAssVWobQqO4_glLt_YOr4NBki56sUEleWfXMRZZ0z1WGAYYebv941qh_Zhr6KoVmiBiVxOjhZEGNSzlLvYNZaD9PATySsoWyADnY7tn-LE979cwLnQ_33SezgIsU/s400/15.png" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">picture by .bacaanmadani.com</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>A. Sejarah Masuknya Islam Di Indonesia</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Mengenai sejarah masuknya Agama Islam di Indonesia, berikut ini adalah beberapa upaya penyebaran ajaran agama Islam yang dilakukan:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>•<span style="white-space: pre;"> </span>Melalui Perdagangan</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada abad ke 7-16, pedagang muslim turut ambil bagian dalam lalu lintas perdagangan di Indonesia. Proses penyebaran agama Islam melalui perdagangan dipercepat oleh situasi dan kondisi beberapa kerajaan yang sedang kacau sehingga banyak adipati di wilayah pesisir yang melepaskan diri dari kerajaan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Awalnya para pedagang muslim datang ke pusat perdagangan, banyak diantara mereka yang kemudian menetap dan kemudian membangun pemukiman yang dikenal dengan sebutan Pekojan. Para pedagang yang menetap juga berdakwah sehingga terbentuklah kampung-kampung dari kerajaan-kerajaan muslim.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>•<span style="white-space: pre;"> </span>Melalui Perkawinan</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Yaitu perkawinan antara saudagar muslim dengan wanita pribumi. Proses penyebaran Islam semakin cepat berkembang ketika para saudagar muslim, ulama, atau golongan lain melakukan perkawinan dengan anak bangsawan, anak raja ataupun adipati.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>•<span style="white-space: pre;"> </span>Melalui Tasawuf</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Peranan para guru tarekat dalam penyebaran Agama Islam sangat penting, mereka menggunakan istilah dan anasir budaya pra-Islam dalam hubungan Islam sehingga lebih mudah untuk diterima. Tasawuf yang memberikan ajaran yang mengadung persamaan dengan alam pikiran mistik Indonesia-Hindu antara lain adalah Hamzah al-Fansuri dan Syamsuddin al-Sumatrani di Aceh, Syekh Lemah Abang dan Sunan Panggung di Jawa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>•<span style="white-space: pre;"> </span>Melalui Pendidikan</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Sejak pertama kali masuk ke Indonesia, lembaga pendidikan Islam sudah didirikan dengan bentuk yang beragam sehingga muncul beberapa istilah. Seperti di Aceh (meunasah, dayah, dan rangkang), di Sumatera Barat (surau), Kalimantan (langgar), Jawa (pondok dan pesantren). </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hal ini masih ditambah dengan adanya pengajian Al Qur’an di rumah para alim ulama. Di lembaga pendidikan Islam juga dilakukan pembinaan langsung calon guru agama, kyai ataupun ulama. Setelah menyelesaikan pendidikan agama, mereka akan pulang ke kampung halaman dan menjadi tokoh agama.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>•<span style="white-space: pre;"> </span>Melalui Kesenian</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Proses penyebaran Agama Islam melalui kesenian bisa terlihat dari seni bangunan, pahat dan ukir, tari, musik, serta sastra. Jenis-jenis kesenian pra-Islam masih tetap dipertahankan sehingga masyarakat tidak merasa asing ketika masuk ke dalam lingkungan Islam. Salah satu kesenian yang cukup terkenal dalam proses penyebaran Islam adalah wayang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>B. Teori Masuknya Islam di Indonesia</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada beberapa teori tentang masuknya Islam di Indonesia, diantaranya adalah sebagai berikut:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>1.<span style="white-space: pre;"> </span>Teori Mekkah</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Teori ini menyebutkan bahwa proses masuknya Agama Islam di Indonesia langsung dari Mekkah atau Arab dan berlangsung pada abad pertama Hijriah (7 Masehi). Teori ini disampaikan oleh Hamka (Haji Abdul Karim Amrullah), bahwa yang memotivasi kedatangan orang Arab bukanlah didasari oleh kepentingan ekonomi melainkan semangat untuk menyebarkan Agama Islam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hamka juga menyebutkan berdasarkan Berita Cina Dinasti Tang diketahui bahwa di pantai barat Sumatera terdapat pemukiman pedagang Arab Islam. Hal ini seperti yang terdapat dalam buku “Indonesia: Trade and Society” dari J.C. Van Leur yang menyebutkan bahwa pada tahun 674 Masehi di Pantai Barat Sumatera terdapat pemukiman Arab Islam dan diperkirakan bangsa Arab telah membangun pemukiman di Kanton sejak abad ke-4 Masehi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>2.<span style="white-space: pre;"> </span>Teori Gujarat</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Teori ini menyebutkan bahwa proses masuknya Agama Islam ke Indonenesia berasal dari Gujarat (India bagian barat) pada abad ke-7 Hijriah (13 Masehi). Teori ini disampaikan oleh J. Pijnapel dari Universitas Leiden, bahwa orang Arab yang bermadzab Syafi’i telah bermukim di Gujarat dan Malabar. Namun begitu yang menyebarkan Agama Islam ke Indonesia bukanlah orang Arab melainkan pedagang Gujarat yang beragama Islam. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Teori ini juga disebarkan oleh Snouck Hurgronje dan J. P. Maquetta yang berpendapat bahwa tidak banyak fakta yang menyebutkan peranan bangsa Arab dalam penyebaran Islam di nusantara, sudah terjalinnya hubungan dagang antara Indonesia dan India sejak lama, serta inskripsi tertua tentang Islam di Sumatera.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Teori ini didukung oleh W.F. Stutterheim dalam buku “De Islam en Zijn Komst In de Archipel” yang berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13. Hal ini didasarkan pada batu nisan Sultan Malik Al-Saleh di Samudera Pasai yang wafat pada tahun 1297.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>3.<span style="white-space: pre;"> </span>Teori Persia</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Teori ini menyebutkan bahwa proses masuknya Islam ke Indonesia berasal dari Persia atau Parsi (Iran). Teori ini disampaikan oleh Hoesain Djajadiningrat yang menitikberatkan teorinya pada kesamaan budaya maupun tradisi yang berkembang di Persia dan Indonesia.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>4.<span style="white-space: pre;"> </span>Teori Cina</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Teori ini menyebutkan bahwa proses masuknya Agama Islam di Indonesia, khususnya di Jawa berasal dari perantau Cina. Orang Cina diketahui telah memiliki hubungan dengan rakyat Indonesia bahkan sebelum Islam dikenal di Indonesia. Di masa Hindu-Buddha, etnis Cina telah membaur dengan pribumi melalui hubungan perdagangan. Bahkan diperkirakan Islam telah sampai di Cina pada abad ke-7 Masehi. Teori disampaikan oleh Sumanto al Qurtuby.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>Berikut ini adalah beberapa sumber yang digunakan untuk mengetahui awal masuknya Islam ke Indonesia:</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li>Berita Cina dari Dinasti Tang yang menyebutkan adanya orang Ta-Shih yang mengurungkan niatnya untuk menyerang Kerajaan Holing yang saat itu diperintah oleh Ratu Sima.</li>
<li>Cheng Ho yang mencatat adanya kerajaan bercorak Islam dan kesultanan, yaitu Samudera Pasai dan Malaka yang berkembang sejak abad ke 13-15 Masehi.</li>
<li>Ma Huan yang menyebutkan adanya komunitas-komunitas muslim di pesisir utara Jawa Timur.</li>
<li>Berita Tome Pires dalam Suma Oriental (1512-1515) yang memberikan gambaran mengenai keberadaan jalur pelayaran dalam jaringan perdagangan. Disebutkan pula tentang lalu lintas perdagangan dan kehadiran pedagang di Samudera Pasai yang berasal dari Bengal, Turki, Arab, Persia, Gujarat, Keling, Melayu, Jawa, dan Siam.</li>
<li>Berita dari Marcopolo (Venesia, Italia) yang menyebutkan bahwa dalam perjalanannya dari Cina menuju ke Persia, dia singgah di Peurela (Perlak) Aceh dan menjumpai penduduk yang beragama Islam dan para pedagang dari Gujarat.</li>
<li>Berita dari Ibnu Batutah (utusan Dehli ke Cina) yang menyebutkan bahwa di Sumatera terdapat kerajaan Islam.</li>
<li>Makam Sultan Malik Al-Saleh (1297) yang merupakan raja dari Kerajaan Samudera Pasai.</li>
<li>Makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik.</li>
<li>Ditemukannya batu nisan bertuliskan bahasa Arab di Leran dekat Gresik yang menyebutkan tentang meninggalnya Fatimah binti Maimum dengan angka tahun 1082.</li>
</ul>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<b><i>Faktor-faktor yang membuat ajaran Agama Islam mudah diterima di Indonesia:</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li>Ajaran agama Islam sederhana, mudah untuk dimengerti, dan mudah diterima.</li>
<li>Untuk memeluk Agama Islam syaratnya cukup dengan mengucapkan dua kalimat Syahadat.</li>
<li>Upacara keagamaan dalam ajarag Agama Islam lebih simpel dan tidak menyulitkan.</li>
<li>Ajaran Agama Islam disebarkan dengan cara yang damai dan tidak ada paksaan.</li>
<li>Ajaran Agama Islam tidak membedakan masyarakatnya berdasarakan golongan-golongan, karena adanya persamaan hak dan kesetaraan.</li>
<li>Islam semakin berkembang pesat dengan runtuhnya kekuasaan Kerajaan Majapahit dan Sriwijaya.</li>
<li>Agama Islam mengajarkan moral kepada penduduk pribumi.</li>
<li>Kepandaian para pendakwah dalam hal pengobatan.</li>
<li>Islam mengajarkan bahwa ibadah bisa dilakukan di mana saja selama tempat tersebut suci.</li>
<li>Umat Islam dianggap tangguh dalam hal kemiliteran.</li>
</ul>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Referensi: </div>
<div style="text-align: justify;">
Suparno, Drs. 2018. Modul Pendamping Sejarah Indonesia untuk SMK/SMA Kelas X Semester 1. Klaten Utara: Mulia Group.</div>
Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6923110340429140693.post-515537668330206882019-12-05T22:44:00.000+08:002019-12-05T22:44:04.481+08:00Pengertian Bangsa dan Negara Menurut Pendapat Ahli<div style="text-align: justify;">
<b><a href="https://www.wawasanpendidikan.com/" target="_blank">Wawasan Pendidikan</a></b>; Pada hakikatnya bangsa dan negara merupakan suatu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain, karena perjalanan sebuah negara dimulai dari adanya bangsa itu sendiri. Berikut ini adalah penjelasan lengkap mengenai hakikat bangsa dan negara.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiE1qPpli20Sxzx2dniHYllJ5LEBxAor-NG8silU-NLTSOLUj4t5p5TcD3lAK1h3-80ARTaeLI74Twvv8EbC313ovmpo31KfQvNfNklhWxfKWD5EZnIwuDkfcEX6LC6whahL64uOUybpZk/s1600/14.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="467" data-original-width="469" height="397" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiE1qPpli20Sxzx2dniHYllJ5LEBxAor-NG8silU-NLTSOLUj4t5p5TcD3lAK1h3-80ARTaeLI74Twvv8EbC313ovmpo31KfQvNfNklhWxfKWD5EZnIwuDkfcEX6LC6whahL64uOUybpZk/s400/14.png" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">picture by i.pinimg.com</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<b><br />A. Pengertian Bangsa</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Secara umum, bangsa bisa diartikan sebagai sekumpulan orang-orang yang bersamaan asal keturunan, adat, bahasa, dan sejarahnya serta memiliki pemerintahan sendiri. Sementara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian bangsa adalah kumpulan manusia yang biasanya terikat karena kesatuan bahasa serta wilayah tertentu di muka bumi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berikut ini adalah pengertian bangsa menurut para ahli kenegaraan:</div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>1.<span style="white-space: pre;"> </span>Otto Bauer (Austria)</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam bukunya yang berjudul The question of Nationalities and Social Democracy (1907) disebutkan bahwa bangsa adalah sekumpulan manusia yang mempunyai kesamaan karakter. Karakteristik timbul karena adanya kesamaan nasib dan kesamaan pengalaman dalam sejarah dan budaya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>2.<span style="white-space: pre;"> </span>F. Ratzel</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Bangsa terbentuk karena adanya hasrat untuk bersatu. Hasrat tersebut timbul karena adanya rasa kesatuan antara manusia dan tempat tinggalnya (paham geopolitik).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>3.<span style="white-space: pre;"> </span>Ir. Soekarno (Indonesia)</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Bangsa adalah sekumpulan manusia yang besar jumlahnya dan memiliki keinginan kuat untuk bersatu (le desir d’etre unitum) serta keinginan untuk bersama-sama menjalani hidup (le desir d’etre ensemble). Kumpulan manusia tersebut memiliki kesamaan karakter (character gesundheit). Selain itu juga ada kesamanan nasib dan secara nyata tinggal di wilayah yang sama.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>4.<span style="white-space: pre;"> </span>Ernest Renan (Perancis)</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam bukunya yang berjudul La Reforme Intellectuelle et Morale; 1929), disebutkan bahwa bangsa terbentuk karena adanya kesatuan jiwa, yaitu keinginan untuk hidup bersama atau hasrat untuk bersatu dalam ikatan struktur masyarakat dan kesadaran bahwa mereka adalah satu golongan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>5.<span style="white-space: pre;"> </span>Getrude Ann Jacobseb dan Miriam H. Lipman (Amerika)</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam bukunya yang berjudul Political Science (1937) disebutkan bahwa bangsa adalah suatu kesatuan budaya (cultural unity) dan kesatuan politik (political unity).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>6.<span style="white-space: pre;"> </span>Hans Kohn (Amerika)</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam buku Nationalism and Liberty: The Swiss Example; 1996, disebutkan bahwa bangsa merupakan hasil perjuanagan manusia dalam sejarah yang selalu bergerak dan tidak pernah diam. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bangsa merupakan sekumpulan manusia yang memiliki keanekaragaman dan tidak bisa dirumuskan secara ilmiah. Bangsa yang satu akan berbeda dari bangsa lannya jika dilihat dari faktor-faktor seperti kesamaan wilayah tempat tinggal, adat istiadat, agama, keturunan, dan politik.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Teori terbentuknya suatu bangsa ada dua, yaitu:</b></div>
<div style="text-align: justify;">
1.<span style="white-space: pre;"> </span>Secara objektif, karena adanya kesamaan bahasa, agama, adat istiadat, wilayah, dan institusi.</div>
<div style="text-align: justify;">
2.<span style="white-space: pre;"> </span>Secara subjektif, karena adanya suatu sikap, persepsi, dan sentimen.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Menurut Friedrich Hertz (Jerman), terbentuknya suatu bangsa dipengaruhi oleh empat unsur berikut ini:</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ol>
<li>Adanya keinginan untuk mencapai kesatuan nasional yang terdiri atas kesatuan sosial, ekonomi, politik, agama, kebudayaan, komunikasi, dan solidaritas.</li>
<li>Adanya keinginan untuk mencapai kemerdekaan dan kebebasan nasional sepenuhnya, yaitu bebas dari dominasi dan campur tangan bangsa asing terhadap urusan dalam negerinya.</li>
<li>Adanya keinginan akan kemandirian, keunggulan, individualitas, keaslian atau kekhasan. Contohnya adalah menjunjung bahasa nasional yang mandiri.</li>
<li>Adanya keinginan untuk menonjol atau unggul di antara bangsa-bangsa lainnya dalam mengejar kehormatan, pengaruh, dan prestise.</li>
</ol>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Kriteria yang telah disebutkan di atas merupakan salah satu unsur terbentuknya bangsa dan negara Indonesia. Dimana terdapat keinginan untuk mencapai kesatuan nasional yang terdiri atas kesatuan sosial, ekonomi, politik, agama, kebudayaan, komunikasi dan solidaritas. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Selain itu, secara tegas Bangsa Indonesia juga memiliki unsur-unsur seperti berikut:</b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ol>
<li>Cita-cita bersama yaitu perjuangan dengan ideologi Pancasila untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.</li>
<li>Sejarah hidup bersama yaitu terkait pengalaman dijajah Belanda dan Jepang yang memunculkan rasa senasib dan sepenanggungan.</li>
<li>Adat istiadat dan kebudayaan, yaitu berbagai macam kebudayaan daerah yang menjadi modal untuk membangun kebudayaan nasional.</li>
<li>Karakter dan perangai yang sama, contohnya adalah semangat gotong royong, sikap sopan santun, ramah, dan religius yang bisa menjadi bentuk jati diri Bangsa Indonesia.</li>
<li>Menempati wilayah tertentu, yaitu berada di wilayah kepulauan Indonesia yang dalam masa penjajahan Belanda dikenal dengan istilah Nederlands Indie, dari Sabang sampai Merauke.</li>
<li>Memiliki pemerintahan yang berdaulat, yaitu pemerintahan republik berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.</li>
</ol>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<b>B. Pengertian Negara</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Secara etimologis negara berasal dari bahasa asing Staat (Belanda) atau State (Inggris), keduanya mengadopsi dari bahasa Latin status atau statum yang diartikan sebagai sebuah keadaan yang menunjukkan sifat atau keadaan tegak dan tetap.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Negara merupakan organisasi yang didalamnya ada rakyat, wilayah yang permanen, dan pemerintah yang berdaulat ke dalam maupun ke luar. Dalam arti luas, negara adalah kesatuan sosial yang diatur secara konstitusional untuk mewujudkan kepentingan bersama.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Berikut ini adalah pengertian negara menurut pada ahli:</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><b>1.<span style="white-space: pre;"> </span>Plato</b></i></div>
<div style="text-align: justify;">
Negara terbentuk karena adanya keinginan dan kebutuhan manusia yang beranekaragam sehingga mendorong mereka untuk bekerjasama dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>2.<span style="white-space: pre;"> </span>Aristoteles</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Negara merupakan sebuah polis, yaitu sebuah persatuan antara keluarga berpengaruh dan desa-desa yang bertujuan untuk mencapai kehidupan semakmurnya-makmurnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>3.<span style="white-space: pre;"> </span>N. Machiavelli</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Negara adalah kekuasaan yang mengajarkan raja untuk memerintah dengan sebaik-baiknya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i><br /></i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>4.<span style="white-space: pre;"> </span>George Jellink</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Negara adalah organisasi kekuasaan dari kelompok manusia yang telah berdiam di wilayah tertentu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>5.<span style="white-space: pre;"> </span>George Wilhelm</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Negara merupakan organisasi kesusilaan yang muncul sebagai sintesis dari kemerdekaan indivual dan kemerdekaan universal.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>6.<span style="white-space: pre;"> </span>Roger Henry Soltau</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Negara adalah alat (agency) atau wewenang (authority) yang mengatur atau mengendalikan persoalan bersama atas nama masyarakat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>7.<span style="white-space: pre;"> </span>Harold Joseph Laski</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Negara adalah suatu komunitas masyarakat yang bersatu karena adanya kekuasaan atau wewenang yang sifatnya memaksa dan secara sah kekuasaan tersebut memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari induvidu maupun kelompok masyarakat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>8.<span style="white-space: pre;"> </span>Mr. Kranerburg</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Negara adalah suatu organisasi yang timbul karena kehendak dari suatu golongan atau bangsanya sendiri.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>9.<span style="white-space: pre;"> </span>Pr. Dr. Soenarko</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Negara adalah organisasi masyarakat yang mempunyai daerah tertentu dimana kekuasaan negara berlaku sepenuhnya sebagai souvereign (kedaulatan).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>10.<span style="white-space: pre;"> </span>R. Djokosoetono</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Negara adalah suatu organisasi manusia atau kumpulan manusia yang berada di bawah suatu pemerintahan yang sama.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>11.<span style="white-space: pre;"> </span>Logeman Friedrich Hegel</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Negara adalah organisasi kemasyarakatan (ikatan kerja) yang mempunyai tujuan untuk mengatur dan memelihara masyarakat tertentu dengan kekuasaannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><b>12.<span style="white-space: pre;"> </span>Jean Jacques Rousseau</b></i></div>
<div style="text-align: justify;">
Negara adalah perkumpulan atau serikat rakyat yang secara bersama-sama mempertahankan dan memperjuangkan haknya masing-masing dengan tetap hidup secara merdeka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>13.<span style="white-space: pre;"> </span>Maximilian Weber</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Negara adalah suatu kelompok masyarakat yang menguasai penggunaan paksaan secara fisik secara sah pada suatu wilayah tertentu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Berdasarkan Teori Oppenheim Lauterpacht, berikut ini adalah unsur-unsur pembentuk negara:</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>•<span style="white-space: pre;"> </span>Rakyat yang bersatu</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Rakyat merupakan unsur terpenting dalam sebuah negara, karena rakyat adalah subjek dan sekaligus objek dari kekuasaan suatu negara.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>•<span style="white-space: pre;"> </span>Daerah atau wilayah</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Wilayah suatu negara merupakan tempat tinggal bagi rakyat dan sekaligus menjadi tempat berdirinya suatu negara. Wilayah negara meliputi daratan, perairan, udara, ekstrateritorial, dan batas wilayah negara tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>•<span style="white-space: pre;"> </span>Pemerintah yang berdaulat</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Pemerintah yang berdaulat dibutuhkan agar bisa berkuasa mengatur rakyatnya dan tidak dirongrong oleh negara lain.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>•<span style="white-space: pre;"> </span>Pengakuan dari negara lain</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Pengakuan dari negara lain terbagi menjadi dua, yaitu de jure dan de facto. De jure berarti bahwa suatu negara diakui karena telah memenuhi persyaratan yang diatur oleh hukum internasional. Sedangkan de facto adalah suatu negara diakui karena telah memenuhi unsur-unsur pembentuk negara.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Unsur berupa rakyat, daerah, dan pemerintah yang berdaulat merupakan unsur konstitutif, sedangkan pengakuan negara lain merupakan unsur deklaratif.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Referensi:</div>
<div style="text-align: justify;">
https://guruppkn.com/perbedaan-bangsa-dan-negara/ </div>
<div style="text-align: justify;">
Modul PKn kelas X SMA/MA/SMK/MAK edisi revisi 2017</div>
Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6923110340429140693.post-40586024473713428342019-12-05T22:25:00.000+08:002019-12-05T22:25:22.845+08:00Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)<div style="text-align: justify;">
<b><a href="https://www.wawasanpendidikan.com/" target="_blank">Wawasan Pendidikan</a></b>; Model pembelajaran langsung (direct instruction) dilandasi oleh teori belajar perilaku yang berpandangan bahwa belajar bergantung pada pengalaman termasuk pemberian umpan balik. Satu penerapan teori perilaku dalam belajar adalah pemberian penguatan. Umpan balik kepada siswa dalam pembelajaran merupakan penguatan yang merupakan penerapan teori perilaku tersebut. untuk lebih jelas, sobat pendidikan telah menjabarkan sebagaimana artikel dibawah ini. (Baca Juga : <a href="https://www.wawasanpendidikan.com/2013/06/artikel-pendidikan-tentang-10-contoh-model-pembelajaran-dan-langkah-langkahnya.html" target="_blank">10 Contoh Model Pembelajaran dan Langkah-Langkahnya</a>)</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjp5tC-whlb-0baWkPpveGtz_7t3DAhVpPj2BLCf8ouiUkVi4g8BUWYHlti1v1HGN4mLAB1SjmAm5s04e8LgFre0E1dGn2MG6F-hssFgptYljMlE9RFhNASvmEqF8Qdi5TSYVUCHb4iraY/s1600/13.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="649" data-original-width="967" height="267" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjp5tC-whlb-0baWkPpveGtz_7t3DAhVpPj2BLCf8ouiUkVi4g8BUWYHlti1v1HGN4mLAB1SjmAm5s04e8LgFre0E1dGn2MG6F-hssFgptYljMlE9RFhNASvmEqF8Qdi5TSYVUCHb4iraY/s400/13.png" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Picture by medium.com</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>A. Pengertian Model Pembelajaran Langsung Menurut Para Ahli</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Menurut Arends (1997) dalam Trianto (2015), model pengajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik, yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap,selangkah demi selangkah, terstruktur, mengarahkan kegiatan para siswa, dan mempertahankan fokus pencapaian akademik.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
2. Menurut Setyosari, model pembelajaran langsung adalah model pembelajaran yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap selangkah demi selangkah. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
3. Menurut Kardi (1997) dalam Trianto (2015) menyatakan bahwa Pembelajaran langsung dapat berbentuk ceramah, demonstrasi, pelatihan atau praktik dan kerja kelompok. pengajaran langsung digunakan untuk menyampaikan pelajaran yang ditransformasikan langsung oleh guru kepada siswa. penyusunan waktu yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran harus seefisien mungkin sehingga guru dapat merancang dengan tepat waktu yang digunakan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
4. Menurut Rosdiani (2012) model pembelajaran langsung merupakan model pembelajaran yang lebih berpusat pada guru dan lebih mengutamakan strategi pembelajaran efektif guna memperluas informasi materi ajar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
5. Menurut Hamzah B. Uno (2013), pembelajaran langsung adalah salah satu proses pembelajaran yang dilakukan siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang diajarkan secara terstruktur atau langkah demi langkah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>B. Pelaksanaan Model Pembelajaran Langsung</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Sabagaimana halnya pelaksanaan pembelajaran pada umumnya, dalam pelaksanaan pembelajaran langsung guru perlu mengetahui bagaimana teknik perencanaannya sehingga saat menerapkan model pembelajaran ini dapat sukses.Adapun pembahasan tentang aspek-aspek perencanaan model pembelajaranlangsung menurut Trianto (2015) ini meliputi:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Merumuskan Tujuan</div>
<div style="text-align: justify;">
Menurut Mager tujuan pembelajaran khusus harus sangat spesifik.Tujuan yang ditulis dalam format mager dikenal sebagai tujuan perilaku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
2. Memilih Isi</div>
<div style="text-align: justify;">
Bagi guru pemula yang masih dalam proses penguasaan sepenuhnya materi ajar, disarankan agar memilih materi ajar mengacu pada GBPP kurikulum yang berlaku, dan buku ajar tertentu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
3. Melakukan Analisis Tugas</div>
<div style="text-align: justify;">
Analisis tugas ini adalah alat yang digunakan oleh guru untuk mengidentifikasi dengan presisi yang tinggi hakikatnya dari suatu keterampilan atau butir pengetahuan yang terstruktur dengan baik, yang akan diajarkan oleh guru</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
4. Merencanakan Waktu dan Ruang</div>
<div style="text-align: justify;">
Ada dua hal yang harus diperhatikan oleh guru:</div>
<div style="text-align: justify;">
- Memastikan bahwa waktu yang disediakan sepadan dengan bakatdan kemampuan siswa</div>
<div style="text-align: justify;">
- Memotifasi siswa agar mereka tetap melakukan tugas-tugasnyadengan perhatian yang optimal</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>C. Langkah Langkah Model Pembelajaran Langsung (Sintaks)</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>1. Menyampaikan Tujuan dan Mempersiapkan Siswa.</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Guru menjelaskan TPK, Informasi latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran, mempersiapkan siswa untuk belajar</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>2. Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
guru mendemonstrasikan keterampilan dengan benar atau menyajikan informasi tahap demi tahap.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>3. Membimbing Pelatihan</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
guru merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal.</div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i><br /></i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>4. mengecek pemahaman dan memberi umpan balik</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik serta memberi umpan balik.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>5. memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan dengan perhatian khusus pada penerapan pada situasi lebih kompleks dan kehidupan sehari-hari.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>D. Macam-macam metode pembelajaran langsung</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Adapun macam-macam metode dalam pembelajaran langsung antara</div>
<div style="text-align: justify;">
lain :</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ol>
<li>Ceramah, merupakan suatu cara penampilan informasi dengan lisan dari seseorang kepada sejumlah pendengar.</li>
<li>Praktik dan Latihan, merupakan suatu teknik untuk membantu siswa agar dapat menghitung dengan cepat.</li>
<li>Ekspositori, merupakan suatu cara penyampaian informasi yang mirip dengan ceramah, hanya saja frekuensi pembicara lebih sedikit.</li>
<li>Demonstrasi, merupakan suatu cara penyampaian informasi yang mirip dengan ceramah dan ekspositori,hannya saja frekuensi pembicara lebih sedikit dan siswa lebih banyak dilibatkan.</li>
</ol>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<b>E. Ciri-ciri pada pembelajaran langsung</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada pembelajaran langsung terdapat ciri-ciri khusus yaitu:</div>
<div style="text-align: justify;">
a. Proses pembelajaran didominasi oleh keaktifan guru.</div>
<div style="text-align: justify;">
b. Suasana kelas ditentukan oleh guru sebagai perancang kondisi</div>
<div style="text-align: justify;">
c. Lebih mengutamakan keluasan materi ajar daripada proses terjadinya pelajaran.</div>
<div style="text-align: justify;">
d. Materi ajar bersumber dari guru.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>F. Tujuan pembelajaran langsung</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Model pembelajaran langsung dikembangkan untuk mengefisienkan materi ajar agar sesuai dengan waktu yang diberikan dalam suatu periode tertentu. Dengan model ini cakupan materi ajar yang disampaikan lebih luas dibanding dengan model-model pembelajaran yang lain.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>G. Kelebihan model pembelajaran langsung</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Menurut Tamsyani, model pembelajaran langsung memiliki kelebihan antara lain:</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ol>
<li>Guru mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa. </li>
<li>Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan-keterampilan kepada siswa yang berprestasi rendah sekalipun. </li>
<li>Dapat digunakan untuk membangun model pembelajaran dalam bidang studi tertentu. Guru dapat menunjukan bagaimana suatu permasalahan dapat didekati, bagaimana informasi dianalisis, bagaimana suatu pengetahuan dihasilkan. </li>
<li>Menekankan kegiatan mendengarkan (melalui ceramah) dan kegiatan mengamati (melalui demonstrasi), sehingga membantu siswa yang cocok belajar dengan cara-cara ini. </li>
<li>Dapat memberikan tantangan untuk mempertimbangkan kesenjangan antara teori dan fakta. </li>
<li>Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas besar maupun kelas yang kecil. </li>
<li>Peserta didik dapat mengetahui tujuan-tujuan pembelajaran dengan jelas. </li>
<li>Waktu untuk berbagi kegiatan pembelajaran dapat dikontrol dengan ketat. </li>
<li>Dalam model ini terdapat penekanan pada pencapaian akademik. </li>
<li>Kinerja siswa dapat dipantau secara cermat. </li>
<li>Umpan balik bagi siswa berorientasi akademik. </li>
<li>Dapat digunakan untuk menekankan butir-butir penting atau kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapi siswa. </li>
<li>Dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan informasi dan pengetahuan faktual dan terstruktur.</li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
<b>H. Kekurangan Model Pembelajaran Langsung</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Menurut Tamsyani, model pembelajaran langsung memiliki kekurangan antara lain:</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ol>
<li>Kesuksesan pembelajaran bergantung pada guru. Jika guru kurang dalam persiapan, pengetahuan, kepercayaan diri, antusiasme maka siswa dapat menjadi bosan, teralihkan perhatiannya, dan pembelajaran akan terhambat. </li>
<li>Sangat bergantung pada cara komunikasi guru. Jika guru tidak dapat berkomunikasi dengan baik maka akan menjadikan pembelajaran menjadi kurang baik pula. </li>
<li>Jika materi yang disampaikan bersifat kompleks, rinci atau abstrak, model pembelajaran langsung tidak dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk cukup memproses dan memahami informasi yang disampaikan. </li>
<li>Jika terlalu sering menggunakan model pengajaran langsung akan membuat beranggapan bahwa guru akan memberitahu siswa semua informasi yang perlu diketahui. Hal ini akan menghilangkan rasa tanggung jawab mengenai pembelajan siswa itu sendiri. </li>
<li>Demonstrasi sangat bergantung pada keterampilan pengamatan siswa. Kenyataannya, banyak siswa bukanlah pengamat yang baik sehingga sering melewatkan hal-hal penting yang seharusnya diketahui.</li>
</ol>
<br />
<div style="text-align: justify;">
daftar pustaka</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li>Trianto. (2015). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif-dan kontekstual. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.</li>
<li>Setyosari, P. (2012). Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup. </li>
<li>Hamzah B. Uno, dkk. (2013). Belajar dengan pendekatan Pailkem: Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik. Jakarta: PT. Bumi Aksara</li>
<li>Rosdiani, Dini. (2012). Model Pembelajaran Lanngsung dalam Penidikan Jasmani dan Kesehatan. Bandung: CV. Alfabeta. </li>
<li>Tamsyani, Wiwiek. Makalah Model Pembelajaran Langsung. Didownload dari https://www.academia.edu/</li>
</ul>
Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6923110340429140693.post-69879870705175570742019-12-04T10:10:00.001+08:002019-12-04T10:13:27.057+08:00Akulturasi Kebudayaan Hindu-Buddha di Nusantara<div style="text-align: justify;">
<b><a href="https://www.wawasanpendidikan.com/" target="_blank">Wawasan Pendidikan</a></b>; Akulturasi kebudayaan adalah suatu proses percampuran antara unsur-unsur kebudayaan asing atau luar dengan kebudayaan setempat, sehingga membentuk kebudayaan baru. Meski begitu kebudayaan baru yang merupakan hasil percampuran tersebut tidak kehilangan ciri khasnya masing-masing. Untuk mencapai akulturasi budaya, maka masing-masing kebudayaan harus seimbang. (Baca Juga : <a href="https://www.wawasanpendidikan.com/2019/12/Kerajaan-Hindu-Buddha-di-Indonesia-Kerajaan-Majapahit-dan-Kerajaan-Bali.html" target="_blank">Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia : Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Bali</a>)</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUDEt4H7EUSzRUFkU9wnmPJIJ8-a1SUJGMvybMIn8tQ5OSxZI6zt6DfVpI74OkA38ImQV832GtmOq-CJhYXryPCCWc17NfAUXLCn4AMOy6siKf6UzjvmkZ_u4ba-_jzPTvY13lgfctPKc/s1600/11.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="559" data-original-width="743" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUDEt4H7EUSzRUFkU9wnmPJIJ8-a1SUJGMvybMIn8tQ5OSxZI6zt6DfVpI74OkA38ImQV832GtmOq-CJhYXryPCCWc17NfAUXLCn4AMOy6siKf6UzjvmkZ_u4ba-_jzPTvY13lgfctPKc/s400/11.png" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">picture by whc.unesco.org</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berikut ini adalah wujud akulturasi antara kebudayaan Hindu-Buddha dari India dengan kebudayaan asli dari Indonesia:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>1.<span style="white-space: pre;"> </span>Seni Bangunan</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Masyarakat Indonesia sudah mengenal sistem teknologi pembuatan bangunan dari batu berupa punden berundak sebelum datangnya agama Hindu-Buddha. Setelah Hindu-Buddha masuk ke Indonesia, masyarakat mengadopsi teknologi seni bangunan dari India, yaitu berupa candi, stupa, dan makara yang memiliki unsur seni hias dan teknologi yang lebih beragam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jika bangunan candi di India berfungsi sebagai tempat pemujaan dewa, maka di Indonesia lebih difungsikan sebagai makam atau pendharmaan bagi raja yang telah wafat. Hal ini sangat sesuai dengan arti kata candi dalam bahasa Kawi “cinandi” yang artinya adalah “yang dikuburkan”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Adapun yang dikuburkan di dalam candi bukanlah mayat atau abu jenazah melainkan berbagai macam benda yang menjadi simbol jasmaniah raja, yang disebut dengan pripih. Hal ini erat kaitannya dengan kepercayaan asli masyarakat yang melakukan pemujaan terhadap roh nenek moyang (animisme).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di India sendiri candi memiliki arca dewa yang dipuja sementara di Indonesia arca raja yang didharmakan dengan menggunakan pakaian kebesarannya. Perbedaan lainnya adalah candi di India berbentuk stupa sedangkan di Indonesia berbentuk seperti punden berundak dengan stupa di atasnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBklz-RKK68qCdwOY2qggUrIGFUu0LRNewwhE5iUi_ZdzZFSJH1qWOLe47WDw4PTuQrCuG-to91z1uUoH76d5S0wqCceyzsW-P7De4d7N8QOz0pJ28QWr-UMjdifGGbkJrPg8WdT0hKZE/s1600/12.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="101" data-original-width="591" height="107" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBklz-RKK68qCdwOY2qggUrIGFUu0LRNewwhE5iUi_ZdzZFSJH1qWOLe47WDw4PTuQrCuG-to91z1uUoH76d5S0wqCceyzsW-P7De4d7N8QOz0pJ28QWr-UMjdifGGbkJrPg8WdT0hKZE/s640/12.png" width="640" /></a></div>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>2.<span style="white-space: pre;"> </span>Seni Rupa dan Seni Ukir</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Masuknya kebudayaan dan agama Hindu-Buddha juga berpengaruh terhadap seni rupa, khusunya adalah seni pahat atau seni ukir patung dan relief. Relief yang ada di Candi Borobudur menunjukkan unsur-unsur kebudayaan asli Indonesia. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seperti suasana alam dan kehidupan masyarakat Indonesia yang terlihat dari adanya gambar rumah panggung dan relief burung merpati. Termasuk juga perahu bercadik yang merupakan perahu khas dari Indonesia. Sementara pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha terlihat pada relief di dinding pagar langkan yang menunjukkan riwayat Sang Buddha.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Demikian juga dengan ragam kala makara di Candi Prambanan yang menggambarkan motif berupa binatang dan tumbuhan yang tidak ditemukan di candi-candi yang berada di India. Sementara candi di Jawa Tengah terdapat relief berupa hiasan kalpataru, menyerupai pohon beringin yang diapit oleh binatang kinara dan kinari.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>3.<span style="white-space: pre;"> </span>Seni Sastra dan Aksara</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Prasasti yang ditemukan di Indonesia banyak yang menggunakan huruf Pallawa dan Bahasa Sansekerta. Seiring dengan berjalannya waktu, bahasa Sansekerta digantikan dengan Bahasa Melayu, meskipun masih banyak kata serapan dari Bahasa Sansekerta. Seperti tirta, pustaka, budi, adi, citra, karya, sastra, dll. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sementara penggunaan huruf Pallawa berubah menjadi huruf Jawa Kuno (Kawi) yang dalam perkembangannya menurunkan huruf Hanacaraka yang digunakan dalam Bahasa Sunda, Jawa, dan Bali.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kebudayaan India sendiri mempengaruhi perkembangan seni sastra di Indonesia. Berdasarkan isinya, kesusastraan dibagi menjadi 3, yaitu tutur atau kitab keagamaan, kitab hukum, dan kitab wiracarita atau kepahlawanan. Salah satu wiracarita dari India yang sangat terkenal dan mempengaruhi kebudayaan Indonesia adalah kisah Mahabarata yang ditulis oleh Wiyasa dan Ramayana yang ditulis oleh Walmiki.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kedua kitab tersebut merupakan kitab epos dari umat Hindu namun setelah berkembang dan disadur oleh pujangga Indonesia memiliki versi cerita yang berbeda. Kisah cerita dalam sastra India mengandung nilai-nilai moralitas, seperti peperangan antara kebaikan dan kejahatan, pembelaan terhadap negara, dan pengabdian kepada orang tua.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kesusastraan dari India memberikan warna baru dengan tokoh dan alur cerita yang lebih bervariasi. Sedangkan unsur dari Indonesia asli ditambahkan dengan tokoh Punakawan, yaitu Semar, Petruk, Gareng, dan Bagong. Tokoh Punakawan ditampilkan sebagai penyeimbang yang memberikan nasihat kepada tokoh-tokoh dalam kesusastraan Hindu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Beberapa karya sastra yang berkembang pada masa kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia antara lain adalah Arjunawiwaha karya Mpu Kanwa, Baratayudha karya Mpu Sedah dan Mpu Panuluh, Sutasoma karya Mpu Tantular, Negarakertagama karya Mpu Prapanca, dan Gathotkacasraya karya Mpu Panuluh.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>4.<span style="white-space: pre;"> </span>Seni Pertunjukan</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Sejak zaman pra aksara wayang sudah menjadi kebudayaan asli Indonesia, dan di masa Hindu-Buddha pertunjukan wayang semakin berkembang dengan kisah-kisah epos Ramayana dan Mahabarata. Unsur asli seperti Punakawan ditambahkan sehingga alur cerita semakin menarik dengan sentuhan humor di dalamnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>5.<span style="white-space: pre;"> </span>Sistem Kepercayaan</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha dalam sistem kepercayaan animisme dan dinamisme masyarakat Indonesia bisa dilihat dari fungsi candi yang berbeda dari India. Candi di India merupakan kuil untuk memuja dewa. Sedangkan di Indonesia candi lebih difungsikan sebagai tempat memuja roh nenek moyang yang ditunjukkan dengan adanya pripih di dalam candi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pripih merupakan tempat benda-benda lambang jasmaniah raja yang membangun candi tersebut disimpan. Candi dianggap sebagai makam tempat berdiamnya roh raja yang telah wafat. Biasanya di atas pripih terdapat arca dewa yang merupakan perwujudan dari raja yang didharmakan di dalam candi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>6.<span style="white-space: pre;"> </span>Sistem Pemerintahan</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Meskipun budaya Hindu-Buddha juga mempengaruhi sistem pemerintahan dan kemasyarakatan namun ciri khas asli Indonesia tetap dilestarikan. Raja di Indonesia tidak memerintah secara mutlak. Kerajaan terdiri dari daerah-daerah yang diperintah oleh Rakyan atau Rakai dengan kekuasaan otonom namun tetap tunduk kepada raja di pusat pemerintahan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Masuknya budaya Hindu-Buddha juga berpengaruh dalam sistem pemilihan pemimpin. Sebelumnya pemimpin dipilih karena memiliki kekuatan atau kemampuan tertentu yang tidak dimiliki oleh orang lain dan bukan karena keturunan. Namun setelah Hindu-Buddha masuk, pemilihan pemimpin cenderung berdasarkan keturunan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Raja memperkuat kedudukannya dengan menyatakan bahwa dirinya merupakan jelmaan dewa atau keturunan dewa. Hal ini bisa terlihat dari penggunaan gelar bagi raja, birokrasi kerajaan, dan pembentukan dinasti.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Salah satu contoh bukti akulturasi budaya dalam sistem pemerintahan adalah seorang raja harus berwibawa dan memiliki kekuatan gaib sehingga rakyat percaya bahwa raja dekat dengan dewa sehingga ketika meninggal rohnya dipuja. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seperti halnya Raja Airlangga yang didharmakan sebagai titisan Dewa Wisnu dan diabadikan sebagai Dewa Wisnu yang sedang mengendarai garuda. Sementara Raden Wijaya diabadikan dalam patung yang memperlihatkan bahwa dirinya sebagai harihara, yang merupakan perpaduan antara Dewa Wisnu dan Dewa Siwa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>7.<span style="white-space: pre;"> </span>Sistem Kalender</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Kalender atau sistem penanggalan Hindu-Buddha juga mempengaruhi kebudayaan Indonesia, yaitu digunakannya sistem penanggalan Saka. Sistem penanggalan ini banyak ditemukan dalam prasasti-prasasti, seperti pada Prasasti Talang Tuo dari Kerajaan Sriwijaya yang berangka tahun 606 Saka atau 684 Masehi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selain adanya pengetahuan tentang kalender Saka, terdapat juga perhitungan tahun Saka dengan Candrasangkala. Yaitu susunan kalimat atau gambar yang bisa dibaca sebagai angka. Candrasangkala banyak ditemukan dalam prasasti-prasasti di Pulau Jawa dengan kalimat berbahasa Jawa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Salah satu contohnya adalah kalimat “Sirna Ilang Kertaning Bhumi” yang jika diartikan per kata bisa berupa sirna=0, ilang=0, kertaning=4, dan bhumi=1. Jika diartikan dalam bentuk angka dari belakang sama dengan tahun 1400 Saka atau 1478 Masehi karena selisih penanggalan Saka dengan Masehi adalah 78 tahun. Tahun ini merupakan tahun keruntuhan Kerajaan Majapahit.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Penanggalan dengan sistem kalender Saka saat ini masih digunakan dalam kehidupan masyarakat Bali yang beragama Hindu. Biasanya penanggalan tersebut digunakan untuk menentukan penyelenggaraan upacara dan ritual keagamaan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Referensi</div>
<div style="text-align: justify;">
Suparno, Drs. 2018. Modul Pendamping Sejarah Indonesia untuk SMK/SMA Kelas X Semester 1. Klaten Utara: Mulia Group.</div>
Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6923110340429140693.post-54495160641098647942019-12-04T08:56:00.000+08:002019-12-04T08:57:42.534+08:00Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia : Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Bali<div style="text-align: justify;">
<a href="https://www.wawasanpendidikan.com/" target="_blank"><b>Wawasan Pendidikan</b></a>; salah satu kerajaan Hindu-budha yang paling terkenal adalah <b>Kerajaan Majapahit</b>. kerajaan ini berdiri sekitar tahun 1293 hingga 1500 M. pada masa kejayaannya, kerajaan majapahit menguasai beberapa wilayah di indonesia terbentang dari Jawa, Sumatra, Semenanjung Malaya, Kalimantan, hingga Indonesia timur, meskipun wilayah kekuasaannya masih diperdebatkan. sedangkan <b>Kerajaan Bali</b> merupakan kerajaan Hindu-Budha yang pernah memerintah di Bali, di Kepulauan Sunda Kecil, Indonesia. kerajaan Bali menunjukkan budaya istana Bali yang canggih di mana unsur-unsur roh dan penghormatan leluhur dikombinasikan dengan pengaruh Hindu, yang diadopsi dari India melalui perantara Jawa kuno membentuk budaya Bali. (Baca Juga : <a href="https://www.wawasanpendidikan.com/2019/11/Kerajaan-Hindu-Buddha-di-Indonesia-Kerajaan-Mataram-Kuno-Kerajaan-Kediri-dan-Kerajaan-Singasari.html" target="_blank">Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia : Kerajaan Mataram Kuno, Kerajaan Kediri dan Kerajaan Singasari</a>)</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPCfLeaQ3d53cdSPcciLCvoKO6M0yxyFrR5pwYH2rcPPH2H50_4JtRHOr0tDnWroiCudO_0OVou_mw1UIK72YKpepAmT-MStL-rRbR1QsZEJJMVwLrDD9LEIDCblJFdy_DQjEnsDuaMfg/s1600/10.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="470" data-original-width="434" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPCfLeaQ3d53cdSPcciLCvoKO6M0yxyFrR5pwYH2rcPPH2H50_4JtRHOr0tDnWroiCudO_0OVou_mw1UIK72YKpepAmT-MStL-rRbR1QsZEJJMVwLrDD9LEIDCblJFdy_DQjEnsDuaMfg/s320/10.png" width="295" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>1. Kerajaan Majapahit</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan Hindu-Buddha terakhir di Jawa dan dianggap sebagai salah satu kerajaan terbesar dalam sejarah Indonesia. Kerajaan ini terletak di sekitar Sungai Brantas dengan pusatnya yang berada di Hutan Tarik, Desa Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kerajaan Majapahit didirikan oleh Raden Wijaya yang merupakan menantu Raja Kertanegara di sekitar tahun 1293 Masehi. Tanggal pasti kelahiran Majapahit adalah pada hari penobatan Raden Wijaya sebagai raja, yaitu tanggal 15 bulan Kartika tahun 1215 Saka atau 10 November 1293.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Raden Wijaya dinobatkan sebagai raja Majapahit dengan gelar Kertajasa Jayawardana dengan masa kekuasaan dari tahun 1293 M - 1309 M. Tahta kerajaan dialihkan kepada Jayanegara yang dalam Kitab Pararaton disebut dengan “Kala Gemet” yang berarti penjahat yang lemah. Jayanegara memimpin Majapahit dari tahun 1309 M – 1328 M.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tahta kerajaan seharusnya berpindah ke Gayatri Rajapatni yang merupakan ibu tiri Jayanegara, namun Rajapatni mengundurkan diri dan memilih hidup sebagai bikshuni. Tahta kerajaan akhirnya diberikan kepada anak perempuannya yang bernama Sri Gitaraja yang kemudian bergelar Tribhuwana Wijayatunggadewi, dengan masa kepemimpinan tahun 1328 M – 1350 M.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada tahun 1336 M, Tribhuwana Wijayatunggadewi menunjuk Gajah Mada sebagai maha patih. Pada saat pelantikannya Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa yang merupakan sebuah keinginan untuk melebarkan kekuasaan Majapahit. Pada masa pemerintahan Tribhuwana kerajaan Majapahit semakin berkembang. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tahta kerajaan kemudian beralih ke putranya yang bernama Hayam Wuruk pada tahun 1350 dan bergelar Sri Rajasanagara. Majapahit mencapai kejayaan dengan wilayah kekuasaan yang luas di nusantara pada masa pemerintahan Hayam Wuruk yaitu dari tahun 1350-1389. Menurut Kitab Negarakertagama, wilayah kekuasaan Majapahit meliputi Jawa, Sumatera, Semenanjung Malaya, Kalimantan, hingga wilayah Indonesia Timur.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selama menjabat menjadi maha patih pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, Gajah Mada berhasil menambahkan Bali, Jawa, dan Sumatera sebagai wilayah kekuasaan Majapahit. Meskipun Gajah Mada meninggal sekitar tahun 1364, namun ekspansi wilayah kerajaan masih tetap berlanjut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di tahun 1365, seluruh Kepulauan Melayu, kecuali wilayah Sri-Vijaya dan 2 koloninya, berhasil ditaklukan oleh Majapahit. Disusul dengan jatuhnya Palembang ibukota Sri-Vijaya pada tahun 1377 di tangan tentara Hayam Wuruk. Demikian juga dengan Kerajaan Singapura yang merupakan bagian dari Sri-Vijaya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>Faktor yang mempengaruhi Kejayaan Kerajaan Majapahit :</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li>Memiliki lokasi yang strategis karena berada dalam jalur perdagangan rempah-rempah.</li>
<li>Salah satu sumber kekayaan Majapahit adalah dari pemungutan pajak atas barang-barang yang dikirim melalui wilayah kekuasaannya.</li>
<li>Sistem ketatanegaraan di Kerajaan Majapahit telah terstruktur dengan baik.</li>
</ul>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Sebagai sebuah kerajaan yang besar dan berjaya, kekuasaan Majapahit berlangsung dari tahun 1293 hingga 1500 Masehi. Pada masa Kerajaan Majapahit, raja dianggap sebagai penjelmaan dewa di dunia sehingga memegang kekuasaan tertinggi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kerajaan Majapahit merupakan negara bercorak agraris dengan komoditas utama berupa beras dan rempah-rempah. Majapahit juga menjalankan aktivitas perdagangan dengan beberapa pelabuhannya yang berada di Tuban, Gresik, dan Surabaya dengan komoditas berupa garam, lada, cengkeh, pala, kayu cendana, gading, dan intan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam bidang sosial budaya, Hayam Wuruk berhasil membangun Candi Panataran, Candi Tegalwangi, Candi Sumber Jati, dan bangunan lainnya di wilayah Trowulan, Mojokerto yang menjadi pusat pemerintahan Majapahit.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Karya sastra yang muncul di masa kekuasaan Hayam Wuruk adalah Kitab Negarakertagama, Sutasoma, Arjuna Wijaya, dll. Dalam Kitab Sutasoma inilah terdapat istilah “Bhineka Tunggal Ika” yang saat ini menjadi semboyan Negara Indonesia.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>Faktor yang mempengaruhi kemunduran kerajaan Majapahit</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah mencapai masa kejayaan di bawah pemerintahan Hayam Wuruk, Majapahit mengalami kemunduran yang disebabkan oleh adanya beberapa faktor, yaitu:</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li>Terjadinya perang suksesi yang berlangsung selama 4 tahun pada awal abad ke-15.</li>
<li>Masuknya agama Islam yang juga diikuti dengan banyaknya kerajaan yang masuk ke dalam agama Islam, diantaranya adalah Kesultanan Malaka.</li>
<li>Kerajaan Majapahit tidak mampu bersaing dengan negara-negara tetangganya yang telah memeluk Islam.</li>
<li>Terjadinya perpecahan hingga akhirnya Majapahit runtuh pada tahun 1478 atau di awal abad ke-15 Masehi. </li>
</ul>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<b>2. Kerajaan Bali</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Kerajaan Bali berada di pulau kecil yang terletak di sebelah timur Pulau Jawa, yang dahulu masih dianggap sebagai bagian dari Pulau Jawa. Dalam perkembangannya, Kerajaan Bali memiliki hubungan yang sangat erat dengan Pulau Jawa. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bahkan ketika Kerajaan Majapahit runtuh di awal abad ke-15, banyak rakyat Majapahit yang diduga melarikan diri ke wilayah ini dan menetap di Bali. Sehingga banyak anggapan yang menyebutkan bahwa sebagian masyarakat Bali merupakan pewaris tradisi dari Majapahit.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kerajaan Bali menganut kepercayaan Agama Hindu. Walaupun dalam perkembangannya bukan hanya Hindu saja yang dominan tetapi juga kepercayaan lainnya seperti animisme dan dinamisme yang merupakan warisan budaya dari nenek moyang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Menurut prasasti yang ditemukan di Desa Blanjong, Sanur, sebelum kedatangan Majapahit, Kerajaan Bali diketahui telah berdiri sejak sekitar tahun 914 M. Prasasti dengan angka tahun 836 saka menyebutkan adanya nama raja Khesari Warmadewa yang memiliki istana di Singhadwala. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Beberapa prasasti yang ditemukan tidak ada gambaran jelas bagaimana pergantian raja yang satu dengan yang lain. Dalam prasasti yang ditemukan di Jawa Timur hanya disebutkan bahwa Bali pernah dikuasai oleh Singasari pada abad ke-10 dan Majapahit pada abad ke-14.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Beberapa prasasti peninggalan Kerajaan Bali adalah:</b></div>
<div style="text-align: justify;">
-<span style="white-space: pre;"> </span>Prasasti Blanjong</div>
<div style="text-align: justify;">
-<span style="white-space: pre;"> </span>Prasasti Panglapuan</div>
<div style="text-align: justify;">
-<span style="white-space: pre;"> </span>Prasasti Gunung Panulisan</div>
<div style="text-align: justify;">
-<span style="white-space: pre;"> </span>Prasasti-prasasti peninggalan Anak Wungsu</div>
<div style="text-align: justify;">
-<span style="white-space: pre;"> </span>Candi Padas di Gunung Kawi</div>
<div style="text-align: justify;">
-<span style="white-space: pre;"> </span>Pura Agung Besakih</div>
<div style="text-align: justify;">
-<span style="white-space: pre;"> </span>Candi Mengening</div>
<div style="text-align: justify;">
-<span style="white-space: pre;"> </span>Candi Wasan</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>Berikut ini adalah beberapa raja di Kerajaan Bali:</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li style="text-align: justify;">Shri Kesari Warmadewa (882-914), istananya berada di Singhadwalawa. Hal ini berdasarkan Prasasti Blanjong dengan angka tahun 914.</li>
<li style="text-align: justify;">Ratu Sri Ugrasena (915-942), istananya berada di Singhadwalawa. Setidaknya ada 9 prasasti yang ditinggalkan, isinya menyebutkan tentang pembebasan pajak untuk daerah tertentu dan pembangunan tempat-tempat suci.</li>
<li style="text-align: justify;">Tabanendra Warmadewa (955-967)</li>
<li style="text-align: justify;">Jayasingha Warmadewa Ada dugaan bahwa raja ini bukanlah keturunan Tabanendra karena di tahun yang sama dengan kepemimpinan Tabanendra (960) Jayasingha sudah diangkat menjadi raja meskipun ayahnya belum turun tahta. Raja Jayasingha berkuasa hingga tahun 975 M dan membangun pemandian dari sumber suci di Desa Manukraya yang dikenal dengan sebutan Tirta Empul, letaknya di dekat Tampaksiring.</li>
<li style="text-align: justify;">Jayashadu Warmadewa (975-983)</li>
<li style="text-align: justify;">Sri Wijaya Mahadewi (983) yang oleh Stein Callenfels diperkirakan berasal dari Sriwijaya, sementara menurut Damais, ratu tersebut diperkirakan adalah putri dari Empu Sindok (Jawa Timur). Hal ini berdasarkan nama Ratu Wijaya yang lazim terdapat dalam prasasti di Jawa.</li>
<li style="text-align: justify;">Dharma Udayana Warmadewa yang dalam masa pemerintahannya Kerajaan Bali mengalami kejayaan. Namanya juga disebutkan dalam Prasasti Jalatunda, diperkirakan sebelum naik tahta Udayana pernah berada di Jawa Timur. Permaisurinya adalah Mahendradatta yang merupakan putri Raja Makutawangsawardhana dari Jawa Timur. Udayana memiliki tiga anak, yaitu Airlangga, Marakata, dan Anak Wungsu. Disebutkan bahwa Airlangga tidak memerintah di Bali karena menjadi menantu Dharmawangsa di Jawa Timur.</li>
<li style="text-align: justify;">Marakata (1011-1022)</li>
<li style="text-align: justify;">Anak Wungsu (149-1077)</li>
<li style="text-align: justify;">Jaya Sakti (1133-1150)</li>
<li style="text-align: justify;">Bedahulu (1343) dan merupakan raja terakhir karena pada masa pemerntahannya Bali ditaklukkan oleh Gajah Mada dan menjadi wilayah kekuasaan Majapahit.</li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
Referensi:</div>
<div style="text-align: justify;">
Suparno, Drs. 2018. Modul Pendamping Sejarah Indonesia untuk SMK/SMA Kelas X Semester 1. Klaten Utara: Mulia Group.</div>
Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6923110340429140693.post-68123971355929574632019-11-20T21:31:00.000+08:002019-11-20T21:31:44.995+08:00Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia : Kerajaan Mataram Kuno, Kerajaan Kediri dan Kerajaan Singasari<div style="text-align: justify;">
<b><a href="https://www.wawasanpendidikan.com/" target="_blank">Wawasan Pendidikan</a></b>; Sebelumnya kita telah membahas tentang <a href="https://www.wawasanpendidikan.com/2019/11/Kerajaan-Hindu-Buddha-di-Indonesia-Kerajaan-Kalingga-dan-Kerajaan-Sriwijaya.html" target="_blank"><b>Kerajaan Kerajaan Kalingga dan Kerajaan Sriwijaya</b></a>. Berikut ini adalah Kerajaan Hindu-Buddha selanjutnya yang ada di Indonesia yaitu <b>Kerajaan Mataram Kuno, Kerajaan Kediri dan Kerajaan Singasari</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhaQdxVCdQJdjaRplwzoOygRqzNw6zDgPOCLkeDuCinwtQp1hvt7RZz52I6Vlgu0E4mkv2tyHvx5BPM8aaQSaQxZ7Nyi1mxQt9T1Z6WSDflzkzmNyzIl2Jmq5Pj2UMrDaFjxuePSxMfLbw/s1600/17.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="651" data-original-width="1156" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhaQdxVCdQJdjaRplwzoOygRqzNw6zDgPOCLkeDuCinwtQp1hvt7RZz52I6Vlgu0E4mkv2tyHvx5BPM8aaQSaQxZ7Nyi1mxQt9T1Z6WSDflzkzmNyzIl2Jmq5Pj2UMrDaFjxuePSxMfLbw/s400/17.png" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">picture by yuksinau.id</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<b>1. Kerajaan Maratam Kuno</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Berdasarkan Prasasti Canggal, Kerajaan Mataram didirikan oleh Sanjaya dan beribukota di Medang, Pohpitu. Lokasi Kerajaan Mataram Kuno berada di wilayah Jawa Tengah dan sering disebut Bumi Mataram, wilayahnya dikelilingi oleh Gunung Sindoro, Gunung Merapi-Merbabu, Gunung Lawu, dan Pegunungan Sewu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Wilayah kerajaan ini sangat subur karena dialiri oleh Sungai Bogowonto, Sungai Progo, Sungai Elo, dan Sungai Bengawan Solo. Perkembangan Kerajaan Mataram Kuno dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini:</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li>Kerajaan Mataram Kuno dipimpin oleh raja-raja yang arif dan bijaksana sehingga bisa menjadi panutan bagi rakyatnya.</li>
<li>Terjalinnya kerjasama yang cukup baik antara raja dengan para Brahmana atau Bhiksu.</li>
<li>Memiliki wilayah kerajaan yang sangat subur sehingga rakyatnya hidup makmur, aman, dan tenteram.</li>
<li>Umat Hindu dan Buddha bisa hidup saling berdampingan, rukun, dan saling tolong menolong.</li>
<li>Terjalinnya kerjasama dengan kerajaan atau negara asing lainnya seperti Kerajaan Srwijaya, Siam, India, dll.</li>
</ul>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Bumi Mataram diperintah oleh Dinasti Sanjaya dan Dinasti Syailendra. Dinasti Sanjaya sendiri beragama Hindu dengan pusat pemerintahan di wilayah utara, dan hasil budayanya berupa candi-candi. Seperti Candi Gedong Songo dan kompleks Candi Dieng. Sementara Dinasti Syailendra beragama Buddha dengan pusat pemerintahan berada di wilayah selatan. Hasil budayanya berupa candi, seperti Candi Borobudur, Candi Mendut, dan Candi Pawon.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kerajaan Mataram Kuno diperintah oleh raja-raja dari Dinasti Sanjaya dan Dinasti Syailendra, salah satunya adalah Raja Sanna dan Raja Sanjaya serta raja-raja dari Dinasti Syaliendra. Candi Borobudur sendiri dibangun pada masa kekuasaan Samaratungga.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Meskipun pada awalnya terjadi perebutan kekuasaan, namun setelah terjadi perkawinan antara Rakai Pikatan (Dinasti Sanjaya) yang beragama Hindu dengan Pramudyawardani (Dinasti Syailendra) yang beragama Buddha, kedua kerajaan bisa bersatu dan hidup berdampingan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Puncak kejayaan Kerajaan Mataram Kuno terjadi pada masa kepemimpinan Raja Balitung dengan wilayah kekuasaan meliputi Jawa Timur, terutama di lembah Sungai Brantas yang memiliki peran penting untuk pertanian dan pelayaran menuju ke Laut Jawa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kerajaan Mataram Kuno merupakan kerajaan agraris dengan basis pertanian berada di Jawa Tengah dan komoditas utamanya adalah beras. Selain itu, Mataram juga menguasai bidang perdagangan dengan komoditas utama berupa beras dan palawija.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada masa kepemimpinan Dharmawangsa terjadi peristiwa Pralaya Medang, yaitu penyerbuan Mataram oleh Wura Wari, seorang bawahan Dharmawangsa yang telah dihasut oleh Sriwijaya. Dharmawangsa diganti oleh menantunya yang bernama Airlangga, yang merupakan raja terakhir Kerajaan Mataram Kuno.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berakhirnya Kerajaan Mataram Kuno disebabkan oleh adanya pembagian kerajaan menjadi dua oleh Airlangga untuk menghindari perebutan kekuasaan antara putra Dharmawangsa dengan putra Airlangga, Mapanji Garasakan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kemunduran Kerajaan Mataram Kuno terjadi karena beberapa faktor berikut ini:</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li>Tidak memiliki pelabuhan laut sehingga sulit untuk berhubungan dengan dunia luar.</li>
<li>Sering dilanda bencana alam seperti letusan Gunung Merapi.</li>
<li>Sering terjadi perebutan kekuasaan sehingga kewibawaan kerajaan semakin menurun.</li>
<li>Adanya ancaman serangan dari Kerajaan Sriwijaya (Balaputradewa).</li>
</ul>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Oleh karena itu di tahun 929 ibukota kerajaan dipindahkan ke wilayah Jawa Timur, yaitu di bagian kerajaan Mataram Kuno yang berada di Jawa Timur.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Prasasti peninggalan Kerajaan Mataram Kuno yang ditemukan antara lain adalah:</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li>Prasasti Canggal (732 M), menggunakan huruf Pallawa dan Bahasa Sansekerta, berisi tentang pendirian Lingga di Kunjara Kunja oleh Raja Sanjaya.</li>
<li>Prasasti Kelurak (782 M), menggunakan huruf Prenagari dan Bahasa Sansekerta, berisi tentang pembuatan arca Majusri oleh Raja Indra.</li>
<li>Prasasti Sojomerto, isinya menyebutkan nama seorang pejabat yaitu Dapunta Sailendra.</li>
<li>Prasasti Mantyasih (Prasasti Kedu), isinya memuat nama-nama raja sebelum Raja Balitung.</li>
<li>Prasasti Kalasan (778 M), menggunakan huruf Prenagari dan Bahasa Sansekerta, isinya tentang Prabu Panangkaran yang membangun biara atau bangunan suci bagi Dewi Tara.</li>
</ul>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<b>2. Kerajaan Kediri</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Keberadaan Kerajaan Kediri tidak bisa dilepaskan dari Kerajaan Mataram Kuno karena wilayah kekuasaan dari kedua kerajaan itu dibatasi oleh Gunung Kawi dan Sungai Brantas. Konflik dan peperangan untuk memperebutkan kekuasaan tetap terjadi meskipun wilayah sudah dibagi menjadi dua.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam persaingan antara Jenggala dan Kediri, Kediri lebih unggul sehingga menjadi wilayah kerajaan yang besar kekuasaannya. Raja terbesar dari Kerajaan Kediri adalah Jayabaya (1135-1157) yang bergelar Sri Maharaja Sri Warmmeswara Madhusudana Wataranindita Parakrama Digjayattunggadewanama Jayabhayalancana. Jayabaya ingin mengembalikan kejayaan kerajaan seperti pada masa kepemimpinan Airlangga dan berhasil, sehingga Panjalu dan Jenggala dapat bersatu kembali.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kerajaan Mataram Dinasti Isana menjadi Jenggala (Kahuripan) dan Panjalu (Kediri) dikisahkan dalam Prasasti Mahaksubya (1289 M), Kitab Negarakertagama (1365 M) dan Kitab Calon Arang (1540 M). Sedangkan nama Raja Mapanji Garasakan diabadikan dalam Prasasti Malenga.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kehidupan ekonomi masyarakat Kerajaan Kediri bersumber dari pertanian, peternakan, dan perdagangan. Masyarakat Kerajaan Kediri juga mendapatkan upah dari kerajaan jika mereka berprestasi dan mengabdi kepada raja.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Banyak karya sastra berupa kitab yang telah diciptakan oleh para empu yang isinya menceritakan kebesaran Kerajaan Kediri. Raja Kediri yang dikenal sangat memperhatikan kesusastraan adalah Raja Kameswara. Pada masa ini Empu Tan Akung menulis Kitab Wartasancaya dan Lubdaka. Sementara Empu Dharmaja menulis Kitab Smaradahana yang isinya memuji Kameswara sebagai titisan dari Kamajaya dan permaisurinya yang bernama Sri Kirana.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>3. Kerajaan Singasari</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Kerajaan Singasari didirikan sekitar tahun 1222 M oleh Ken Arok. Kerajaan ini berada di wilayah Tumapel dan masih merupakan wilayah kekuasaan dari Kerajaan Kediri. Awalnya daerah ini merupakan kadipaten dari Kerajaan Kediri yang dipimpin oleh Tunggul Ametung dan kemudian digantikan oleh Ken Arok.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Menurut Kitab Pararaton, Ken Arok merupakan anak seorang wanita tani dari Desa Pangkur yang berada di sebelah timur Gunung Kawi. Sebagai pendiri Kerajaan Singasari, Ken Arok memiliki gelar Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabumi. Munculnya Ken Arok menandai kemunculan dinasti baru bernama Dinasti Rajasa (Rajawangsa) atau Girindra (Girindrawangsa). Masa kekuasannya hanya 5 tahun (1222-1227), karena di tahun 1227 M, Ken Arok dibunuh oleh orang suruhan Anusapati.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kerajaan Singasari berada di tepi Sungai Bengawan Solo sehingga bisa disimpulkan bahwa masyarakatnya aktif dalam kegiatan perekonomian pelayaran. Wilayah yang subur juga membuat sektor pertanian di kerajaan ini sangat maju. Ekspedisi Pamalayu yang dilakukan Kertanegara merupakan bukti bahwa kerajaan ini berusaha meningkatkan perekonomiannya dengan menguasai jalur perdagangan yang strategis.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Menurut Kitab Pararaton dan Negarakertagama, kehidpuan sosial di Kerajaan Singasari diliputi oleh suasana yang aman, tenteram, dan damai. Bahkan kehidupan religius masyarakatnya sudah maju sejak zaman Ken Arok. Hal ini disebabkan karena di Kerajaan Singasari berkembang ajaran Tantrayana (Syiwa Buddha) dengan kitab suci Tantra yang berkembang sejak masa pemerintahan Wisnuwardhana hingga Kertanegara. Bahkan ketika Jayakatwang menyerang Singasari, tengah berlangsung upacara Tantrayana para mahamantri bersama para pendeta.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kerajaan Singasari berakhir pada masa kekuasaan Raja Kertanegara, yang merupakan raja terakhir dan terbesar Singasari. Raja Kertanegara memiliki cita-cita untuk mempersatukan seluruh wilayah nusantara. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Adanya pemberontakan yang dilakukan oleh Jayakatwang menyebabkan terbunuhnya Kertanegara. Dengan gugurnya Kertanegara maka berakhirlah masa kejayaan Kerajaan Singasari yang kemudian dikuasai oleh Jayakatwang. Dalam Kitab Negarakertagama dan Kidung Harsawijaya disebutkan bahwa Jayakatwang adalah keturunan Kertajaya yang merupakan raja terakhir Kediri.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Referensi:</div>
<div style="text-align: justify;">
Suparno, Drs. 2018. Modul Pendamping Sejarah Indonesia untuk SMK/SMA Kelas X Semester 1. Klaten Utara: Mulia Group.</div>
Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6923110340429140693.post-72560925791619698162019-11-18T13:01:00.001+08:002019-11-18T13:01:27.269+08:00Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia : Kerajaan Kalingga dan Kerajaan Sriwijaya<div style="text-align: justify;">
<b><a href="https://www.wawasanpendidikan.com/" target="_blank">Wawasan Pendidikan</a></b>; Sebelumnya kita telah membahas tentang <a href="https://www.wawasanpendidikan.com/2019/11/kerajaan-hindu-buddha-di-indonesia.html" target="_blank"><b>Kerajaan Kutai dan Kerajaan Tarumanegara</b></a> yang merupakan kerajaan Hindu tertua pertama dan kedua di Indonesia. Berikut ini adalah Kerajaan Hindu-Buddha selanjutnya yang ada di Indonesia yaitu <b>Kerajaan Kalingga dan Kerajaan Sriwijaya</b></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4vNozpyTcxqKhCYA4Sc-NrRdF0EtAK72uC7-3i1a2sZG3vQsORjrAyG2nN4AKOCH2K4k698jff8k9ZTRXn25fHM7PDBczLSRTICjOyuuL8QeFhc17mwtgNNLDzhaVNLqi4t9V-8G8XvY/s1600/8.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="397" data-original-width="594" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4vNozpyTcxqKhCYA4Sc-NrRdF0EtAK72uC7-3i1a2sZG3vQsORjrAyG2nN4AKOCH2K4k698jff8k9ZTRXn25fHM7PDBczLSRTICjOyuuL8QeFhc17mwtgNNLDzhaVNLqi4t9V-8G8XvY/s400/8.png" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">picture by pelajaran.co.id</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<b>1.<span style="white-space: pre;"> </span>Kerajaan Kalingga (Holing)</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Nama Kalingga diyakini berasal dari nama sebuah kerajaan di India Selatan. Dalam berita Cina disebutkan bahwa di sebelah timur Kalingga terdapat Po-Li (saat ini dikenal dengan Bali), di sebelah barat terdapat To-Po-Teng (Sumatera), di sebelah utara terdapat Chen-La (Kamboja) dan di sebelah selatan berbatasan dengan samudera. Oleh karena itu, diperkirakan Kalingga berada di wilayah Jawa Tengah, tepatnya di Kecamatan Keling yaitu di sebelah utara Gunung Muria.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sumber informasi utama dari keberadaan Kerajaan Kalingga adalah berita Cina, termasuk tentang Kerajaan Kalingga yang berkembang di sekitar abad ke 7-9 Masehi. Kemunduran Kerjaan Kalingga diperkirakan terjadi sekitar tahun 742-755 akibat serangan Kerajaan Sriwijaya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Raja yang terkenal di Kerajaan Kalingga adalah Ratu Sima yang diketahui memerintah sekitar tahun 674 Masehi. Ratu Sima dikenal sebagai raja yang tegas dan sangat bijaksana, dimana hukum diberlakukan secara adil tanpa membedakan antara rakyat dengan kaum bangsawan dari kerajaan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Agama utama yang dianut oleh rakyat Kalingga umumnya adalah Buddha. Agama ini mengalami perkembangan yang cukup pesat. Bahkan seorang pendeta Hwa-Ning (Cina) menetap di Kalingga selama 3 tahun. Pendeta tersebut menerjemahkan kitab suci Agama Buddha Hinayana ke dalam Bahasa Cina dengan dibantu oleh pendeta yang bernama Janabadra.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>2.<span style="white-space: pre;"> </span>Kerajaan Sriwijaya</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Kerajaan Sriwijaya berdiri pada akhir abad ke-7 Masehi dan dikenal sebagai kerajaan maritim dan Buddha terbesar di Indonesia. Menurut para ahli, letak pusat dari Kerajaan Sriwijaya berada di wilayah Palembang tepatnya di dekat pantai dan tepi Sungai Musi. Sriwijaya berpindah ke Jambi ketika pusat kerajaan di Palembang mengalami kemunduran.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Raja pertama Kerajaan Sriwijaya adalah Dapunta Hyang Srijayanaga. Kerajaan ini berkembang melalui keberhasilan politik ekspansinya ke daerah-daerah yang sangat penting untuk perdagangan. Hal ini sesuai dengan prasasti yang telah ditemukan di wilayah Lampung, Bangka, dan Ligor. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Melalui berita I-Tsing disebutkan bahwa Kedah yang berada di Pulau Penang juga termasuk dalam wilayah kekuasaan Kerajaan Sriwijaya. Hal ini menjadi bukti bahwa Kerajaan Sriwijaya bukan hanya negara satu pulau (senusa) saja tetapi juga merupakan negara antarnusa yang menguasai beberapa pulau sekaligus.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sumber informasi mengenai Kerajaan Sriwijaya berasal dari berita perjalanan I-Tsing, seorang pendeta Buddha dari Cina. Selain itu juga bersumber dari 6 buah prasasti yang menggunakan Bahasa Melayu kuno dan huruf Pallawa, dengan angka tahun Saka. Bukti-bukti dari luar negeri yang menjelaskan keberadaan Sriwijaya berasal dari Cina, India, Arab, dan Persia. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berikut ini adalah 6 prasasti peninggalan Sriwijaya yang ditemukan di wilayah Sumatera Selatan dan 1 prasasti di Pulau Bangka:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
a.<span style="white-space: pre;"> </span>Prasasti Kedukan Bukit (683 M)</div>
<div style="text-align: justify;">
Prasasti ini berisi tentang perjalanan suci (Sidhayatra) Dapunta Hyang yang membawa 20.000 tentara menuju ke Minanga Tamwan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
b.<span style="white-space: pre;"> </span>Prasasti Ligor (775 M)</div>
<div style="text-align: justify;">
Prasasti ini ditemukan di wilayah Ligor, Semenanjung Malaya dengan angka tahun Saka 697 (775 M). Prasasti ini memiliki dua muka, yaitu Ligor A yang berisi tentang pujian kepada leluhur Sriwijaya dan pendirian Buddha Sakyamuni, Aralukiteswara, dan Wajrapani.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ligor B berisi tentang sebutan Cailendravamsaprabumigadata sebagai gelar bagi para raja-raja dari dinasti Syailendra, yang artinya adalah pembunuh musuh yang gagah berani. Prasasti ini juga memuat kisah penaklukan Sriwijaya di Pulau Bangka dan Tanah Genting Kra (Melayu).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
c.<span style="white-space: pre;"> </span>Prasasti Kota Kapur (686 M)</div>
<div style="text-align: justify;">
Prasasti ini berisi tentang hukuman kepada para pemberontak dan bagaimana usaha Sriwijaya dalam menaklukkan Bumi Jawa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
d.<span style="white-space: pre;"> </span>Prasasti Telaga Batu (683 M), yang berisi tentang jabatan raja.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
e.<span style="white-space: pre;"> </span>Prasasti Talang Tuo (684 M)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Prasasti ini berisi tentang pembuatan Taman Srikestra atas perintah Dapunta Hyang Sri Jayanaga (Jayanasa) untuk kemakmuran rakyat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
f.<span style="white-space: pre;"> </span>Prasasti Palas Pasemah, yang berisi tentang penguasaan daerah Lampung dan kutukan bagi orang yang berbuat jahat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
g.<span style="white-space: pre;"> </span>Prasasti Karang Berahi</div>
<div style="text-align: justify;">
Prasasti di Jambi ini tidak memiliki angka tahun, berhuruf Pallawa dan menggunakan bahasa Melayu kuno. Isinya adalah tentang kutukan bagi orang yang tidak tunduk atau setia kepada raja dan juga orang-orang yang berbuat jahat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kerajaan Sriwijaya menguasai perdagangan nasional dan internasional karena berhasil menguasai Selat Malaka yang merupakan urat nadi perdagangan di Asia Tenggara. Kondisi ini juga didukung oleh lokasinya yang strategis karena berada di jalur India-Cina.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Penguasaan Sriwijaya atas Selat Malaka juga memiliki arti yang sangat penting terhadap perkembangannya sebagai kerajaan maritim. Karena banyak kapal asing yang singgah ke wilayah ini untuk menambah perbekalan dan melakukan perdagangan. Dengan demikian maka Sriwijaya semakin berkembang dan mendapatkan keuntungan besar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam dunia perdagangan, Sriwijaya menjual berbagai macam barang produksinya seperti emas, perak, penyu, gading, kemenyan, kapur barus, lada, dan juga damar. Para pedagang asing menukar barang-barang tersebut dengan kain sutera, kain katun, dan aneka macam porselin.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berikut ini adalah faktor-faktor yang mendukung kemajuan dan perkembangan Sriwijaya:</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li>Letaknya sangat strategis karena berada di jalur perdagangan India-Cina.</li>
<li>Sriwijawa berhasil menguasai Selat Malaka, Selat Sunda, Semenanjung Malaya dan Tanah Genting Kra yang dikenal sebagai pusat perdagangan.</li>
<li>Hasil bumi Sriwijaya dan sekitarnya merupakan mata perdagangan yang sangat berharga, terutama berupa rempah-rempah dan emas.</li>
</ul>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Hal ini sangat sesuai dengan berita I-Tsing pada awal abad ke-8 yang menyebutkan bahwa di Sriwijaya terdapat 1.000 pendeta yang belajar Agama Buddha di bawah bimbingan pendeta Buddha yang sangat terkenal, yaitu Sakyakirti. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selain itu, pemuda-pemuda di Sriwijaya juga mempelajari Agama Buddha dan ilmu lainnya di India. Hal ini didukung oleh adanya Prasasti Nalanda yang menyebutkan bahwa Raja Sriwijaya, Balaputra Dewa memiliki hubungan yang sangat erat dengan Raja Dewa Pala Dewa dari India.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kerajaan Sriwijaya juga dikenal dengan kemajuan di bidang budaya yang bisa dilihat dari berbagai macam peninggalannya. Diantaranya adalah stupa, candi atau patung Buddha yang ditemukan di wilayah Jambi, Muaratakus, Gunung Tua (Padang Lawas) dan Bukit Siguntang (Palembang). Kondisi ini juga menjadi bukti bahwa kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat di kerajaan Sriwijaya sudah sangat makmur.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam berita Cina (Chau-Ya-Kua) disebutkan bahwa Kerajaan Sriwijaya mulai mengalami kemunduran pada akhir abad ke-12. Hal ini dikuatkan dengan adanya kitab sejarah dari Dinasti Sung yang menyebutkan bahwa Kerajaan Sriwijaya mengirimkan utusan terakhir pada tahun 1178.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berikut ini adalah beberap faktor penyebab kemunduran Sriwijaya:</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li>Diserang oleh Kerajaan Colamandala dari India secara berulang kali.</li>
<li>Beberapa daerah melepaskan diri dari kekuasaan Sriwijaya, diantaranya adalah Ligor, Tanah Kra, Jambi, Kelantan Pahang, dan Sunda.</li>
<li>Terdesak dengan adanya perkembangan Kerajaan Thailand yang melakukan perluasan ke arah selatan (Semenanjung Malaya).</li>
<li>Terdesak oleh pengaruh Kerajaan Singasari yang memiliki hubungan dengan Kerajaan Melayu di Jambi.</li>
<li>Perekonomian dan perdagangan di Sriwijaya yang mengalami kemunduran karena beberapa bandar pentingnya melepaskan diri dari Sriwijaya.</li>
<li>Kemungkinan tidak adanya tokoh pemimpin Kerajaan Sriwijaya yang cakap dan berwibawa.</li>
</ul>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Referensi:</div>
<div style="text-align: justify;">
Suparno, Drs. 2018. Modul Pendamping Sejarah Indonesia untuk SMK/SMA Kelas X Semester 1. Klaten Utara: Mulia Group.</div>
Unknownnoreply@blogger.com